Luar Biasa, Angkasa Pura II Bakal Mengelola 3 Bandara Baru Lagi

oleh -761 views
oleh

JAKARTA – Jumlah bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) tahun ini kembali bertambah. Pada 2018, perseroan mengelola 16 bandara dan tahun ini menjadi 19 bandara.

Tiga bandara tambahan yang akan dikelola Angkasa Pura II adalah Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu dan Bandara Radin Inten II di Lampung.

Pengelolaan bandara-bandara itu segera diserahkan ke Angkasa Pura II oleh Kementerian Perhubungan melalui skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) aset Barang Milik Negara.

Adapun pada tahun lalu, lewat skema KSP, Kemenhub juga menyerahkan pengelolaan Bandara Tjilik Riwut ke Angkasa Pura II.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang mempercayakan AP II untuk mengelola empat bandara itu dengan skema KSP,” ujar President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Sabtu (12/10).

Pria yang akrab disapa Awal ini menambahkan, Angkasa Pura II siap meningkatkan kinerja keempat bandara tersebut. Targetnya bisa berkontribusi optimal dan maksimal dalam mendukung pariwisata serta perekonomian setempat.

“Keempat bandara itu memiliki infrastruktur di sisi darat dan udara yang cukup untuk saat ini dalam mengembangkan konektivitas transportasi udara. Namun demikian untuk meraih potensi pasar dan meningkatkan layanan, Angkasa Pura II akan melakukan berbagai pengembangan,” ujar Awal.

Direncanakan Penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan Barang Milik Negara beserta Berita Acara Serah Terima Operasi ketiga Bandara (Lampung, Bengkulu dan Belitung) ini akan dilakukan di akhir minggu ini.

Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya memiliki terminal baru yang megah dan modern serta menampilkan kearifan lokal yakni sejumlah ornamen suku Dayak di interior terminal. Selain itu, di dalam terminal juga terdapat miniatur perahu naga untuk memperkenalkan salah satu alat transportasi khas Kalimantan Tengah.

“Terminal baru dengan luas sekitar 30.000 meter persegi ini berkapasitas 2.200 orang per hari. Bandara ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 8 April 2019 lalu,” ungkapnya.

Adapun sepanjang tahun lalu jumlah penumpang di bandara ini tercatat sekitar 1 juta penumpang. Angkasa Pura II akan melakukan pengembangan hingga bisa mengantisipasi pergerapan mencapai 8 juta penumpang per tahun.

“Tjilik Riwut juga dilengkapi dengan runway berukuran 2.500 x 45 meter. Saat ini terdapat 32 pergerakan pesawat per hari,” tambah Awal.

Bandara ini juga dilengkapi apron berukuran 328 x 110 meter dengan parking stand yang mampu menampung sebanyak 4 pesawat berbadan lebar. Keberadaan Tjilik Riwut di Kalteng nantinya dapat mendukung ibu kota Indonesia yang nantinya terletak di Kalimantan Timur.

Bandara Radin Inten II, Lampung memiliki terminal penumpang pesawat baru. Bandara ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 8 Maret 2019 lalu.

Terminal baru seluas 9.650 meter persegi ini mengedepankan budaya lokal dengan menampilkan simbol Siger di beberapa area. Siger sendiri adalah simbol kebanggaan yang sangat melekat dengan masyarakat Lampung. Di samping itu, terminal ini juga dibangun dengan konsep eco airport dan eco energy.

“Terminal baru Bandara Raden Inten II berkapasitas sekitar 3 juta penumpang per tahun. Didukung runway berukuran 2.500 x 45 meter serta apron berukuran 565 x 110 meter untuk 12 parking stand pesawat,” papar Awal.

Tidak hanya itu, bandara ini juga memiliki 3 helipad berukuran 24 x 24 meter. Adapun jumlah penumpang pesawat pada tahun lalu mencapai 1,99 juta penumpang, dengan pergerakan pesawat 16.058 pergerakan.

“Bandara Lampung sangat mungkin mendukung operasional dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta karena jaraknya yang tidak begitu jauh,” ujarnya.

Bandara HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Destinasi pariwisata terdekat bandara ini adalah Tanjung Kelayang.

“Tanjung Kelayang masuk dalam program “10 Bali Baru” yang dicanangkan pemerintah,” kata Awal.

Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan bandara ini dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan pariwisata setempat dan nasional melalui perluasan konektivitas penerbangan.

Kapasitas terminal penumpang pesawat ini adalah sekitar 400.000 penumpang per tahun. Sementara pergerakan penumpang sepanjang 2018 telah mencapai 1 juta penumpang per tahun.

“Angkasa Pura II telah memiliki rencana perluasan terminal di bandara ini. Agar meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang pesawat dan juga supaya maksimal dalam mendukung pariwisata setempat,” tuturnya.

Adapun bandara ini dilengkapi dengan runway berukuran 2.400 x 45 meter. Dengan volume pergerakan pesawat pada 2018 tercatat 9.534 penumpang.

Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu saat ini pertumbuhan penerbangan dari dan ke Bengkulu cukup tinggi. Pada 2018 pergerakan penumpang pesawat di Bandara Fatmawati Soekarno tercatat mencapai 1 juta penumpang atau melebih kapasitas terminal 500.000 penumpang per tahun.

“Angkasa Pura II telah memiliki rencana pengembangan terminal penumpang pesawat di Bandara ini. Terminal ini guna mengantisipasi pergerakan 5,6 juta penumpang,” papar Awal.

Adapun saat ini Bandara Fatmawati Soekarno beroperasi dengan runway berukuran 2.500 x 45 meter. Runway inj untuk melayani maksimal pesawat Boeing 737-900 ER dan yang sejenis.

“Pengembangan bandara ini oleh Angkasa Pura II akan meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas Provinsi Bengkulu,” kata Awal.

Lokasi Bandara Fatmawati Soekarno cukup dekat dengan bandara Angkasa Pura II lainnya. Yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) dan Radin Inten II (Lampung).

Sehingga pengembangan tiga bandara itu mengusung konsep multi-airport system agar sektor perhubungan udara dapat maksimal dalam mendukung perekonomian dan pariwisata di Pulau Sumatera.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan optimismenya terhadap bandara-bandara baru yang dikelola Angkasa Pura II. Bandara ini bisa segera merasakan dampak-dampak positif yang akan hadir setelah ditandatanganinya nota kesepahaman antara Angkasa Pura II dengan Kementerian Perhubungan.

“Rekam jejak Angkasa Pura II dalam mengelola bandara sangat positif. Itu sebabnya kami optimis hal-hal positif bisa kita rasakan bersama. Dengan dikelolanya kedua bandara ini oleh Angkasa Pura II, mudah-mudahan hal ini menjadi penarik minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata di tanah air,” ujar Menpar Arief Yahya.

Coorporate action yang dilakukan Angkasa Pura II ini mendapat apresiasi Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, pariwisata sangat bisa diandalkan untuk meningkatkan jumlah penumpang untuk bandara-bandara tersebut.

“Destinasi wisata yang bisa diandalkan Angkasa Pura II di bandara-bandara baru tersebut sangat banyak. Itu yang bisa memberikan jaminan kursi-kursi penerbangan di bandara itu akan terisi,” kata mantan Dirut PT Telkom ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *