Optimalkan Crossborder Kalimantan, Indonesia Sambangi Malaysia

oleh -1,542 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Langkah strategis dilakukan Kementerian Pariwisata. Kolaborasi dilakukan bersama Malaysia di awal 2019. Khususnya kolaborasi sekitar crossborder di area Kalimantan. Harapannya, crossborder bisa dioptimalkan sebagai gerbang bagi wisatawan mancanegara.

Hal ini terungkap dalam Rakor Festival Wonderful Indonesia, Kamis (31/1), di Imperial Hotel, Kuching, Serawak, Malaysia. Pertemuan penting tersebut mempertemukan 2 negara serumpun, Indonesia dan Malaysia. Agendanya koordinasi program ‘Kalimantan Crossborder Festival 2019’. Event ini akan dirilis 23 Februari 2019.

“Rakor jadi upaya untuk mengintensifkan kerjasama pariwisata di antara Indonesia dan Malaysia. Apalagi, ada banyak program yang digulirkan Kemenpar di perbatasan Kalimantan-Serawak. Agenda ini diikuti oleh semua stakeholder pariwisata dari Serawak, Malaysia,” ungkap Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Kamis (31/1).

Rakor diikuti oeh berbagai pemangku kepentingan dari Negeri Jiran. Seperti Kementerian Pelancongan Serawak, Serawak Tourism Board, Polis Tebedu, Imigresen Tebedu, dan JPJ Tebedu. Hadir juga Kementerian Luar Negeri Serawak, dan Jabatan Keselamatan Negeri Serawak. Dari wilayah Biawak juga hadir Polis, Imigresen, dan JPJ.

Rakor Festival Wonderful Indonesia juga melibatkan beberapa stakeholder Kunching. Mereka adalah, Pengarah Imigresen, Ketua Jabatan Polis, hingga 10 Travel Agent Kuching. Bergabung juga 10 media asal Serawak lengkap beserta Organisasi Serawak. Untuk Indonesia, hadir Konjen RI di Kuching, Serawak, Malaysia. Beberapa stakeholder pariwisata di Kalimantan Barat (Kalbar) juga dilibatkan.

Stakeholder pariwisata yang hadir diantaranya, Bupati Sambas, Sanggau, dan Kapuas Hulu. Ada juga Dinas Perhubungan dari 3 kabupaten tersebut, selain Kepala PLBN Entikong, Aruk, juga Nanga Badau. Ada juga Kepala Kantor Bea dan Cukai dari 3 wilayah itu selain perwakilan Imigrasi, dan Camat.

Adella menambahkan, semua pihak siap mengakomodir agenda crossborder tahun ini.

“Kami tentu sangat berterima atas bantuan semua pihak. Pak Konjen RI di Kuching sangat membantu. Pihak Kementerian Pelancongan Serawak juga terbuka. Mereka akan membantu semua event perbatasan di bawah otoritasnya di sepanjang Kalimantan,” terang Adella lagi.

Di area Kalimantan, Serawak, dan Sabah, sedikitnya ada 6 pintu masuk menuju Indonesia. Yaitu 3 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan 3 Pos Jaga. PLBN-nya berada di Kalbar, terdiri dari Aruk (Sambas), Entikong (Sanggau), dan Nanga Badau (Kapuas Hulu). Pos Jaga terdiri dari, Jagoi Babang (bengkayang) dan Jasa (Sintang). Keduanya di Kalbar, lalu ada Pos TNI AL Sei Pancang di Nunukan, Kalimantan Utara.

“Rakor ini bagian dari optimalisasi arus masuk wisatawan Malaysia menuju Indonesia. Selain Malaysia, kami juga membidik pasar Brunei Darussalam. Semua pintu perbatasan ini harus dioptimalkan. Sebab, ini bagian dari strategi untuk mewujudkan target 20 Juta kunjungan wisman di 2019 ini,” tegas Adella.

Secara geografis, pintu crossborder Kalimantan diuntungkan. Sebab, ada 9 daerah sebagai kantong potensi wisatawan di wilayah Serawak dan Sabah. Kantongnya terdiri Lundu, Bau, Tebedu, Serian, Pantu, Sri Aman, Engkili, dan Lubok Batu. Poros Serawak ini terhubung dengan Kalimantan Barat. Satu kantong wisatawan berada wilayah Tawau, Sabah, dan terkoneksi dengan Kalimantan Utara.

Kantong wisatawan di Serawak dan Sabah ini total memiliki populasi 677.491 orang. Serawak memiliki potensi 39,1% dengan populasi riil 265.116 wisatawan. Sisanya berada di Sabah sebanyak 412.375 wisatawan dengan pintu utama Sei Pancang.

Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengungkapkan, market wisatawan Serawak dan Sabah sangat potensial.

“Serawak dan Sabah ini sangat penting bagi pariwisata Indonesia. Kami optimistis, setelah pertemuan ini akan ada peningkatan jumlah kunjungan wisman. Sebab, nantinya akan ada banyak kemudahan yang diberikan. Dan, kemudahan administrasi bagi para wisatawan ini dengan kesepahaman dari 2 negara,” ungkap Rizki.

Rakor Festival Wonderful Indonesia berharap ‘pintu besar’ dibuka Sekretaris Wilayah Sarawak. Karena, Warga Serawak diizinkan menonton Kalimantan Crossborder Festival 2019 hanya berbekal Identity Card (IC) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pintunya melalui PLBN Aruk, Entikong, dan Nanga Badau.

“Berbagai kemudahan harus diberikan kepada warga perbatasan. Tujuannya agar kunjungan mereka ini semakin optimal. Pasarnya sangat besar di Serawak dan Sabah. Kami juga sudah menyiapkan beragam kemeriahan sepanjang tahun 2019 di perbatasan,” jelas Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Upaya optimalisasi arus kunjungan wisatawan Malaysia melalui pintu Kalimantan mendapat support dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar berharap, ‘kemudahan’ menjadi pemicu naiknya perekonomian di perbatasan.

“Rakor ini start bagus di awal 2019. Kalau semuanya mudah, arus masuk wisatawan Malaysia akan besar. Artinya, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat akan naik,” tutup Menpar. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *