Libur Akhir Tahun, Kawasan Gunung Bromo Raup Rp 1,9 Miliar

oleh -1,314 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID- Nilai fantastis dibukukan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, TNBTS meraup penghasilan sebesar Rp 1.990.728.500.

Jumlah itu didapat dari kunjungan wisatawan dan kendaraan yang masuk ke kawasan Gunung Bromo. Lebih tepatnya melalui tiga pintu masuk. Yakni pintu masuk Resort Coban Trisula Kabupaten Malang, Resort Tengger Lautan Pasir (TLP) Kabupaten Probolinggo dan Resort Penanjakan Kabupaten Pasuruan.

Rinciannya, sebesar Rp 1.162.552.000 didapat dari jumlah kunjungan libur Tahun Baru 2019. Terhitung mulai tanggal 26 hingga 31 Desember 2018. Sisanya, sebesar Rp 828.176.500 didapat dari jumlah kunjungan saat libur Natal 2018. Terhitung dari tanggal 20 hingga 25 Desember 2018.

Jumlah kunjungan ini meningkat dari Tahun 2017 pada periode yang sama. Pada libur Natal dan Tahun Baru lalu, nilai pendapatan yang didapat oleh pengelola TNBTS sebesar Rp 1.593.681.500. Libur Natal sebesar Rp 619.873.500 sedangkan libur Tahun Baru sebesar Rp 973.808.000.

Nilai pendapatan itu naik sebesar 25,15 persen untuk libut Natal dan naik sebesar 16,23 persen untuk libur Tahun Baru.

“Itu pendapatan dari pengunjung yang masuk melalui tiga pintu masuk, belum termasuk yang pendakian ke Semeru dan komunitas,” kata Kepala Balai Besar TNBTS, John Kennedie, Rabu (2/1/2019).

Adapun jumlah kunjungan ke kawasan Gunung Bromo pada libur Tahun Baru 2019 sebanyak 32.423 orang. Terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 134 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 32.289 orang.

Sedangkan jumlah kendaraan yang masuk sebanyak 3.938 untuk roda empat, 9.817 untuk roda dua dan kuda sebanyak 100 ekor.

John optimistis kunjungan ke kawasan Gunung Bromo terus meningkat seiring dengan meningkatnya sarana dan prasarana wisata di kawasan tersebut.

“Sapras di Bromo makin bagus dan banyak alternatif kunjungan seputaran Bromo antara lain adanya Desa Wisata Edelweis dan Seruni Point di Cemorolawang,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Jatim), Sinarto mengakui jika TNBTS masih akan menjadi destinasi andalan Pariwisata Jatim di tahun 2019.

Hal ini untuk mendukung program nasional yang menjadikan TNBTS menjadi satu dari 10 ‘Bali Baru’ yang digagas oleh Kementerian Pariwisata.

“Kita juga akan saling berkolaborasi dengan seluruh stakeholder terutama dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari yang juga punya fokus ke Bromo Tengger Semeru,” kata Sinarto.

Ke depan Pemprov Jatim akan memberikan berbagai dukungan bagi kawasan tersebut. Misalnya dengan membantu menyelenggarakan atraksi wisata. Sehingga dapat mengundang wisatawan lebih banyak lagi.

“Kalau di sana itu basisnya kebudayaan dan pariwisata. Kita coba membantu memperkuat karakter atau identitas yang jelas sehingga bisa memperkuat identitas budaya Singosari,” lanjut Sinarto.

Atraksi tersebut lanjutnya bisa dengan model pertunjukan dan pameran atau atraksi lain sesuai karakter KEK Singosari. Sehingga nantinya bisasa menjadi disertifikasi yang lain atau melengkapi kebudayaan yang dianggap menjadi hilir kepariwisataan di Jatim.

Selain TNBTS, Sinarto menyebut ada Kawah Ijen, Kawah Wurung, Gili Labak dan destinasi wisata lain di Jatim yang juga menjadi fokus pengembangan destinasi wisata oleh Pemprov Jatim.

“Yang tidak kalah penting, adalah Banyuwangi yang sudah mengajukan untuk menjadi Geopark dan sudah dinilai, tinggal menunggu kepastian dari UNESCO,” pungkasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut angkat suara. Menurutnya, torehan yang dibukukan TNBTS merupakan cerminan daya tarik yang dimilikinya. Tentunya potensi ini harus terus dipoles dengan berbagai strategi dan sinergi dari semua pihak.

“Pertimbangan segala aspek itu hal yang sangat penting, untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. Karena itu sejak mendesain awal, kami melihat sisi kekuatannya. TNBTS sudah mempunya kekuatan yang cukup dari alam serta budayanya. Tinggal bagai mana memolesnya sehingga menjadi destinasi yang yang dapat menjaring wisatawan lebih banyak lagi,” jelas Menpar Arief Yahya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *