Optimalkan Potensi Destinasi, Pola Perjalanan Ekowisata Birdwatching Tambrauw Disusun

oleh -645 views
oleh

JAKARTA – Mobilitas wisatawan di destinasi Tambrauw, Papua Barat, dijamin semakin mudah. Sebab, potensi Tambrauw terus dikuatkan Kemenparekraf melalui Pola Perjalanan Ekowisata Birdwatching Tambrauw. Konsep pola perjalanannya kini dimatangkan melalui Focus Group Discussion (FGD) hingga kunjungan langsung ke destinasi, 17-21 Agustus 2020.

“Tambrauw menawarkan beragam sisi eksotis alam dan budaya yang luar biasa. Agar wisatawan bisa optimal mengeksplorasi keindahannya, kini pola perjalanan ekowisata baru sedang disiapkan. Kami ini sudah menyiapkan spot-spot menariknya yang bisa dinikmati oleh wisatawan,” ungkap Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, Jumat (14/8).

Pengamatan burung menjadi experience terbaik yang terus ditawarkan kepada wisatawan dunia. Untuk memudahkan wisatawan, Pola Perjalanan Ekowisata Birdwatching Tambrauw disempurnakan melalui FGD, Selasa (18/8). Lokasinya berada Hotel Vega Sorong, Sorong Utara, Sorong, Papua Barat. Slot peserta mencapai 100 orang dengan background beragam, seperti pemda, industri pariwisata, dan komunitas.

Secara detail, peserta FGD Pola Perjalanan Ekowisata Birdwatching Tambrauw terdiri dari Pramuwisata Birdwatching dan Kepala Suku Tanah Ulayat. Ada juga TA/TO, Pelaku Industri Pariwisata, Tambrauw Tourism Information Center. Bergabung juga Disparbud dari Provinsi Papua Barat, Tambrauw, dan Kota Sorong. FGD juga akan dikuatkan melalui diskusi dengan narasumber kapabel.

Selain menawarkan beragam inspirasi, FGD juga menjadi momentum aksi sosial. Kemenparekraf akan menyerahkan bantuan berupa peralatan birdwatching kepada Tanah Ulayat dan Pemandu Birdwatching. Untuk peralatan personal diantaranya, tas backpack, baju dan sepatu trekking, rain coat, masker, hingga kaca mata polarized. Peralatan kelompoknya seperti, binoculars birdwatching, monocular spotting, dan GPS trekking birdwatching.

“Kami libatkan seluruh stakeholder pariwisata di sana. Lebih khusus lagi, mereka yang terlibat langsung dengan aktivitas Birdwatching di Tambrauw,” terang Rizki.

Setelah mengikuti FGD, peserta kemudian melakukan kunjungan ke beberapa destinasi, 19-21 Agustus 2020. Sedikitnya ada 4 stasiun pengamatan burung yang akan disinggahi. Sebut saja, Taman Burung Klabili, Nunggou Satu, Nunggou Dua, dan Kaliwesan. Berada di Salemkai, Taman Burung Klabili pun menawarkan experience pengamatan burung residen dan migrasi.

Klabili juga menawarkan warna budaya berupa Adat Moi Kelim. Di sini wisatawan akan diberitahukan beragam aturan adat bagi wisatawan yang melakukan pengamatan burung. Adapun Taman Burung Nunggou menawarkan experience burung endemik, residen, migrasi, hingga fasilitas burung. Rizki pun menambahkan, peserta FGD tetap diberi ruang untuk mengeksplorasi destinasi lainnya.

“Selain stasiun pengamatan burung, peserta akan diajak menikmati beragam atraksi yang ada di sana. Dengan begitu, para pelaku bisnis pariwisata akan mendapatkan gambaran cukup terkait potensi yang ada di sana,” jelas Rizki lagi.

Berada di Tambrauw dengan warna kental wisata bahari, peserta FGD diajak berkunjung ke Pelabuhan Laut Sausapor. Trip berikutnya adalah Sausapor Pacific Park. Mereka juga akan diajak menikmati aneka kuliner khas Papua Barat yang memiliki cita rasa tinggi. Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf Alexander Reyaan memaparkan, pola perjalanan ekowisata yang menarik akan menaikan kunjungan wisatawan.

“Pola Perjalanan Ekowisata Birdwatching Tambrauw sangat potensial. Dengan beragam konten menarik, pola ini tentu menjadi paket yang luar biasa. Disusun sangat lengkap, pasar pasti akan meresponnya dengan positif. Artinya, potensi kunjungan wisatawan akan besar. Ujungnya tentu value ekonomi yang kompetitif bagi masyarakat di sana,” paparnya.(****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *