Menpar Ingatkan Pentingnya Milenial ke ARKI

oleh -1,144 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, CILEGON – Menteri Pariwisata Arief Yahya, kembali mengingatkan pentingnya merebut pasar milenial. Kali ini, ucapannya tentang milenial disampaikan ke Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI). Lebih tepatnya dalam Seminar dan Workshop di Hotel Royale Krakatau, Cilegon, Banten, Selasa (12/2).

Kegiatan di Cilegon ini, menjadi penutup rangkaian kegiatan satu hari Menteri Pariwisata di kawasan pesisir Banten. Sebelumnya, Menpar bertemu anggota Famtrip di Sanghyang Spa and Resort Anyer, Pelatihan Balawista di Pasir Putih Carita, Jambore Pokdarwis dan HPI di Mutiara Carita Cottage, dan Festival Kuliner di Coconut Island Cottage Carita.

Dijelaskan Menpar, ARKI yang bersentuhan dengan wisata buatan (man made) memiliki kelemahan. Menurutnya, kontribusi man made buat pariwisata sangat kecil.

“Kalau boleh saya jelaskan, kontribusi manmade untuk wisman itu kecil. Hitung-hitungannya, wisatawan yang datang karena culture mencapai 60%, untuk nature 35 %, sedangkan manmade hanya 5%. Sedangkan lima persen itu pun masih diperebutkan lagi. Kalau saya persentase, sumbangan wisman melalui manmade ARKI kurang dari 1 persen. Mungkin sekitar 200 ribu wisman. Ini yang harus dipikirkan,” paparnya.

Namun, Menpar tidak sepenuhnya menyalahkan ARKI. Sebab tren wisatawan mulai berubah ke arah milenial. Menurut Arief, Kemenpar pun belum memiliki event milenial sendiri. Sifatnya hanya memberikan dukungan.

“Tapi hal ini mulai kita pikirkan. Kita data berapa persen kegiatan dari 100 Calendar of Event yang bersentuhan dengan milenial. Kenapa harus kita data? Karena milenial itu selalu membuat event untuk dirinya sendiri. Saya menyebut mereka Big and Loud. Besar dan bersuara keras. Tapi kita harus mengetahui karakter para milenial,” katanya

Menpar menjelaskan jika milenial memiliki kebutuhan khusus yang harus diakomodir. Punya esteem need.

“Apakah itu esteem need? Esteem need adalah kebutuhan untuk diakui. Karena milenial selalu mengambil foto dimana pun mereka berada. Karena, mereka ingin diakui. Mereka suka experience, experience yang baru. Dan yang paling penti, milenial itu sangat digital,” paparnya.

Diakhir sambutannya, Menpar menyarankan ARKI membuat taman rekreasi keluarga yang didesain sesuai kebutuhan milenial. Karena, inbound wisatawan milenial ke Indonesia sampai 50%.

“Inboundnya sangat tinggi. Makanya aneh kalau kita tidak memanfaatkannya. Saya mencontohkan Asian Games. Saya melihat langsung gladiresik Asian Games 2018. Saat itu, Wishutama melihat panggung pembukaan dengan mata kamera. Dan itulah katakter milenial. Tak heran banyak yang menyukai. Ingat, kalau kita tampilkan sesuatu untuk milenial, tapi milenial tidak suka. Kita pasti ditinggal,” tutur Menpar mengakhiri pembicaraan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *