Ngadu Bako, Gagasan Kreatif dalam Dialog Budaya Pariwisata

oleh -1,248 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SUBANG – Acara dialog budaya pariwisata atau istilah nyentriknya Ngadu Bako sukses digelar di Sanggar Sekar Panggugah Tanjung Siang, Subang, Jawa Barat, Minggu (17/2). Acara yang digagas komunitas budaya Paseban Budaya Subang ini tujuannya untuk memajukan Subang dan mensejahterakan masyarakat melalui sektor pariwisata dan budaya.

Mengangkat tema Pemanfaatan Budaya Untuk Atraksi Pariwisata, menampilkan beberapa narasumber. Diantaranya Wawan Gunawan, Bah Nanu Munajar, Enjang, Hendra dan moderator Kang Asep Kusmana.

Acara dimulai dengan pertunjukan kesenian ketuk tilu, kliningan, dan bajidoran dari Sanggar Seni Sekar Panggugah Tanjungsiang Subang asuhan Pepen Kidal. Dilanjutkan makan nasi liwet bersama.

Dialog budaya terasa santai penuh canda tawa namun tetap menghasilkan gagasan-gagasan kreatif. Para narasumber menyampaikan berbagai gagasan kreatif terkait pemetaan kembali budaya untuk atraksi pariwisata. Budaya dipetakan dalam ranah pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan dalam meningkatkan pariwisata Subang Jawara menuju pariwisata Jabar Juara.

Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan menyambut baik gagasan kreatif dialog budaya dan pariwisata dalam tajuk Ngadu Bako. Karena dapat meleburkan jarak antar peserta dialog budaya dan pariwisata, sehingga berjalan lebih terbuka dan mencerahkan.

Menurutnya, Subang memiliki potensi pariwisata yang belum terpetakan secara optimal. Padahal daya dukung untuk pemajuan pariwisata sudah tersedia.

“Misalnya saja, dari sisi aksesibilitas hadirnya pelabuhan internasional Patimban, bandara Kertajati dan tol Cipali adalah keniscayaan, belum lagi dari sisi Amenitas dan atraksi wisatanya, maka tinggalah komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah sekaligus sinergisitas para akademisi, komunitas, pengusaha dan media,” jelas Wawan.

Sementara itu Mas Nanu Munajat, perwakilan seniman Subang, menyoroti rencana pembangunan pusat budaya Subang dan Subang creative center. Dia berharap bahwa setiap aktivitas dalam pemajuan budaya pariwisata harus juga mempertimbangkan berbagai aspek terutama pentingnya melibatkan masyarakat. Sehingga ketika sebuah destinasi dibuat berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.

“Sudah saatnya Kabupaten Subang memiliki semacam direktori budaya. Sehingga setiap aktivitas seniman dan kebudayaan terdokumentasikan dengan baik dan menjadi wahana edukasi bagi generasi yang akan datang,” kata Mas Nanu.

Sedangkan Abah Dasep perwakilan tokoh masyarakat, menekankan pentingnya kembali ke akar, merawat jati diri dan nilai-nilai kearifan lokal. Hal itu sebagai modal dasar untuk pemajuan Pariwisata Budaya Subang.

‘Seniman harus memiliki kemandirian sehingga tidak terlalu bergantung pada pemerintah dan fokus berkarya,” ujarnya.

Ngadu Bako ditutup oleh pemaparan dari perwakilan Pemerintah Kabupaten Subang yang menyampaikan komitmen kuat Bupati Subang, H. Ruhimat untuk menjadikan semangat gotong royong dan kebersamaan sebagai nafas pembangunan menuju Subang JAWARA (Jaya, Sejahtera, Istimewa). Termasuk di dalamnya pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Subang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi kegiatan ini.

“Budaya harus dilestarikan. Karena, budaya semakin dilestarikan semakin menghasilkan. Dan ini akan bagus impactnya buat masyarakat,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *