SUARAJATIM.CO.ID– Pasar Rimba semakin ramai pengunjung. Destinasi digital garapan GenPI Belitung ini menjadi alternatif wisata bagi warga sekitar. Lokasinya cukup mudah dijangkau. Di Jalan Manggar KM.25, Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
Awalnya, Pasar Rimba adalah hutan yang sepi. Dengan kreativitas para pemuda, sekarang tempat ini menjadi magnet bagi mereka yang ingin merasakan susana khas pasar digital. Pertengahan Desember ini, ada sekitar 1.115 pengunjung memenuhi lokasi. Bahkan tampak wisatawan asal India yang berkunjung ke sana.
Juragan Pasar Rimba, Chandra, mengatakan pasar ini adalah destinasi yang ramah lingkungan. Di mana semua area pasar dilarang merokok. Semua jajanan kulinernya pun menggunakan bahan tanpa pengawet dan pewarna kimia.
“Seluruh makanan di pasar ini berbahan dasar jamur, ubi, gandum dan kacang-kacangan. Pempek misalnya, terbuat dari kentang. Sate yang terbuat dari gandum, bakso berbahan baku jamur, dan masih banyak yang lain,” ujarnya, Selasa (18/12).
Di sini juga ada stand khusus yang menyediakan sayuran dan buah-buahan organik. Semua fresh, dipanen langsung dari kawasan Pasar Rimba. Tak sekadar menikmati kuliner, pengunjung pasar pun dimanjakan dengan live music.
“Ada pula beberapa spot foto selfie seperti di kawasan payung- payung warna-warni, tulisan wonderful Indonesia, dan spot foto alam lain,” bebernya.
Agar pengunjung semakin betah berlama-lama, dia pula beberapa wahana. Ada penyewaan sepeda seharga Rp10 ribu per jam pertama, dan Rp5 ribu di jam berikutnya. Wahana lain adalah arena panjat tali yang diikat dari pohon ke pohon. Sementara untuk anak-anak, ada permainan jungkat-jungkit dan ayunan.
Staff Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar Don Kardono berharap, pasar yang buka setiap hari Minggu pagi hingga jelang petang ini bisa menjadi salah satu tujuan utama wisata Belitung.
“Pengelola tidak boleh puas sampai di sini. Harus terus mengembangkan inovasi, sehingga pengunjung tak pernah merasa bosan. Misalnya memberikan sajian baru, baik kuliner maupun atraksi kepada pengunjung,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Genpi sebagai pengelola destinasi digital harus bisa memberikan dampak positif. Meski tidak memiliki area wisatanya, namun GenPI bisa melakukan dengan cara sharing economy.
”Hadirnya destinasi digital yang dilakukan GenPI selama ini membuat pendapatan masyarakat sekitar meningkat. Itu bagus. Tapi ciri yang digital itu nilai tertinggi bukan dari operational return. Melainkan dari non operational return,” jelasnya. (*)