Mau Menikmati Bunga Sakura, Ke Pulau Sumba Saja

oleh -1,305 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SUMBA TIMUR – Siapa yang tidak kenal Bunga Sakura. Bunga asal Jepang ini sangat legendaris. Tapi, tidak perlu jauh-jauh ke Jepang untuk menikmatinya. Cukup datang ke Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Sumba sedang getol mempercantik diri. Treatmentnya melalui penanaman ratusan anakan Bunga Sakura. Bunga cantik khas Jepang ditaman di beberapa spot. Dijamin Sumba akan semakin eksotis dengan kehadiran Bunga Sakura ini. Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengatakan, destinasi wisata Bunga Sakura sedang dikembangkan.

“Pulau Sumba akan semakin cantik dengan kehadiran Bunga Sakura. Sumba juga sedang mengembangkan Bunga Sakura sebagai daya tarik lain. Jumlah yang ditanam sangat banyak. Yang pasti ratusan,” kata Gidion, kemarin.

Bunga Sakura adalah bunga nasional Negeri Matahari Terbit. Sakura mekar di musim semi. Sekitar akhir Maret hingga Juni. Memiliki beragam varian, Sakura Someiyoshino lebih dahulu memekarkan bunga sebelum daunnya. Selain dinikmati keindahannya, Bunga Sakura juga bisa dikonsumsi. Dibuat kue mochi, es krim, dan teh. Ranting dan kuncupnya bisa dibuat pewarna alami.

“Ada banyak manfaat yang dimiliki Bunga Sakura. Dengan beragam potensi dari Bunga Sakura itu, kami memilih mengembangkannya di sini. Kami sudah pilih beberapa lokasinya,” tutur Gidion.

Sumba sudah memilih beberapa spot strategis untuk menikmati keindahan Bunga Sakura ini. Untuk area Kota Waingapu ada beberapa spot, yaitu depan Kantor Bupati, Lapangan Pemuda, hingga Taman Kota. Berikutnya, Bunga Sakura akan dikembangkan di savana yang banyak ditemui di wilayah Sumba. Gidion menambahkan, Bunga Sakura mampu beradaptasi dengan iklim daerah kering.

“Pada tahap awal, spot Bunga Sakura dimulai dari pusat Kota Waingapu. Ada beberapa spot yang sudah ditanami Bunga Sakura. Nantinya, Bunga Sakura akan dikembangkan di savana-savana. Jadi, savana di Pulau Sumba akan semakin indah dan berwarna dengan kehadiran Sakura. Apalagi, bunga ini bisa tumbuh di wilayah kering,” lanjut Gidion lagi.

Demi mempopulerkan Bunga Sakura, zonasi penanamannya pun diperluas. Bunga Sakura juga akan ditanam di wilayah pedesaan. Prioritasnya adalah lahan desa berupa savana. Gidion menuturkan, Bunga Sakura akan menjadi branding baru pariwisata Sumba. Arus kunjungan wisatawan akan makin optimal. Apalagi, Bunga Sakura ini akan berbunga sekitar Setember. Lama berbunganya sekitar 2 bulan.

“Sumba akan memiliki identitas baru bila Sakura ini mulai berbunga. Wisatawan tidak perlu ke Jepang, tapi cukup datang ke Sumba. Kami yakin, sensasinya akan lebih kuat karena Sumba memiliki banyak atraksi. Alam dan budayanya sama bagusnya. Menikmati Bunga Sakura bersama nuansa khas Sumba pasti akan lebih berkesan,” ujarnya lagi.

Sumba memang memiliki banyak atraksi eksotis. Selain pantai dan savana, Sumba memiliki potensi dari keunikan megalitik, Kuda Sandelwood, dan kain tenun. Potensi ini lalu dikemas menjadi event, seperti Festival Tenun Ikat dan Parade 1001 Kuda Sandelwood. Budayanya semakin dikuatkan tradisi Pasola, Belis, Kubur Batu, Katopo, dan Kede.

Lalu bagaimana profil alamnya? Jawabnya luar biasa eksotis. Ada Pantai Mbawana, Pantai Mandorak, Pantai Tarimbang, dan Pantai Walakiri. Potensi lainnya adalah Danau Weekuri, Bukit Wairinding, hingga Bukit Tanarara-Matawai Lapau.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menerangkan, kreativitas Sumba memunculkan ikon baru layak diapresiasi.

“Kreativitas Sumba memunculkan experience baru harus diapresiasi. Wisatawan pasti akan mendapat banyak hal terbaik selama di Sumba. Alam dan budayanya itu luar biasa. Belum lagi, ada Bunga Sakura pula. Sumba memiliki komitmen tinggi membangun paiwisatanya. Kami yakin, kunjungan wisatawan akan semakin tinggi. Sebab, destinasi wisata Sumba semakin berkualitas,” terang Menpar.

Memberikan bukti kualitas, Pulau Sumba banyak menerima penghargaan. Majalah Focus dari Jerman teah memasukan Sumba sebagai 1 dari 33 Pulau terindah di dunia 2018. Ditampilkan dalam edisi Sabtu (17/2) dan halaman 116, Focus memberi label positif dalam artikelnya. Judulnya, ‘Sumba Kein Tanz, aber ein Traum’. Artinya ‘Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi’.

Selain itu, Sumba juga masuk favorit Google Indonesia. Bersama Malang dan Labuan Bajo, Sumba paling banyak dicari publik melalui Google Search, Selasa (9/10). Sepanjang periode Januari 2017 hingga Juli 2018, ketiga destinasi ini paling banyak banyak dicari informasinya. Status ini pun menjadi indikator kecepatan pertumbuhan pariwisata di Sumba.

“Sumba memang selalu menjadi favorit. Hal ini tentu menjadi indkator positif. Pariwisata di sana akan terus tumbuh berkembang. Dan, selalu memberikan kesan baru seperti Bunga Sakura bisa menjadi opsi terbaik. Sebab selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitas Sumba sangat bagus. Kami yakin, kreativitas ini semakin menyejahterakan seiring bertambahnya kunjungan wisatawan,” tutup Menpar. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *