Luar Biasa, Banyuwangi Raih Platinum di Indonesia’s Attractiveness Index 2019

oleh -753 views
oleh

JAKARTA – Sukses menghampiri pariwisata Banyuwangi. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Java, Raih Platinum di Indonesia’s Attractiveness Index 2019. Ajang ini diselenggarakan Selasa (23/7) malam.

Indonesia Attractiveness Index (IAI) 2019. dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tempo Media Group dan Frontier Consulting Group. Dan digelar di Pullman Hotel Jakarta.

Pemberian award ini diberikan dalam 4 kategori sektor. Yaitu Infrastruktur, Investasi, Pariwisata, dan Pelayanan Publik. Award ini juga diberikan dalam berbagai kategori.

Di antaranya Provinsi, Kabupaten dan Kotamadya dengan indikator daerah dengan skala ekonomi berdasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kategori kecil, sedang, dan besar.

Daerah dengan Index tertinggi sebagai juara 1 akan menerima award Platinum. Dan daerah dengan Index terbaik kedua akan menerima award Gold..

Salah satu daerah yang meraih prestasi award Platinum adalah Banyuwangi. Yaitu menjadi yang terbaik dalam sektor infrastruktur dan pariwisata.

Menpar Arief Yahya mengatakan, di Banyuwangi kedua tersebut berjalan dengan baik dan berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan daerah. Sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan daerah, juga sekaligus bisa menaikkan tingkat konsumsi masyarakat di daerah.

“Pengukuran IAI 2019 menggunakan empat dimensi yaitu investasi, insfrastruktur, pariwisata dan pelayanan publik. Seluruh dimensi penilaian dilakukan berdasarkan data sekunder dan data primer. Kecuali pelayanan publik yang dinilai berdasarkan data primer,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menurut Menpar Arief Yahya, keputusan Banyuwangi menjadikan pariwisata sebagai leading sector dinilai sudah sangat tepat. Sebab, Banyuwangi memiliki potensi alam yang sangat luar biasa. Begitu juga dengan potensi budayanya.

“Saat ini Banyuwangi sudah pada track (jalur) yang benar menempatkan pariwisata sebagai leading sector (sektor terdepan) dalam pembangunan daerahnya,” ujar Menpar Arief Yahya.

Apalagi, pariwisata adalah masa depan bangsa. Pariwisata sedang berproses menjadi peringkat pertama penyumbang devisa terbesar buat daerah.

“Saya tidak khawatir dengan atraksi Banyuwangi. Karena, budaya dan alam Banyuwangi memiliki modal besar untuk menjadi yang terbaik di dunia. Banyuwangi sudah ditetapkan sebagai Kota Festival Terbaik di Indonesia. Karena, memiliki jumlah festival yang sangat banyak. Banyuwangi juga memiliki Ijen dengan Blue Fire-nya. Destinasi yang tidak dimiliki daerah lain,” ujar Menpar Arief Yahya.

Untuk infrastruktur, Banyuwangi hingga saat ini terus menggenjot. Untuk akses udara misalnya, pembangunan Bandara Banyuwangi masih terus dilakukan. Pelebaran Apron sudah jadi sebelum IMF-World Bank Meeting. Dari sebelumnya 3 parking stand narrow body, sekarang Bandara Banyuwangi punya 9 narrow body.

Tidak hanya itu, pelebaran runway juga turut dilakukan. Lebar runway yang sebelumnya 30 meter, kian diperluas menjadi 45 meter, progress 70%, target selesai Juli 2019. Perpanjangan runway juga dilakukan. Dari 2.250 meter menjadi 2.500 meter, target selesai Desember 2019.

“Dari dulu salah satu kelemahan Banyuwangi adalah akses. Untuk akses darat, jalan tol direncanakan akan beroperasi pada tahun 2021. Untuk Bandara Banyuwangi, sudah memiliki status bandara international. Namun, secara fisik masih harus ditingkatkan kualitasnya,” papar pria yang juga kelahiran Banyuwangi ini.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, bahwa data sekunder untuk dimensi investasi, insfrastruktur dan pariwisata berasal dari berbagai instansi. Seperti BKPM, BPS, Bank Indonesia dan kementerian.

Sedangkan untuk data primer dilakukan dengan cara mystery calling terhadap 12 institusi di masing-masing kota/kabupaten.

“Dari data yang berhasil dihimpun oleh tim penilai, Banyuwangi dinyatakan lolos verifikasi dan akhirnya meraih penghargaan Indonesia Attractiveness Index Award 2019,” ujar Bupati Anas.

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memberikan kontribusi yang besar bagi Banyuwangi. Banyuwangi mampu menarik turis dari dalam negeri maupun mancanegara telah memberikan pemasukan yang besar. Sehingga meningkatkan pajak daerah dan menggairahkan ekonomi setempat baik sektor perdagangan, transportasi, akomodasi, dan lainnya.

Berkat pembangunan pariwisata, Banyuwangi berhasil menekan angka kemiskinan yang sebelumnya di atas 15 persen, kini tinggal 7 persen. Selain itu, peningkatan pendapatan daerah juga melonjak 134 persen.

“Produk domestik bruto juga mengalami kenaikan dari Rp 32 triliun, menjadi Rp 78 triliun. Kemudian pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi naik dari Rp 20,8 juta menjadi Rp 48,7 juta,” imbuh Bupati Anas.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *