Pelaku Industri Pariwisata Pun Dapat Trauma Healing

oleh -1,560 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Semangat Kementerian Pariwisata melakukan recovery pascagempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) menyasar ke semua pihak. Selain warga, para pelaku industri pariwisata juga mendapatkan trauma healing. Kali ini, trauma healing dilakukan di Gili Trawangan, Lombok.

Sebanyak 500 orang pelaku industri pariwisata akan terlibat dalam program ini. Rencananya, kegiatan ini bakal dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Minggu (16/9).

“Rencananya, Menpar Arief Yahya akan hadir setelah melakukan rapat dengan Menkomar Luhut. Beliau berkesempatan untuk meninjau sekaligus menyaksikan kegiatan trauma healing di Gili Trawangan,” ujar Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar Guntur Sakti di Jakarta, Sabtu (15/9).

Kegiatan trauma healing rencananya digelar selama dua hari. Yaitu 15 dan 16 September. Pesertanya terdiri dari kalangan pegawai hotel, pemandu, travel dan masyarakat. Narasumber yang hadir beragam. Ada dari Kepolisian bagian Psikologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Politeknik Pariwisata Lombok.

“Materinya lebih mengajak untuk tidak terlalu memikirkan masa lalu. Dan diajak untuk move on melepaskan masa lalu, setiap kejadian dan rintangan yang membuat trauma akan dilepaskan dengan permainan, diskusi kelompok dan lainnya. Juga ada siraman rohani. Mereka diajak untuk semakin mencintai Lombok dan NTB, tetap semangat meski sedang dilanda musibah dan selalu beryukur lantaran bisa bangkit lagi,” kata Guntur Sakti, yang juga Ketua Tim Crisis Center Kemenpar.

Kegiatan Trauma Healing Kemenpar akan dilakukan secara bertahap di tiga lokasi. Pertama di Hotel Kila Senggigi pada 12-13 Septermber lalu. Kedua untuk pelaku industri pariwisata pada 15 hingga 16 September di Gili Trawangan. Dan yang terakhir trauma healing untuk masyarakat di Desa Sembalun, 18-19 September 2018.

“Program trauma healing yang kita laksanakan untuk program pemulihan di NTB ini. Di bawah Komando Tim NTB Bangkit, Namun dukungan program dan anggarannya dari Kementerian Pariwisata. Ini murni implementasi strategi pemulihan yang dilakukan oleh Menpar Arief Yahya,” kata Guntur.

Goal-nya, Lanjut Guntur, bagi pelaku Industri, kegiatan trauma healing ini bisa membantu mengembalikan lagi semangat, motivasi, dan mental Industri pariwasata segera pulih.

Namun, pihak industri seperti hotel, homestay, restoran, dan kafe, membutuhkan energi untuk bangkit. Yaitu berupa relaksasi dibidang keuangan.

“Untuk Industrinya, kita harapkan ada kebijakan dari pemerintah yang meringankan beban dari pihak Industiri itu sendiri dalam kapasitas mereka sebagai kreditur dan objek pajak. Mereka berharap mudah-mudahan sampai bulan Desember 2018 nanti ada keringanan pembayaran terkait hal itu. Sehingga pada bulan Januari 2019 sudah bisa melakukan pembayaran lagi,” ujarnya.

Menpar Arief Yahya sangat mendukung kegiatan ini. Apalagi, ada 1.500 sampai 3.orang 000 yang harus mendapat trauma healing. Mereka semua berasal dari pihak industri pariwisata.

“Kedua, pemulihan destinasi, Kemenpar sudah mengirim delapan surat. Salah satunya ke Menteri Perhubungan (Budi Karya) dan beliau sudah tau. Isinya terkait tempat penyebrangan di Teluk Nara menuju ke tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) agar secepatnya dilakukan rehabilitasi paling lama 3 bulan,” ujar Arief Yahya.

Program ketiga, lanjut Menpar Arief yaitu promosi dan pemasaran. Promosi tetap dilakukan, NTB tetap dijual, anggaran sudah disiapkan Kemenpar, jumlahnya Rp 20 miliar. Seperti halnya Bali, Lombok serta NTB secara umum tidak terlalu susah di-recovery.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *