Pariwisata Banyuwangi Meningkat, Program Kemenpar Goes to Campus Jadi Solusi Ciamik

oleh -920 views
oleh

BANYUWANGI – Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus (GTC) yang digelar Kemenpar di Politeknik Negeri Banyuwangi, Rabu (3/7), berlangsung sukses. Peserta tampak antusias mengikuti jalannya acara, dari awal hingga penutup.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda yang diwakili oleh Ainur Rofik mengatakan, arah pengembangan pariwisata di Banyuwangi sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi. Pariwisata masuk dalam prioritas pembangunan daerah.

“Banyuwangi menjelma menjadi kota festival. Tahun ini, ada 99 event yang akan digelar, yang kesemuanya terangkum dalam ‘Majestic Banyuwangi 2019’. Dari total event tersebut, tiga diantaranya masuk dalam 100 Event Wonderful Indonesia. Terima kasih Kemenpar mengadakan program ini, karena kita memang kita sangat membutuhkan SDM untuk terus meningkatkan pariwisata,” ujarnya.

Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan, pariwisata Banyuwangi terus berkembang dan menunjukkan hasil yang membanggakan. Secara bertahap, tiga unsur utama pariwisata yang digagas Menpar Arief Yahya juga digarap dengan maksimal. Yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, atau yang biasa disebut 3A.

“Pesona alam Banyuwangi semakin memikat banyak wisatawan. Jumlah kunjungan turis pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Banyuwangi memang memiliki segudang potensi. Antara lain Pantai Plengkung, Kawah Ijen, The Seven Giant Waves Wonder, Pantai Pulau Merah, Pantai Watu Dodol, Teluk Hijau, hingga Pantai Rajegwesi,” ungkapnya.

Selain pesona alam, lanjut Ni Wayan Giri, Banyuwangi juga memiliki sejumlah festival budaya. Sejak tahun 2014, Banyuwangi bahkan sudah mencatat prestasi Triple Growth. Ini jelas sebuah hal yang membanggakan dan wajib untuk terus ditingkatkan.

Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menambahkan, dulu Banyuwangi tidak terkenal pariwisatanya. Namun, semua berubah total setelah Banyuwangi mengalami transformasi sebagai daerah pariwisata. Sekarang, tempatnya menjadi bersih. Ribuan orang datang setiap minggu untuk menikmati destinasi-destinasi yang tersedia.

“Beragam penyelenggaraaan festival juga menjadi motor pendorong pariwisata di Banyuwangi. Hasilnya, Banyuwangi pernah mendapat penghargaan dari UNWTO sebagai wakil Indonesia, untuk negara paling inovatif dalam menyelenggarakan festival di dunia. Ini luar biasa,” beber Wisnu yang juga diamini oleh Kasubid Pengembangan SDM kepariwisataan Kemenpar, Alfin Merancia.

Kini, semua masyarakat Banyuwangi dilibatkan untuk membangun sektor pariwisata. Dimana, sektor ini diyakini menjadi yang tercepat dalam aktivitas ekonomi dunia. Ekonomi Banyuwangi pun mengalami perkembangan pesat setelah konsentrasi pada pariwisata ditingkatkan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia berada pada sebuah revolusi sosial yang secara fundamental mengubah cara hidup. Revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya. Banyuwangi sendiri sudah pada track yang benar karena menempatkan pariwisata sebagai leading sector pembangunan daerah.

“Saat ini, Banyuwangi cukup dikenal sebagi destinasi pariwisata yang ikonik di Indonesia, bahkan dunia. Banyuwangi sudah diakui menjadi destinasi tujuan wisata kelas dunia. Global standar ini penting, untuk mendorong kita terus berbenah,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *