London Book Fair 2019 Dibungkus Country Branding Wonderful Indonesia

oleh -1,402 views
oleh

LONDON – Promosi Wonderful Indonesia patut diacungkan jempol. Lihat saja kiprahnya di Arena London Book Fair (LBF) 2019 di Olympia, Kensington, London. Perhelatan literasi internasional yang berlangsung 12-14 Maret, dibungkus country branding Wonderful Indonesia. Tema 17.000 Islands of Imagination menjadi tagline utamanya.

“LBF 2019 merupakan kesempatan bagus untuk Wonderful Indonesia berpromosi sekaligus mendukung stand delegasi Indonesia di ajang tersebut. Apalagi ini merupakan perhelatan internasional yang juga melibatkan banyak negara Eropa,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada pembukaan LBF 2019, Selasa (12/3).

Promosi ini merupakan sinergi lintas sektoral. Spirit besarnya adalah Indonesia Incorporated. Sebuah kerjasama antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Pembukaan LBF 2019 dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Dubes Republik Indonesia di London Rizal Sukma, serta Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.

Membawa branding Wonderful Indonesia, Kemenpar menghadirkan dua open great bus. Keduanya di branding destinasi Banyuwangi di Jawa Timur dan Raja Ampat Papua. Branding tersebut ditampilkan bukan saja selama pelaksanaan tetapi satu bulan penuh selama Maret 2019.

Open great bus akan berpromosi melawati beberapa lokasi populer di Inggris. Seperti Terminal London eye, Westminster Bridge, Westminster Abbey, Buckingham Palace, Marble Arch, Paddington station, Madame Tussauds, Oxford Circus, Piccadilly Circus, St. Paul’s Cathedral, hingga Tower Bridge.
“Karena Indonesia menjadi Country Partner di ajang tersebut, sudah selayaknya kita tampil maksimal. Bukan saja di dalam perhelatan LBF 2019, tetapi juga di luar perhelatan. Apalagi delegasi Indonesia tampil all out dibawah Bekraf,” terang Menpar Arief.

Total, sekitar 100 delegasi dari Indonesia diboyong Bekraf ke acara LBF 2019. Delegasi Indonesia menampilkan 450 judul buku yang mengisi gerai Indonesia.

Tampil di dua stand, kontingen Indonesia sangat memukau. Di stand utama yang terletak di Ground Floor ditampilkan 22 co-exhibitor dari para penerbit Indonesia. Sementara di First Floor, ditampilkan 13 co-exhibitor dari ranah non-buku seperti dari games, film, hingga software.

Di ajang tersebut, Bekraf tak hanya menampilkan subsektor penerbitan, namun juga subsektor lainnya. Seperti kuliner, fashion, film, seni pertunjukan, komik, eksibisi arsitektur dan desain grafis, ilustrasi, boardgames, serta digital animasi. Bahkan Bekraf juga membawa 12 penulis Indonesia untuk tampil di sejumlah acara di London.

Delegasi Indonesia bahkan telah merancang total 120 acara yang berlangsung tidak hanya di Olympia, namun juga di seluruh Kota London. Tentunya ini semakin mengangkat pamor Indonesia.

“Delegasi di LBF ini untuk market focus tidak terkait pada sektor literatur saja tetapi banyak program lain ada dari kuliner, game, film, termasuk juga pariwisata. Kami mengajak semua orang untuk menemukan 17.000 Pulau Imajinasi di Indonesia,” kata Ketua Harian Panitia Pelaksana Kegiatan Indonesia Market Focus untuk LBF 2019 Laura Bangun Prinsloo.

Bagi Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, usaha penerbitan patut didukung. Apalagi usaha penerbitan menempati urutan kelima dalam kontribusi untuk GDP, dengan torehan 6,29 persen. Posisinya berada setelah kuliner (41,69%), fashion (18,15%), Craft/ Kerajinan tangan (15,70%), dan Televisi & Radio Broadcasting (778%).

“Sebagai salah satu subsektor industri kreatif yang masuk dalam pendukungan Bekraf, support pada industri penerbitan diwujudkan melalui fasilitasi keikutsertaan Indonesia di ajang pameran buku tingkat internasional. Dengan memimpin acara Indonesia Market Focus Country di London Book Fair 2019 ini, Bekraf memperkenalkan tidak hanya kekayaan konten yang ditampilkan buku-buku Indonesia namun juga subsektor terkait lainnya seperti halnya kuliner, fashion, film, seni pertunjukan, serta pariwisata,” pungkas Triawan Munaf.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *