Pengunjung Dibalut Baju Tradisional, Festival Taliwang 2019 Kental dengan Nuansa Sumbawa

oleh -791 views
oleh

SUMBAWA BARAT – Pembukaan Festival Taliwang 2019, Rabu 20 November 2019, di Sirkuit Barapan Kebo Bentiu, Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat kental dengan budaya Sumbawa Barat.

Suasananya terasa sangat istimewa. Sebab, semua pengunjung mengenakan busana tradisional Sumbawa. Para pria mengenakan baju Lamung. Semacam jas yang dilengkapi Saluar Belo, Pabasa Alang, dan Sapu sebagai penutup kepalanya.

Sedangkan para wanita mengenakan Lamung Pane dengan kombinasi Tembe Lompa. Lamung Pane sejenis kebaya berlengan pendek. Busana ini dilengkapi Pending, Sapu To’a, dan asesoris lainnya. Para gadis yang belum menikah biasanya mengenakan kerudung.

“Spirit Sumbawa Barat harus diperkuat. Semua harus dikembalikan ke akar budayanya. Pengelolaannya juga harus bagus. Sikap mental ini sudah terlihat dari Festival Taliwang. Semua bersinergi menonjolkan budaya sebagai pilarnya. Dengan sikap ini, kami optimistis pariwisata Sumbawa Barat akan terus tumbuh. Alam dan budaya di sini indah,” Bupati Sumbawa Barat W Musyafirin, Rabu (21/11).

Tidak hanya busana. Ciri khas Sumbawa semakin terasa dengan bangunan yang terbuat dari bambu dengan atap daun kelapa.

“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan festival ini. Opening ceremonynya bagus dan sangat unik. Pariwisata dan manfaatnya akan semakin optimal di Sumbawa Barat. Potensinya tentu saja besar, apalagi masyarakat di sini tetap melestarikan seni dan budayanya,” terang Gubernur NTB Zulkieflimansyah.

Suasana pembukaan semakin meriah kala tarian Pesona Lumpur Taliwang hadir. Apalagi, parapenari pria memakai tanduk berwarna hitam di kepalanya. Celana yang dikenakannya berwarna hitam dengan ornamen selendang 3 warna. Ada selendang warna merah, putih, dan kuning. Untuk badan dibiarkan terbuka dengan lilitan 2 selendang hitam yang bersilangan. Pada bahunya terdapat penutup berwarna hitam yang menambah kesan gagah.

“Semua detail untuk mendukung pertunjukan ini sudah dipikirkan. Semuanya memiliki filosofi dengan akar budaya di Sumbawa. Yang jelas, penampilannya sukses dan spektakuler. Tarian ini menggambarkan budaya masyarakat Sumbawa secara utuh. Ada banyak elemen yang disertakan,” jelas Sutradara Tari Pesona Lumpur Taliwang Eko Supriyanto atau Eko Pece.

Tari Pesona Lumpur Taliwang bercerita tentang kisah cinta para muda mudi Sumbawa Barat. Dari lintasan Barapan Kebo, mereka melanjutkan hubungannya ke tahap serius. Tapi, orang tua sang gadis tidak menyetujui hubungan percintaan tersebut.

Cerita itu lalu dikombinasi dengan 4 tarian khas Tana Sumbawa, seperti Tari Barapan Kebo, Kolong, Benteng Berinas, dan Kareng. Total 500 penari dan pemusik terlibat dalam show kolosal Pesona Lumpur Taliwang.

“Pesona Lumpur Taliwang menjadi sajian yang mengesankan. Semua unsur budaya di Sumbawa Barat dikemas secara menarik. Kesan positif tersebut menjadi sinyal bagus. Publik kini semakin mengerti ada banyak keunikan yang bisa dieksplorasi di Sumbawa Barat. Tahun depan harus lebih baik lagi dari tahun ini,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh. Ricky Fauziyani.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan, festival menguatkan image pariwisata.

“Image Sumbawa Barat sebagai destinasi unik dan menarik kini semakin kuat. Festival tersebut sukses membrandingnya. Pengunjung yang hadir di sana pasti akan mengingatnya. Hal inilah yang diperlukan. Dengan brading kuat seperti ini, arus wisatawan akan semakin positif,” tutupnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *