Pariwisata Jadi Sektor yang Memperkuat Ekonomi Tanah Air

oleh -1,199 views
oleh

JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakinkan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas untuk memperkuat ekonomi Tanah Air. Sektor ini juga digadang-gadang menjadi penyumbang devisa negara terbesar.

Hal ini disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ke-IV di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (11/2).

Bambang mengatakan, pariwisata dalam lima tahun ini merupakan salah satu sektor dari 3 sektor yang prioritas. Adapun sektor lainnya yakni pertanian, manufaktur dan industri pengolahan.

“Sebetulnya, dari 3 sektor prioritas ini nilai tambah dari 3 sektor ini. Artinya meskipun bicara pertanian, tak hanya berbicara pada harga pertanian saja. Tetapi juga produktivitas dan meningkatkan nilai tambah produknya sehingga didorong dari produk ekspor dia punya nilai tinggi dan daya saing baik,” ujar Bambang.

Sektor manufaktur juga tengah didorong untuk menjadi sumber ekonomi dan harus mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Sektor ini eksis kontributor terbesar ekonomi dalam produk domestik bruto (PDB).

Menurutnya, nilai tambah di sektor manufaktur yang kurang tinggi dan akhirnya ekspor manufaktur kurang bersaing sehingga eskpor Tanah Air bergantung pada komoditas yakni Sumber Daya Alam (SDA).

Lalu untuk sektor Pariwisata didorong nilai tanbahnya sehingga indikatornya bukan hanya jumlah wisman tetapi devisa.

“Ketiga sektor unggulan ini akan memperkuat neraca pembayaran dimana arus kas masuk berasal dari devisa masuk ke Indoneaia baik dari ekspor hasil pertanian, manufaktur yang punya nilai tambah tinggi, dan pariwisata juga meraup devisa dalam jumlah besar. Ini yang telah dilakukan pemerintah,” kata Bambang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pada tahun 2020 mendatang, pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia. Arief meyakini hal ini, karena saat ini Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pariwisata terbesar di Asia.

“Kita akan berusaha menjadikan pariwisata akan penghasil devisa terbesar di Indonesia. Mudah-mudahan itu benar-benar terwujud pada 2020,” kata Menpar Arief Yahya.

Pria kelahiran Banyuwangi ini menilai, pariwisata menjadi sektor yang penting karena mampu menjadi motor penggerak ekonomi. Pasalnya, efek ekonomi dari sektor pariwisata bisa menetes hingga ke bawah.

Dia pun menunjukkan beberapa pencapaian Kemenpar selama dipimpinnya. Seperti terpilihnya Kemenpar Indonesia menjadi kementerian pariwisata terbaik di Asia Pasifik. Tak hanya itu, ia juga memaparkan bahwa pariwisata Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan hingga 22 persen pada kurun Januari-Desember 2017.

“Saat ini sudah lebih tinggi dari pasar regional dan global yang pertumbuhannya hanya 7 persen. Kompetitior emosianal kita adalah Malaysia, kompetitior profesional Thailand, dan pada 2017 dua-duanya berhasil kita kalahkan,” kata Menpar Arief Yahya.

Ia kembali menegaskan, pada tahun 2020 mendatang, pariwisata akan mampu menjadi penghasil devisa terbesar mengalahkan sektor migas.

“Jika dulu disebut Migas dan sisanya adalah sektor non migas, nanti akan saya ganti pariwisata dan sisanya non pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar juga mengapresiasi peran PHRI dalam kemajuan pariwisata Indonesia. PHRI terbukti mampu menjaga sinergi positif yang sudah terjalin baik selama ini.

Menpar pun memberikan komitmen alokasi anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk pengembangan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Indonesia.

“PHRI harus mempertahankan pelayanan standar yang maksimal dan service of excellence kepada para konsumen. Karena pariwisata MICE juga sangat penting peranannya,” pungkas Menpar Arief.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *