Nuansa Jawa Tradisional Hadir di Bakdan Ning Sala 2018

oleh -2,471 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SOLO – Kota Solo akan menyajikan nuansa Jawa tradisional saat libur Lebaran. Programnya adalah Bakdan Ning Sala 2018. Acara ini digulirkan 18-20 Juni. Wisatawan akan diajak berpetualang melalui opera turunan cerita Ramayana.

Tahun ini, pelaksanaan Bakdan Ning Sala 2018 memasuki tahun ke empat. Event ini digelar di Benteng Vestenburg, Surakarta. Di sini, wisatawan bisa menikmati dua event sekaligus. Ada Opera Ramayana hingga bazar kuliner dan merchandise.

“Kota Solo memiliki banyak alternatif untuk menikmati libur Lebaran. Bakdan Ning Sala adalah event terbaik. Ada hiburan berupa opera sekaligus bazar dengan produk terbaik. Dengan konsep opera ini, wisatawan nantinya akan disuguhi cerita terbaik,“ ungkap Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana, Minggu (10/6).

Mengadopsi pakem Ramayana, cerita turunan berjudul ‘Gua Kiskenda’ dirilis. Wisatawan bisa menikmati opera ini mulai pukul 19.30 WIB setiap harinya. Opera Ramayana-Gua Kiskenda akan melibatkan 100 seniman. Opera ini juga akan menyajikan gerak tari dengan konsep kekinian. Dialog dan tembang juga diimprove, meski tetap mengacu tradisi.

“Opera Gua Kiskenda ini sangat tepat untuk menemani malam liburan di Kota Solo. Setelah siangnya berkeliling di destinasi terbaik Kota Solo dan mencoba beragam kuliner, malam harinya bisa beristirahat sambil menyimak opera Gua Kiskenda ini. Opera ini akan dikemas secara spektakuler,” terang Pitana.

Opera Ramayana-Gua Kiskenda menggunakan setting panggung terbaik. Panggung raksasa unik akan dibangun untuk mengakomodir cerita klasik opera Gua Kiskenda. Menghidupkan nuansa gua, ornamen batu beserta dindingnya pun akan ditonjolkan. Ada juga nuansa hijau tumbuhan yang mengisyaratkan lebatnya belantara.

Mendukung cerita dan membangun image, kostum pemain opera disajikan unik. Dibuat sangat natural dengan menyesuaikan karakter dan tokoh yang diangkat. Menyempurnakan kemasan show, tata cahaya dan sound effect terbaik pun dilibatkan.

Pitana menambahkan, piranti pendukung cerita disiapkan sangat detail demi menampilkan performa megah.

“Experience wisatawan makin lengkap dengan tata panggung spektakuler. Tampilan opera Ramayana-Gua Kiskenda ini dijamin sangat megah. Panggung, kostum, lighting, dan audio dibuat terbaik. Sangat menyatu dengan alur cerita dan olah gerak tarian yang ditampilkan. Tempat duduk penonton juga sudah diatur sedemikian rupa sehingga sangat nyaman,” lanjut Pitana lagi.

Selain opera Ramayana-Gua Kiskenda, program Bakdan Ning Solo 2018 juga menggelar Bazar Kuliner dan Merchandise. Dengan venue di Benteng Vastenburg, Bazzar Kuliner dan Merchandise ini digelar lebih awal mulai pukul 17.00 WIB setiap harinya.

Menurut Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni, ada banyak pernak-pernik yang disajikan dengan kualitas terbaik, plus sajian kuliner khas Solo dengan cita rasa nomor satu.

“Saat berada di venue Bakdan Ning Sala, wisatawan tidak perlu khawatir. Semua tersaji lengkap, baik beragam prodak maupun kulinernya. Setelah menikmati wisata belanja beserta kulinernya di bazar, para wisatawan bisa langsung melihat opera Gua Kiskenda. Wisatawan dijamin puas, apalagi view dari Benteng Vastenburg ini bagus,” ujar Sumarni.

Benteng Vastenburg ini sangat instagramable. Lokasinya di Jalan Jenderal Sudirman, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Benteng ini dibangun 1745 di era kolonialisme Belanda. Pembangunannya atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Nuansa klasik benteng ini menjadi surga bagi pecinta fotografi. Wisatawan juga bisa berfoto bersama atau selfie dengan spot terbaik diberbagai sisi benteng.

“Benteng Vastenburg ini besar dengan luasan 40 ribu meter. Bangunannya unik dengan arsitektur khas Eropa. Venue ini sangat instagramable dengan banyak spot foto yang klasik. Suasana ini tentu menjadi daya tarik lain dari progra Bakdan Ning Sala,” jelas Sumarni.

Digulirkan sejak 2015, program Bakdan Ning Sala jadi magnet terbaik penarik wisatawan. Total event ini sudah dikunjungi 30.560 wisatawan. Grafiknya naik dari tahun ke tahun. Pada 2017, event ini dilihat 11.339 orang dengan rincian 937 wisman lalu 10.402 wisnus.

Setahun sebelumnya. Bakdan Ning Sala ini dikunjungi 10.196 wisatawan. Ada 707 wisman, lalu 9.489 wisnus yang menikmati sensasi event ini.

Debut positif juga dibukukan pada 2015. Program Bakdan Ning Sala mampu menarik kunjungan 9.025 wisatawan dengan jumlah wisman 870 orang dan 8.155 wisnus.

Kepala Bidang Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan mengatakan, program Bakdan Ning Sala berkembang sebagai industri. Namun, event ini juga menjadi ruang bagi seniman Solo menuangkan karya terbaiknya.

“Bakdan Ning Solo ini luar biasa. Dengan keunikan konsep yang ditawarkan mampu menarik jumlah wisatawan yang besar. Event ini mampu memberikan impact ekonomi positif bagi Solo secara umum. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Tidak kalah penting lagi, event ini menjadi ruang bagi seniman Solo berekspresi. Tradisi seni budaya dan kebutuhan ekonomi bisa disandingkan baik,” terang Wawan.

Dengan beragam prestasi dan konsep inovasi setiap tahunnya, program Bakdan Ning Sala diapresiasi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ada banyak aspek positif yang muncul dari program ini.

“Bakdan Ning Solo ini sangat positif. Konsepnya berkembang sehingga jumlah kunjungan wisatawan naik. Kami optimstis grafik naik juga dihasilkan tahun ini. Event ini jadi destinasi libur Lebaran terbaik,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *