Persaingan Semakin Ketat, Kemenparekraf Pacu Kreativitas Pelaku Wisata dan Ekraf

oleh -532 views
oleh

MAJALENGKA – Meski di tengah pandemi Covid-19, faktanya persaingan industri pariwisata dan ekonomi kreatif justru justru bersaing ketat merebut wisatawan. Katanya, saat pandemi Covid-19 melanda sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, semua negara berlomba menyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata yang mereka miliki. Salah satu kampanyenya adalah aspek kebersihan, keamanan dan kenyamanan wisatawan saat melakukan perjalanan wisata tanpa perlu khawatir tertular virus Covid-19.

Hal itu pulalah yang tengah dipacu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) agar industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia tetap memiliki persaingan dengan negara-negara lain.

“Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif sudah semakin maju dan persaingan semakin ketat. Sehingga, semua pihak yang berada dalam lingkaran pariwisata dan ekonomi kreatif harus saling bersinergi dengan berbagai pihak untuk pengembangan produk dengan inovasi dan ide yang semakin baik dan kreatif,” kata Analis Kebijakan Ahli Madya, Koordinator Edukasi III Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Toar Ramses E Mangaribi di obyek wisata Gunung Kuning Majalengka, Senin (7/9/2020).

Salah satu yang digagas adalah Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman). Kedua program ini merupakan akselerasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar semakin bertumbuhkembang dengan kualitas yang semakin mumpuni. Dalam Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi, para peserta akan diajarkan mengambil gambar dengan kualitas yang baik yang langsung dipandu oleh fotografer ternama Denny Harliyanso. “Kemenparekraf telah menyelenggarakan berbagai kegiatan baik online maupun offline di masa adaptasi kebiasaan baru terhadap pelaku yang terdampak. Tujuannya tidak lain untuk meng-upgrade inovasi dan kreativitas pelaku usaha untuk mempromosikan destinasi wisata mereka dengan hasil karya yang baik meski hanya menggunakan smartphone,” tutur Toar.

Di sisi lain, Gerakan BISA menjadi pedoman bagi pelaku wisata dan ekonomi kreatif untuk kembali menggaet wisatawan berkunjung ke destinasi mereka. Gerakan BISA, Toar melanjutkan, merupakan upaya Kemenparekraf memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata ke obyek-obyek wisata tanpa takut tertular Covid-19. Sebabnya, dipastikan obyek wisata di Indonesia telah memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan agar wisatawan tak tertular Covid-19.

“Gerakan bisa ini menjadi pedoman bagi wisatawan bahwa destinasi wisata di Indonesia, termasuk di Majalengka ini telah memenuhi standar protokol kesehatan dan disiplin menjalankan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” papar Toar.

Toar mengimbuhkan, Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif mengajak kepada semua pihak untuk sadar menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan di destinasi wisata dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di lingkungan pariwisata dan ekonomi kreatif. “Gerakan BISA juga menghibahkan yang nantinya dapat berguna berupa antara lain wastafel anti-corona dan perangkat kebersihan lainnya. Kami berharap program ini dapat mendukung perekonomian Indonesia semakin maju,” harap Toar.

 

Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani menambahkan, kedua hal ini, Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA akan mendukung penuh kebangkitan pariwasata Kabupaten Majalengka yang terdampak Covid-19. Keduanya merupakan sinergi apik untuk menggeliatkan kembali industri pariwisata Majalengka. “Bimtek fotografi menjadi pemikat wisatawan, sementara Gerakan BISA menjadi pedoman pengelola destinasi dan wisatawan untuk dapat melakukan perjalanan wisata yang aman di masa adaptasi kebiasaan baru ini,” ujarnya.

Pada Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi, peserta yang berjumlah sekitar 100 orang itu akan diajarkan mengambil foto dengan alat sederhana seperti smartphone namun dengan teknik dan kualitas tinggi.

“Konten branding menjadi kebutuhan yang sangat vital. Bukan hanya harus bagus, tapi foto harus bisa merepresentasikan dan bercerita sebuah obyek atau destinasi wisata secara menyeluruh. Dengan begitu, wisatawan bisa langsung tergerak untuk datang ke destinasi wisata. Hal seperti inilah yang diperlukan,” jelas Ricky lagi.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya mengungkapkan, program BISA dan Bimtek sudah barang tentu akan memperkuat posisi Desa Wisata Argamukti dan Gunung Kuning di Majalengka di masa pandemi ini.

“Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiapan Desa Wisata Argamukti dan Gunung Kuning dalam menyambut wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru terus ditingkatkan melalui program BISA. Sementara program Bimtek fotografi merupakan stimulus bagi mereka untuk melakukan branding dengan konten-konten yang semakin bagus,” ungkap Wisnu.

Program Gerakan BISA, Wisnu melanjutkan, sebagai dasar bagi destinasi wisata agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung. “Sebab, program Gerakan BISA ini menjadi implementasi penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Program Gerakan BISA juga memberikan transformasi pengetahuan baru melalui audiensi. Melalui Gerakan BISA kami juga berupaya untuk terus meningkatkan kualitas destinasi wisata,” ujarnya.

Kemenparekraf/Baparekraf, kata dia, selalu mendorong destinasi wisata untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sehingga, wisatawan mendapat jaminan keamanan tak terinfeksi Covid-19. “Protokol kesehatan ini didisiplinkan kepada pengelola destinasi wisata, masyarakat dan wisatawan dengan cara menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” tuturnya.

Dalam Gerakan BISA, Kemenparekraf/Baparekraf menyalurkan beragam kebutuhan untuk disiplin protokol kesehatan seperti wastafel portable anti Covid-19 dan peralatan kebersihan. Wastafel ini didesain khusus dengan meminimalkan sentuhan tangan. Bila ingin mengalirkan air, tinggal menekan pijakan kaki di bawah. Pun demikian dengan sabun pencucitangannya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *