Peserta Famtrip Filipina Dipuaskan dengan Pemandangan Bukit Doa Mahawu

oleh -1,058 views
oleh

MANADO – Banyak cara untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Salah satunya melalui Familiarization Trip (Famtrip). Hal inilah yang dilakukan Kementerian Pariwisata. Sejumlah sejumlah Travel Agent (TA) asal Filipina didatangkan untuk mengikuti Famtrip ke Manado dan Bali, 30 Maret hingga 4 April 2019.

Kegiatan ini diharapkan bisa membantu realisasi target kunjungan wisman Filipina ke Manado sebesar 260 ribu di tahun 2019. Tahun lalu, kunjungan wisman Filipina ke Manado mencapai 217 ribuan.

Famtrip kali ini diikuti 6 Travel Agent ternama asal Filipina. Mereka adalah Medy C Gonzales Holili (GM Ticketianda Travel and Tours), April Rose T (GM Golden Sunrise Travel and Tours), Jose AR ( Ambik Travel and Tours), Gregorio Sarita (GIS Travel and Tours), Charisse (GM One World Travel and Tours) dan Gilbert Alvarez (CTOURZ.Inc).

Rombonga ini tiba di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (30/3). Selanjutnya, mereka menuju Manado dengan pesawat malam. Di Bandara Soekarno Hatta mereka sempat menikmati masakan khas Indonesia di Satehouse Senayan. Keceriaan tampak di wajah para tamu Filipina yang bakal mempromosikan wisata Indonesia, khususnya Manado dan Bali.

Kunjungan hari pertama di Manado, Minggu (31/3/2019), peserta Famtrip diajak mengeksplorasi lokasi wisata Bukit Doa Mahawu yang berada di Tomohon.

Wisata alam pegunungan ini meninggalkan kesan mendalam bagi peserta Famtrip. Mereka pun berencana mempromosikan Bukit Mahawu ke konsumen mereka di Filipina.

Hal itu diungkapkan salah satu peserta, Medy. Ia mengaku terkesan dengan pemandangan alamnya yang indah dan instragamable. Medy pun tak henti-henti mengabadikan keindahan tersebut lewat foto-foto selfienya.

“Pemandangannya bagus jadi saya semangat memotretnya,” ungkap Medy, GM Ticketianda Travel and Tours.

Sementara menurut Jose AR wisata alam pegunungan memang memiliki potensi bagi wisman Filipina. Ia pun bersemangat untuk mempromosikannya. “Kami menikmati pemandangannya. Bukit Doa ini juga cocok buat pengunjung dari Filipina yang kebanyakan Katolik,” ujar Jose.

Sesuai namanya, lokasi ini memang menjadi tempat yang sangat mendukung untuk merenungkan karya Sang Ilahi. Berlokasi di jalan lingkar Kota Tomohon di Kakaskasen, suasana alam perkebunan dan pegunungan yang sejuk langsung menyambut pengunjung.

Sambutan pemandangan hijau Kota Tomohon serta megahnya Gunung Lokon langsung menyadarkan pengunjung pada kemahakuasaan Sang Pencipta. Menyajikan pemandangan alam yang asri, Bukit Doa Mahawu menjadi lokasi yang tepat untuk ibadah padang, rekoleksi, doa Rosario, dan Jalan Salib. Terlebih wisman Filipina yang sebagian besar penganut Katolik. Lokasi juga sangat tepat untuk menggelar rekreasi, gathering, berkemah, hingga resepsi pernikahan.

Di situ tersedia pula kapel bagi mereka yang hendak menikah. Bagi yang ingin menggelar pertunjukan, tersedia fasilitas ampiteater yang asyik. Bagi pengunjung yang datang dengan maksud rekreasi dan berolahraga, tersedia pula sarana untuk outbound. Masuk ke lokasi, tiap pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 20 ribu per orang. Harga itu sudah termasuk kupon yang dapat ditukarkan dengan minuman teh atau kopi.

Pemandangan alam di Bukit Doa memang sangat memanjakan mata. Hamparan bukit hijau, bunga, sayur merupakan pemandangan indah sepanjang mata.

Usai mengeksplorasi keindahan alam Bukit Doa Mahawu, peserta Famtrip Filipina kembali dimanjakan dengan keindahan danau Linouw. Sambil menikmati santap siang, mereka bisa foto-foto untuk menambah koleksi foto perjalanan mereka dan memasangnya di media sosial miliknya. Banyak spot yang indah dan instagramable di resto danau Linouw ini.

Agenda dalam Famtrip ke Manado dan Bali kali ini, antara lain meliputi business gathering dengan industri di Tomohon di tepi Danau Linouw, business gathering dengan industri di Sulawesi Utara, serta business gathering dengan industri di Karangasem dan Bali. Kemudian dibahas pula rencana pembukaan rute Davao City – Filipina ke Manado dengan maskapai Philippines Airlines.

Attraction, Amenity, dan Access yang disingkat A3, sebagai komponen pariwisata harus mau bersinergi. Serta saling mendukung demi pertumbuhan industri pariwisata dan keuntungan jangka panjang.

Itulah pesan yang ditekankan Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya dalam setiap kesempatan.

Menurut Arief Yahya famtrip merupakan upaya hard seling, jangka pendek yang bisa langsung menuai hasil. Setelah peserta datang ke suatu daerah dengan penginapan dan akses tertentu, maka peluangnya 50 persen akan kembali melakukan hal yang sama jika tertarik. Selain itu, jika media mewartakan, pengaruhnya akan besar pula untuk jangka panjang maupun pendek promosi pariwisata di daerah tersebut.

“Famtrip Filipina ke Manado ini bagus buat pasar wisman Filipina. Apalagi jika komitmen penerbangan langsung Manila ke Manado bisa terealisasi,” kata Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *