Pertama Kali Ikut Festival Crossborder Keerom, Vanimo Langsung Eksplorasi Venue

oleh -1,493 views
oleh

KEEROM – Untuk pertama kalinya, band asal Papua Nugini Vanimo Yatez perform di Festival Crossborder Keerom 2019. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengeksplorasi venue.

Festival Crossborder Keerom 2019 digelar 3-5 Mei. Lokasinya di Lapangan Swakarsa, Arso, Keerom, Papua. Vanimo Yatez tampil di hari kedua, Sabtu (4/5). Namun, Steven Kanawi dkk sudah merapat di venue sejak pagi. Setelah melakukan soundcheck, 8 personil Vanimo Yatez berkeliling melihat produk-produk di stand.

“Kami baru pertama datang ke Keerom. Wilayahnya bagus. Alam dan budayanya sama seperti di Papua Nugini. Tapi, Keerom banyak menawarkan pilihan untuk craft-nya. Keunikan craft ini banyak tersedia di venue festival,” ungkap Keyboardist Vanimo Yatez Steven Kanawi.

Ada 48 stand di Festival Crossborder Keerom 2019. Stand-stand itu berisi beragam produk kerajinan tangan. ada lukisan dan tas dari kulit kayu, noken khas Keerom.

Lukisan kulit kayu memang menjadi khas Papua dan banyak dihasilkan dari daerah Sentani, Jayapura. Beberapa motif yang dikembangkannya seperti, Yoniki, Fouw, dan Hakhalu.

Untuk noken, produk Keerom ini sangat khas. Di sini, noken dirajut dari serat kulit pohon momo. Kulit pohon momo yang dipakai itu sisi luarnya. Pengeringan kulitnya dilakukan dengan pengasapan di atas tungku api. Serat kulit lalu dipintal jadi benang-benang. Tahap berikutnya, benang ini dirajut hingga berbentuk sebuah kantung lalu familiar sebagai noken.

“Semuanya bagus. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang telah mengundang Vanimo. Kami gembira karena menjadi bagian dari branding Kemenpar di perbatasan. Kami ingin berkunjung lain waktu. Ingin tahu kondisi pasarnya seperti apa. Sebab, Keerom ini terkenal dengan jeruknya,” kata Steven lagi.

Keerom memang terkenal dengan hasil perkebunannya. Selain gaharu dan buah naga, Keerom menjadi penghasil jeruk terbaik. Salah satu sentranya ada di Arso yang notabene jadi venue Festival Crossborder Keerom 2019. Ada juga wilayah Skanto yang menjadi sentra lainnya. Jeruk hasil produksi Keerom dinilai memiliki rasa manis. Produksi buahnya juga melimpah.

Jumlah produksi jeruk Keerom diprediksi akan terus naik. Sebab, Keerom pada tahun lalu mendapatkan bantuan 10.000 bibit jeruk. Bantuan ini diberikan oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menjelaskam, Keerom menawarkan banyak experience.

“Event ini dan destinasi Keerom banyak menawarkan experience unik. Ada banyak produk unggulan yang ada di sana. Vanimo silahkan datang setiap saat ke Keerom. Dan, kabarkan kepada publik di PNG akan beragam potensi unik yang dimiliki oleh Keerom ini,” jelas Ricky.

Vanimo juga menyempatkan diri untuk membeli camilan. Makanan ringan khas Keerom tersebut langsung dinikmatinya sembari menunggu giliran tampil. Saat tampil, Vanimo membawakan 11 lagu. Beberapa lagu diantaranya, West Irian Meri, Irianee, Neckless, Lolopa, hingga Jerusalem.

Kabid Area IV Pemasaran I Regional III Syukurni mengatakan, Keerom memberi kesan bagus.

“Sebagai tuan rumah Festival Crossborder Keerom 2019, masyarakat di sana sangat ramah. Keerom jadi destinasi luar biasa. Alam, budaya, manmade, hingga masyarakatnya adalah yang terbaik. Dengan event ini, branding Keerom kini semakin kuat. Sebab, semua potensi bisnis masyarakatnya terekspos dengan positif,” kata Syukurni.

Festival Crossborder Keerom 2019 diapresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar menegaskan, beragam value positif akan diterima Keerom sebagai destinasi.

“Usai event ini, arus wisatawan akan semakin positif ke Keerom. Artinya, industri pariwisata makin berpotensi mendapatkan inkam besar. Kalau itu terjadi, kesejahteraan masyarakat akan naik,” pungkas Menpar.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *