PLBN Mota’ain Makin Heboh dengan Festival Crossborder

oleh -1,640 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Kehebohan PLBN Mota’ain terus berlanjut. Festival Crossborder Mota’ain (FC Mota’ain) 2018 digulirkan lebih masif. Episode kali ini menempatkan Lomba Paduan Suara sebagai menu utamanya. Lalu, kombinasinya makin berwarna dengan parade seni dan budaya hingga live music.

Kehebohan kembali dihadirkan di FC- Mota’ain, 6-7 Desember 2018. Venue utamanya berada di PLBN Mota’ain, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Episode kali ini menyajikan Lomba Paduan Suara yang bisa diikuti oleh berbagai latar belakang.

Kepala Seksi Bidang Pemasaran Area IV Regional III Kemenpar Budi Sardjono mengatakan, potensi besar untuk.menarik wisman dimiliki PLBN Mota’ain.

“Potensi besar dari pintu Mota’ain harus dilakukan. Penyelenggaraan event di sana sangat ideal untuk menarik kunjungan wisman, khususnya dari Timor Leste. Kami optimistis Festival Crossborder selalu sukses menarik kunjungan wisman,” ungkap Budi, Rabu (5/12).

Menampilkan Lomba Paduan Suara, ada beberapa regulasi yang wajib diikuti oleh calon peserta. Mereka ini harus menampilkan lagu wajib, yaitu Malam Kudus. Memberi space lebar, lomba juga menampilkan Lagu Daerah. Khusus Lagu Daerah, NTT memiliki banyak opsi. Sebut saja Lagu Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, dan Lewo Ro Piring Sina.

Ada juga Lagu Daerah Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Flobamora, dan Gaila Ruma Radha. Beberapa lagu pun sangat familiar di level nasional. Sebut saja, Anak Kambing Saya, Desaku, hingga Potong Bebek Angsa.

“NTT ini sangat kaya dengan budaya. Selain tariannya, NTT juga memiliki banyak lagu daerah. Potensi seperti ini tentu harus ditampilkan karena menjadi daya tarik pariwisata,” terang Budi lagi.

Kemeriahan FC Mota’ain pun semakin berwarna. Sebab, festival ini juga menampilkan live music. Ada banyak band lokal dari berbagai genre musik yang akan ditampilkan. Komposisi terbaik tersebut akan dikuatkan dengan nuansa parade seni dan budaya lokal. Budi menambahkan, FC Mota’ain menjadi event terbaik untuk menarik kunjungan wisman.

“Event-event yang digelar di Mota’ain selalu sukses mendatangkan.wisman. Respon publik selalu besar. Ada aktivitas ekonomi yang sangat positif,” terang Budi.

Berada di perbatasan, PLBN Mota’ain menjadi pintu gerbang bagi arus masuk wisman. Progressnya sangat menjanjikan. Dari rentang Januari hingga Oktober 2018, PLBN Mota’ain sudah dilewati sekitar 41.436 wisatawan. Jumlah tersebut memiliki slot 64% dari total kunjungan 65.142 wisman. Kunjungan maksimal terjadi di rentang Agustus hingga Oktober dengan rata-rata kunjungan 5.362 orang.

“Festival Crossborder digelar selalu meriah. Dengan experience terbaik yang ditawarkan selalu menjadi daya tarik tersendir. Sejauh ini, progress penyelenggaraan festival sangat bagus dengan mendatangkan banyak wisman,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauziyani.

Secara administratif, NTT punya 5 wilayah crossborder. Selain Belu, ada juga Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Kupang, dan Atambua. Dari rentang Januari hingga Juli 2018, arus wisman mencapai 986.358 atau tercapai 60,3% dari target di tahun 2018. Dari 5 zona, Belu jadi donatur wisman terbesar dengan 509.295 nama atau 51,6% dari total arus masuk wisman ke NTT.

“Optimalisasi kunjungan wisman dimiliki oleh Belu. Wisman yang masuk sangat besar. Mereka banyak melakukan.aktivitas di sana. Sejauh ini, optimalisasi kunjungan wisman diberikan Timor Leste. Secara geografis sangat dekat,” tegas Ricky.

Berbatasan langsung dengan NTT, lebih dari 1 juta wisatawan Timor Leste menyeberang pada rentang Januari hingga Juli. Jumlah ini naik 89,2% dari rentang yang sama di tahun 2017. Angka kunjungan pun terlihat maksimal pada Juli dengan jumlah 163.300 orang. Namun, rapor kunjungan positif secara umum ini sudah terlihat sejak awal 2018. Pada bulan Januari angkanya mencapai 153.500 orang.

“Pergerakan.wisatawan Timor Leste ini sangat positif. Angkanya maksimal. Progress ini tentu menjadi angin segar bagi aktivitas perekonomian masyarakat di perbatasan,” jelasnya lagi.

Kelanjutan program crossborder demi optimalisasi wisman pun diapresasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Tujuannya, untuk menopang target besar 17 Juta di tahun 2018 ini.

“Event-event di wilayah crossborder ini harus rutin.dilakukan. Sebab, potensi untuk menarik wisman sangat besar. Pokoknya event FC Mota’ain ini harus dikunjung warga Timor Leste. Ada banyak kemeriahan di sana,’ tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *