Perekonomian Jabar Selatan Dikembangkan Lewat KEK

oleh -2,187 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Pemerintah makin serius menggenjot perekonomian di daerah Jawa Barat (Jabar) bagian Selatan. Caranya melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Rapat pun digelar. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menkomar) Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pemimpin rapat.

Rapat digelar, Selasa (21/8), Pukul 16.30 WIB di kantor Kemenkomar. Luhut mengumpulkan beberapa Menteri. Seperti Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan A. Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pembangunan Desa Tertinggal Eko Putro Sandjojo, Menteri ESDM Ignatius Jonan.

Selain itu, hadir juga Bupati Garut Rudy Gunawan, Wakil Bupati Sukabumi Ajo Sarjono dan SKPD Jawa Barat Bagian Selatan lainnya.

“Saya lagi sibuk mengurusi Kawasan Ekonomi Khusus di Jabar bagian selatan. Dalam dua minggu ke depan nanti kita lihat mana konsep yang terbaik,” kata Menkomar Luhut.

Menurutnya, pembangunan KEK di wilayah di Jawa Barat tersebut akan memberikan kemudahan pada investor agar mereka lebih efisien bekerja.

“Jadi nilai tambahnya buat kita bagus. Saya memastikan tak ada insentif fiskal bagi proyek swasta yang nantinya masuk KEK. Pemerintah hanya memberikan kemudahan perizinan,” ujarnya.

Sementara Menpar Arief Yahya makin semangat. Menurutnya, jargon pariwisata sebagai penggerak atau motor flow of people, money and goods (orang/wisatawan, uang, dan barang/investasi), sudah mengena di institusi terkait.

“Cara paling cepat mengembangkan ekonomi melalui pariwisata di Jabar bagian selatan adalah melalui pengembangan 2 KEK. Yaitu KEK Pangandaran dan KEK Sukabumi,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menambahkan, atraksi dan amenitas di Jabar bagian selatan perlu diperkuat dengan kartu As satu lagi, yaitu aksesibilitas.

“Dengan komplit 3 kartu As pariwisata tersebut, ekonomi di Jabar bagian selatan akan terdongkrak melalui pariwisata. Seperti Mendes PDTT akan coba perjuangkan sebelumnya soal pelabuhan dan desa wisata. Aksesibilitas adalah kunci,” jelasnya.

Sementara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) sedang disiapkan. Misalnya singkong dan jagung. Prukades tersebut juga siap ditampung oleh swasta.

“Jadi dari Kemendes sudah siap untuk Prukades jagung, Prukades singkong, kita sudah ada kerja sama dengan swasta sebagai off taker-nya juga,” kata Eko.

Pihaknya juga meminta agar disediakan pelabuhan untuk mengangkut hasil panen. Selain itu, desa wisata juga disiapkan untuk menggenjot ekonomi sekitar.

“Jadi tadi saya minta untuk disediakan pelabuhan sesegera mungkin agar mereka bisa panennya lebih cepat sama desa wisata,” tambah Eko.

Prukades seperti jagung dan singkong, kata Eko, didapatkan dari Sukabumi dan Tasikmalaya. Produk tersebut digunakan untuk kebutuhan pakan ternak dan kebutuhan industri di wilayah sekitar.

Untuk desa wisata, di Sukabumi menjadi potensi yang disorot pemerintah. Desa wisata tersebut bisa mencontoh model Desa Umbul Ponggok.

“Banyak kayak model di Ponggok, model kayak kafe-kafe di Pujon Kidul atau agro wisata, ecowisata itu bisa dilakukan. Jadi nggak akan mengganggu agriculture di sana, jadi sebagai top up aja dan itu lumayan banyak menciptakan lapangan kerja juga,” pungkas Eko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *