Peserta Festival Paduan Suara Gerejawi di PLBN Motaain Meningkat Dua Kali Lipat

oleh -667 views
oleh

ATAMBUA – Babak penyisihan Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste kembali digelar, Selasa 19 November 2019. Kali ini, babak penyisihan digelar di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua, Belu. Jumlah peserta dalam babak penyisihan kedua ini meningkat dua kali lipat dari penyisihan pertama.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani, antusiasme peserta sangat terlihat di babak penyisihan kedua ini.

“Jumlah peserta yang ambil bagian dalam penyisihan kali ini ada 16 tim paduan suara. 5 diantaranya berasal dari Timor Leste. Ini membuktikan event yang kita gelar disambut antusias,” kata Ricky, Senin (18/11).

Menurut Ricky, keterlibatan tim paduan suara asal Timor Leste jelas sangat menguntungkan. Karena, mereka juga berstatus sebagai wisatawan.

“Sebuah tim paduan suara bisa terdiri dari 20 sampai 30 orang. Jika kita ambil angka terendah, 20 orang dalam satu tim, berarti saat penyisihan di PLBN Motaain saja sudah dipastikan minimal ada 100 pelintas batas asal Timor Leste yang hadir. Belum lagi jika satu anggota padua suara membawa teman atau saudara, jumlahnya bisa meningkat,” papar Ricky.

Saat penyisihan pertama di PLBN Wini, TTU, ada 7 tim paduan suara yang tampil. Dua diantaranya berasal dari Timor Leste.

Hasilnya ada 5 wakil dari Wini yang akan tampil di babak final. Yaitu Paroki Nossa Senhora Do Rosario Oecusee, Vincenzo Singers, Paroki Sao Miguel Aveango Padiae, OMK STA Theresia Kefamenanu, dan SMAN Pantura.

Mereka akan bersaing dengan wakil dari pemenang babak penyisihan di PLBN Motaain dalam babak Grand Final, 23 November 2019 di Plaza Atambua.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan, festival paduan suara ini termasuk gebrakan yang dilakukan Kemenparekraf.

“Kita menghadirkan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Paduan suara gereja adalah bagian dari kehidupan masyarakat crossborder NTT dan Timor Leste. Oleh sebab itu, event ini disambut antusias. Untuk crossborder, Kemenparekraf akan terus mencoba menghadirkan event-event berkualitas untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan melalui pintu perbatasan,” tutur Rizki.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *