Lewat Cap Go Meh, Tanjungpinang Kirim Pesan Damai ke Penjuru Negeri

oleh -1,628 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, TANJUNGPINANG – Memasuki hari ke-15 sekaligus menandai hari terakhir ‘pesta’ Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia kembali bersuka cita dengan menggelar perayaan Cap Go Meh, Selasa (19/2). Tak terkecuali bagi masyarakat Tanjungpinang di Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam perayaan Cap Go Meh, atraksi Barongsai menjadi salah satu pertunjukan yang ditunggu-tunggu. Antusias masyarakat Tanjungpinang bahkan sudah terlihat sejak pagi hari. Mereka seolah tak sabar ingin melihat aksi singa yang meleganda sejak masa Dinasti Ming tersebut.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani mengatakan, suka cita warga terlihat saat mereka bersorak mengelilingi Barongsai yang melompat dan berjingkrak mengikuti irama musik tambur dan simbal. Meski sebagian anak kecil menjerit ketakutan, tapi tak mengurangi keseruan perayaan Cap Go Meh Tanjungpinang.

“Hari ini semua orang bergembira, baik masyarakat Tionghoa maupun warga Melayu yang ada di Tanjungpinang. Nyaris tidak ada sekat karena dalam perayaan Cap Go Meh ini tidak hanya menampilkan budaya ‘keturunan’. Tetapi ada juga budaya Nusantara seperti Reog dan Kuda Lumping,” ujarnya.

Tema perayaan Cap Go Meh sendiri yakni ‘Mempersatukan Perbedaan dan Hidup Berdampingan Melalui Budaya’. Maka, lewat paduan budaya tersebut, Tanjungpinang ingin mengirim pesan secara universal ke seluruh Indonesia, khususnya di tahun politik ini. Bahwa perbedaan jangan menjadi sumber permusuhan.

Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menambahkan, pawai perayaan Cap Go Meh di Tanjungpinang menyertakan 14 penampil yang menempuh rute sejauh lebih kurang 2 km. Mulai dari Jalan Teuku Umar sampai Jalan Pasar Baru. Pawai juga melibatkan sanggar kebudayaan Kepri yang lebih kental dengan nuansa Melayu.

“Puncak perayaan Cap Go Meh di Tanjungpinang ditandai dengan prosesi mengantar dewa ke langit yang diringi dengan kembang api. Terkait tampilnya bermacam budaya, sengaja dilakukan untuk menunjukkan kondusifitas Tanjungpinang di tengah keberagaman etnis, budaya, dan agama,” jelasnya.

Kabid Pemasaran area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Diana Tikupasang menuturkan, ragam budaya yang ada di Kepulauan Riau menjadi kekuatan tersendiri bagi provinsi penyumbang wisman terbesar ke-3 di Indonesia ini.

“Memang benar, ragam budaya yang ada di Kepri justru menjadi kekuatan. Ini salah satu keuntungan bagi Kepri karena atraksi budaya tersebut sangat disukai wisatawan, khususnya turis mancanegara,” ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, pihaknya akan terus mendukung atraksi wisata yang ada di Tanjungpinang. Terlebih, secara geografis Tanjungpinang sangat strategis untuk menjadi pintu gerbang wisatawan di perbatasan. Semua yang dibutuhkan pun sudah tersedia. Amenitas, atraksi, dan aksesnya sudah oke.

“Event ini akan mengangkat pariwisata Kepri. Berbagai destinasi yang ada di sini akan semakin dikenal wisatawan. Baik potensi wisata alam maupun budaya. Kepri luar biasa. Rugi kalau belum pernah berwisata ke sini,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *