Pariwisata Jadi Leading Sector, Perekonomian Sulut Tumbuh Positif

oleh -4,788 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Dijadikannya pariwisata sebagai leading sector, berbuah positif bagi perekonomian Sulawesi Utara (Sulut). Seiring kenaikan kunjungan wisatawan, ekonomi Sulut tumbuh 6,68% pada triwulan pertama 2018.

“Kinerja ekonomi Sulut positif. Ini sangat menggembirakan. Sektor pariwisata mampu menjadi pendorong perekonomian Sulut yang bagus. Pertumbuhan ekonomi di Sulut mencapai 6,68% pada periode Januari-Maret 2018,” ungkap Deputi Direktur Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi Sulut MHA Ridhwan, Rabu (16/5).

Bank Indonesia Sulut memang memiliki ekspektasi tinggi di awal tahun ini. Mereka mematok target pertumbuhan ekonomi di level 6,2% sampai 6,6% (yoy). Faktanya, pertumbuhan ekonomi Sulut sangat signifikan pada triwulan pertama. Pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Bumi Nyiur Melambai sebesar 6,43%.

Keberhasilan Sulut mengembangkan sektor pariwisata pun semakin terasa. Sebab, pertumbuhan ekonomi 6,68% lebih tinggi dari triwulan IV 2017 yang hanya 6,53%. Lebih spesial lagi, progress ini melesat jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,06% pada triwulan I tahun 2018 ini.

“Pariwisata Sulut ini berada di track yang benar. Jumah kunjungan wisman terus naik, sehingga efeknya bisa dirasakan juga oleh sektor lain,” terangnya lagi.

Angin segar didapatkan Sulut. Jumlah kunjungan wisman di triwulan pertama mencapai 29.413 orang. Angka itu pun meningkat 63,3% dibanding periode sama 2017. Bahkan, kunjungan wisman mencapai 42.390 orang pada periode Januari-April 2018. Angka tersebut juga naik 50% dari periode sama di 2017. Ridhwan menambahkan, prospek perekonomian Sulut akan semakin cerah.

“Mengacu triwulan I tahun 2018 ini dengan rapor pariwisata yang luar biasa, kami yakin ekonomi Sulut akan semakin cerah. Kami yakin arus masuk wisman juga akan naik,” lanjutnya.

Bumi Nyiur Melambai adalah destinasi favorit wisatawan Tiongkok. Negeri Tirai Bambu pun mendominasi kunjungan hingga 86,54% di triwulan I 2018. Jumlah riil kunjungan mencapai 8.753 orang. Sulut juga jadi tujuan liburan 213 warga Jerman dan porsinya 2,11%. Digemari 198 atau 1,96% warga Amerika Serikat, 115 (1,14%) wisatawan Hong Kong, dan 101 (1,00%) paspor Singapura.

Para wisman tersebut mayoritas masuk melalui Bandara Sam Ratulangi. Sepanjang Februari-Maret 2018, tercatat 20.908 wisman telah mendarat melalui Bandara Sam Ratulangi. Bahkan, angka kunjungan di Maret sebesar 10.114 orang. Jumlah itu mengalami kenaikan 96,46% dari bulan sama di 2017.

Ridhwan menerangkan, kenaikan signifikan juga diikuti oleh sektor lain. “Pariwisata memberi multiplier effect yang positif ke sektor lain. Sektor juga mengalami pertumbuhan yang bagus pada triwulan I tahun 2018 ini,” terang Ridhwan.

Lini pendukung industri pariwisata Bumi Nyiur Melambai memang bergairah. Dengan kenaikan angka kunjungan wisman, durasi menginap di hotel meningkat 12,31% di triwulan I ini. Bahkan, mayoritas 30% kamar hotel dihuni oleh wisatawan Tiongkok. “Dari satu sektor ini saja pengaruhnya terhadap ekonomi Sulut sudah terasa. Belum lagi terkait penyediaan lapangan kerja juga lainnya,” ujarnya lagi.

Sepanjang triwulan I 2018 ini, sektor akomodasi dan makanan-minuman telah memberikan kontribusi 0,33% bagi pertumbuhan ekonomi Sulut. Jumlah besar itu lantaran sektor-sektor tersebut mengalami pertumbuhan hingga 14,59% dari periode sama 2017.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menjelaskan, pariwisata Sulut harus selalu didukung agar memberikan kesejahteraan maksimal bagi masyarakat.

“Sulut kaya akan nature dan culture. Kuliner mereka juga terkenal. Aksesibilitas dan amenitasnya bagus. Modal ini harus terus didorong akan memberikan dampak ekonomi lebih baik. Kami optimistis kalau ekonomi di sana akan terus tumbuh lebih baik lagi. Waktu dan kesempatan masih ada. Semua kini tetap harus bekerja lebih keras lagi,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *