Photo Fiesta 2019 Menyasar Kampung Terih dan Tanjung Uma

oleh -1,046 views
oleh

BATAM – Kampung Terih dan Tanjung Uma akhirnya ditetapkan sebagai lokasi untuk kegiatan Photo Fiesta 2019. Event ini adalah besutan Batam View Beach Resort bekerjasama dengan Julian W. Photography Singapura. Event yang hanya melibatkan warga negara asing ini berlangsung selama dua hari, 23-24 Maret mendatang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam Ardiwinata mengatakan, Kampung Terih awalnya hanya sebuah kawasan mangrove yang tidak menghasilkan apa-apa bagi masyarakat. Kini, daerah tersebut berubah 180 derajat. Berbagai kreasi acara keren dihadirkan oleh GenPI di sana.

“Tempat ini pun disulap dengan berbagai spot yang instagramable. Segala fasilitas untuk kids zaman now tersedia di sini. Tak kalah menarik, ada pula pelantar mangrove yang cukup panjang. Pengunjung bisa menikmati indahnya laut Batam dari pelantar ini,” ujarnya, Jumat (8/3).

Sementara Tanjung Uma, adalah sebuah kelurahan atau kampung nelayan tertua di Kota Batam. Letaknya persis berhadapan dengan Singapura, dengan rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu. Alat-alat penangkap ikan yang terjajar di sekitar rumah, dan pompong atau perahu tradisonal yang sedang merapat, bisa ditemui di setiap sudut Tanjung Uma.

“Pemerintah Kota Batam telah menerbitkan Perda bahwa pemukiman nelayan Tanjung Uma masuk dalam kategori cagar budaya. Sebab sebelum adanya pengembangan Otorita Batam, kampung-kampung nelayan tersebut sudah terlebih dahulu ada. Masyarakat Batam biasa menyebut kampung-kampung nelayan tersebut dengan sebutan kampung tua,” ungkapnya.

Kadis Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar menambahkan, Photo Fiesta 2019 dikhususkan untuk photografer luar negeri, dengan jumlah peserta tak kurang dari 100 orang. Tujuan kegiatan ini antara lain untuk meningkatkan kedatangan wisatawan, mempromosikan Pulau Batam sebagai tempat yang tepat untuk menikmati waktu luang dan olahraga, serta sebagai kota MICE yang paling disukai pendatang.

“Kegiatan ini sekaligus untuk memperkenalkan ‘Nongsa Sensation’ sebagai tempat wisata yang menawarkan marina tingkat internasional, lapangan golf kelas dunia, dan lain-lain. Nongsa Sensation memiliki 11 anggota, yaitu Country Club Golf Tering Bay, Palm Springs Golf & Beach Resort, Klub Golf Tamarin Santana, Turi Beach Resort, Nongsa Point Marina, Resort Desa Nongsa, Resor Montingo, Infinite Studios, Terminal Feri Nongsa Pura, Layanan Feri Cepat Batam, dan Batam View Beach Resort,” bebernya.

Sementara General Manager Batam View Beach Resort Anddy Fong menyatakan, Photo Fiesta 2019 bukan kompetisi photography biasa. Pada pelaksanaannya akan ada Workshop yang akan diisi oleh Liew Tong Leng dari Nikon, yang salah satunya membahas tentang Teknik Fotografi Fireworks.

“Akan ada Kompetisi Foto Mini, dimana para peserta akan diangkut ke tempat yang dirahasiakan dalam misi waktu yang terbatas. Di sini juga akan ada sesi kembang api yang diatur khusus untuk para photographer,” jelasnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani menyatakan, tahun lalu, Photo Fiesta juga digelar oleh Batam View Beach Resort bekerjasama dengan Julian W. Photography, Singapura. Saat itu, acara cukup sukses sehingga digelar kembali tahun ini.

“Pada kesempatan ini, masing-masing peserta dikenakan biaya sebesar 208 dollar, sudah termasuk biaya inap 2 hari – 1 malam, 2 kali makan siang, sekali makan malam, ikut dalam photo competition, workshop photography, dan lain-lain,” ungkapnya, didampingi Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Dessy Ruhati.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, Batam selalu menawarkan event-event yang kreatif. Berbagai jenis kegiatan dimunculkan sehingga wisatawan berdatangan sesuai dengan passion-nya. Mulai dari sport, kuliner, budaya, hingga seni photography. Namun demikian, 3A tetap menjadi tolak ukur seberapa jauh kesiapan sebuah destinasi untuk dipromosikan.

“Industri pariwisata tidak bisa lepas dari 3A. Jika pariwisata ingin maju dan banyak dikunjungi wisatawan, maka harus ada atraksi yang bisa dijual. Selanjutnya aksesibilitas harus memadai, baik sarana infrastuktur maupun moda transportasi yang bisa menjangkau lokasi. Terakhir, soal amenitas harus pula diperhatikan karena ini masuk kebutuhan dasar. Harus ada hotel atau minimal homestay yang bisa disewa wisatawan,” bebernya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *