Peserta TdBI 2019 Susuri Kawasan Geopark Banyuwangi

oleh -652 views
oleh

BANYUWANGI – Ajang balap sepeda Tour De Banyuwangi Ijen 2019 berlangsung pada 25-28 September 2019. Menempuh empat etape selama empat hari, para pebalap yang tergabung dalam 19 tim dari 23 negara ini akan menyusuri rute kawasan Geopark Banyuwangi. Mulai dari Alas Purwo hingga Gunung Ijen.

Pada 2019 ini, ajang balap sepeda grade 2.2 tersebut menempuh lintasan total mencapai 520,6 KM. Setiap etape menyuguhkan tantangan dan keunikan tersediri. Salah satunya menyusuri keasrian dan kesegaran Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) dan Gunung Ijen yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia dan geopark nasonal.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, TdBI adalah salah satu sporttourism yang rutin digarap Banyuwangi sejak tahun 2012. Para pebalap tidak hanya berolahraga sepeda, namun mereka juga diajak menyusuri keindahan alam Banyuwangi.

“Khusus pada tahun ini, kami sengaja membuat rute yang melintasi lokasi geopark Banyuwangi. Seperti pada etape dua hari ini, mereka akan menyusuri Alas Purwo, dan etape empat mereka beradu cepat mendaki Gunung Ijen. Dua tempat ini merupakan dua destinasi favorit yang ada di Banyuwangi,” kata Anas, Kamis (26/9/2019).

Banyuwangi sendiri ada tiga situs yang diajukan sebagai geopark nasional, yaitu Blue Fire di Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Taman Nasional (TN) Alas Purwo.

Di TNAP, para pebalap akan mengambil start di Pantai Pancur di dalam bentang alam Alas Purwo. Taman nasional yang luasnya 44.037 hektar ini memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. Terdiri atas 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.

“Kami ingin pebalap merasakan sensasi kesegaran Hutan Alas Purwo yang hijau dan berlimpah oksigen. Tentu akan memberikan pengalaman istimewa pagi para pebalap,” kata Bupati Anas.

Anas mengaku tengah menjadikan Alas Purwo sebagai pusat sporttourism di Banyuwangi. Berbagai event olahraga digelar di sana. Mulai dari Savana Duathlon hingga Alas Purwo Geopark Green Run pada 17 November 2019 mendatang.

“Bahkan, PLN telah merilis kendaraan listriknya di Alas Purwo juga sebagai bentuk dukungan event sporttourism yang ramah lingkungan,” kata Anas.

Selain TNAP, situs Geopark nasional lainnya yang menjadi arena balapan adalah kawasan Gunung Ijen. Gunung Ijen akan menjadi lokasi finish etape pamungkas. “Ini juga sebagai cara kami untuk memperlihatkan salah satu wajah Banyuwangi ramah akan lingkungan pada dunia,” paparnya.

Kawasan Wisata Kawah Ijen masuk dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Fenomena api biru (blue flame) di Gunung Ijen merupakan yang terluas di dunia. Kawah di Ijen tersebut juga merupakan kawah terasam di dunia.

“Para peserta TdBI tahun ini kembali ditantang untuk menaklukkan rute ‘horor’ menuju Paltuding, Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 1.880 mdpl. Tanjakan menuju Paltuding, menurut Persatuan Balap sepeda Internasional (UCI), termasuk dalam tipe hors categorie (HC), atau yang paling berat. Inilah magnet utama yang membikin para pembalap internasional berbondong-bondong ke Banyuwangi,” pungkas Anas.

Menurut Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty, format lomba masih sama seperti tahun sebelumnya.

“Seperti tahun sebelumnya, TdBI 2019 akan dilaksanakan dalam empat etape. Total rutenya sepanjang 520,6 kilometer. Pada etape 2 Kamis (26/9/2019) ini, sebanyak 89 pebalap menempuh rute sejauh 148,2 KM. Lomba akan pun akan berakhir di kawasan Gunung Ijen,” paparnya.

Buat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, memperkenalkan destinasi lewat ajang ini sangat tepat.

“Tour de Banyuwangi Ijen itu seperti paket wisata lengkap. Ada destinasi wisata yang dilewati. Begitu juga rutenya. Ajang ini benar-benar mampu mengangkat Banyuwangi sebagai destinasi wisata,” paparnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya setuju dengan pernyataan bawahannya itu.

“Sport tourism adalah cara efektif untuk menarik wisatawan mancanegara. Apalagi secara tim. Karena, melibatkan banyak orang. Dan pastinya sangat menguntungkan,” tutur mantan Dirut PT Telkom itu. (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *