Menpar Teringat GMT Saat Launching Calendar Of Event 2018 Sulteng

oleh -2,172 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID – Kehebohan kembali terjadi di Balairung Soesilo Sudarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (17/7). Kali ini Balairung diwarnai karnaval pesona taman laut Kabupaten Banggai. Atraksi ini menjadi bagian dari launching Calender of Event 2018 Sulawesi Tengah.

Usai karnaval, giliran layar lebar yang menjadi sajian di Gedung Kantor Kementerian Pariwisata. Layar menampilkan Video Wonderful Indonesia yang berhasil meraih Grand Prix Award di Bulgaria tahun 2017 lalu.

Tidak hanya itu, tarian tradisional dan musik Tekuteku, membuat gedung berkapasitas 1.000 orang itu bergema. Sontak para penunjang yang memadati tepuk tangan dan mengabadikan, via ponsel mereka.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi culture yang ada di Sulawesi Tengah. Terlebih tarian Tekuteku yang mengingatkan dirinya dengan Gerhana Matari Total (GMT) di 11 kota. Salah satunya ada di Palu, Sulawesi Tengah.

“Tarian Tekuteku ini mengingatkan saya pada tanggal 9 maret 2016. Ada fenomena besar yaitu GMT. Ada 11 Kota yang dilewati salah satunya Palu. Kala itu Palu menjadi yang terbaik penyelenggaraan GMT. Tidak hanya itu, Indonesia juga mendapat sebagai inovasi marketing terbaik di dunia dari PATA terkait GMT,” ujar Menpar Arief Yahya saat me-launching Calender of Event Sulawesi Tengah 2018 dan Tour de Central Celebes (TdCC) di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta.

Menpar Arief yang hadir menggunakan topi khas Sulteng, menyebut jika Sulteng memiliki 32 event. Namun menurutnya, Jumlah itu kurang ideal. Menpar Arief Yahya menyebut satu provinsi minimal 52 event. Sehingga minamal satu minggu ada event.

“Ada 24 event lokal, 8 regional yang diakui Kemenpar. dan 2 masuk dalam Top 100 CoE Wonderful Indonesia yaitu Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) ke-3 dan Festival Pesona Lipuku ke-2. Event ini akan dijadikan model bagi event-event yang ada di Sulteng lainnya,” ujarnya.

Menteri asal Banyuwangi itu juga berpesan, setiap event harus dikemas secara menarik. Berstandar nasional, baik koreografi, fashion, hingga musik

“Pesan ini disampaikan juga Pak Presiden Joko Widodo di Teluk Tomini. Yaitu, koreografi harus tingkat nasional. Fashionnya harus nasional. Musiknya juga harus tingkat nasional,” ujarnya.

Diterangkannya jika Sulteng ingin menjadi destinasi dunia, Critical Success Factor-nya adalah Aksesibilitas. Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu harus dijadikan Bandara International. Bandara Palu itu sangat mungkin, lantaran sudah memiliki panjang 2.510m x 45m, PCN 45.

“Bisa jadi bandara internasional, asal PCN di atas 55. Tinggal ditambahkan 10 lagi. 2/3 wisman yang datang ke Indonesia itu direct flight. Dengan adanya bandara Internasional, akan memudahkan akses ke berbagai destinasi. Salah satunya Taman Nasional Togean. Taman ini dinilai oleh Kemenpar sebagai destinasi under water terbaik di Indonesia, mengalahkan Raja Ampat dan Labuan Bajo. Untuk menjadi destinasi kelas dunia, Atraksinya harus kelas dunia, akomodasi kelas dunia dan Aksesnya juga kelas dunia,” pungkas Menpar.

Dikesempatan yang sama, Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, konektivitas juga menjadi perhatian dalam Rakor Pariwisata Regional Sulawesi. Dan telah disepakati oleh 6 provinsi, jika Sulawesi nantinya dibuat menyambung dan saling terkoneksi.

Ditambahkannya, Provinsi se-Sulawesi sepakat mengembangkan sistem transportasi darat. Caranya melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi serta pelabuhan. Termasuk, sarana dan sistem transportasi yang menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi.

“Unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) menjadi fokus utama dalam meningkatkan pariwisata Sulteng. Yahun 2018 ini, Sulteng menargetkan 3,825 juta kunjungan wisatawan,” kata Longki Djanggola.

Menurutnya, tahun 2017 jumlah kunjungan wisman ke Sulteng sebanyak 57.461 wisman, sedangkan wisnus sebanyak 3.019.448 wisnus.

8 Event unggulan Sulteng tahun:
1. Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018. Penyelenggaraan festival budaya tahun ke-3 ini akan berlangsung di Teluk Palu pada 28 September hingga 3 Oktober mendatang. Festival yang menyajikan keunikan ritual adat Kota Palu ini diproyeksikan akan menarik 100 ribu pengunjung.

2. Festival Pesona Lipuku 2018. Penyelenggaraan festival budaya yang memasuki tahun ke-2 ini akan berlangsung di Ampana, Kabupaten Tojo Una Una pada 2-6 November 2018. Festival ini dimeriahkan dengan fun bike, bela diri tradisional, foto keindahan laut Togean, road race, tari-tarian tradisional, lomba perahu, dan lomba kuliner masakan lokal dengan bahan utama berupa ikan segar, kepiting, udang dan tiram. Festival dalam rangka mengangkat tradisi Budaya Touna ini mentargetkan kunjungan 3.000 wisatawan.

3. Togean Internasional Oceanic. Event ini akan berlangsung di Pulau Togean pada 7-11 Agustus 2018.

4. Tour de Central Celebes ke-2. Lomba balap sepeda internasional ini akan mengambil start dari kabupaten Banggai pada 14 Oktober dan finish di Palu pada 18 Oktober 2018.

5. Festival Teluk Tomini ke-6 akan berlangsung di Parigi, Kabupaten Parigi Maoutong pada 14-16 Oktober 2018.

6. Festival Danau Tektonik Poso ke-22 akan berlangsung di Tentena, Kabupaten Poso pada 15-19 Oktober 2018.

7. Festival Teluk Tomori ke-5 di Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara pada 19-23 Oktober 2018.

8. Festival Pulau Dua ke-2 akan berlangsung di Luwuk, Kabupaten Bangga pada 27-28 Oktober 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *