Poltekpar Medan Gelar Case Study Menu Masakan dan Penyajian Fine Dining

oleh -948 views
oleh

SUMUT – Mahasiswa Manajeman Tata Boga dan Manajemen Tata Hidang Poltekpar Medan melakukan case study sebagai salah satu realisasi pembelajaran teori dan praktik. Kegiatan ini akan berlangsung 6 kali. Dimulai tanggal 4 Oktober dan berakhir pada 18 November 2019.

Direktur Poltekpar Medan Anwari Masatip mengatakan, dalam case study mahasiswa diajak langsung terjun ke lapangan. Mereka akan meneliti tentang jenis masakan khas daerah tertentu, kemudian mencari resep makanan. Selanjutnya membuat demo masak berdasarkan resep yang diperoleh.

“Case study juga menghadirkan narasumber. Ada kegiatan yang nyata, dan ada kerja sama antar prodi. Dalam demo tersebut, mahasiswa akan memilih resep mana yang tepat sesuai rasa, platting, dan komposisi makanan yang disajikan,” ujarnya.

Selain menyiapkan makanan khas dari Indonesia, mahasiswa Manajemen Tata Boga juga akan menampilkan menu luar negeri. Semua makanan akan dihidangkan ala fine dining restaurant. Namun, untuk penyajian ditangani mahasiswa Manajemen Tata Hidang.

“Makanan yang disiapkan meliputi appetizer, soup, main course, dan dessert yang terangkum dalam satu set menu. Maka, kolaborasi yang kuat antara mahasiswa Tata Boga dan Tata Hidang, sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini,” imbuhnya.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan, case study ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan lebih banyak bagi mahasiswa. Sebab, kegiatan ini memberikan pengalaman mencari masakan khas daerah, memasak, sekaligus menghidangkannya sebagai langkah awal sebelum benar-benar terjun ke lapangan kerja.

“Practice makes perfect. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Terlebih, banyak menu daerah yang disajikan. Ada masakan khas Betawi, Sumba, Toraja, Perancis, Arab, dan Hawai atau Amerika,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, turut diundang tamu yang merupakan penduduk asli dari daerah asal menu. Ada konsulat Perancis, Arab, dan Amerika. Termasuk para orang tua mahasiswa dan stakeholder pariwisata seperti pejabat terkait dan praktisi hotel.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, kegiatan ini akan memicu kreatifitas sekaligus mengasah skill mahasiswa. Mereka juga harus mampu mengkreasikan makanan tanpa harus mengubah rasa khas, sesuai kearifan lokal daerah asal makanan tersebut.

“Sebuah keberhasilan harus direncanakan. Targetnya, Poltekpar Medan harus menghasilkan SDM pariwisata yang mumpuni untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata, terutama Danau Toba. Langkah ini sangat tepat. Dengan case study, mahasiswa bisa belajar kuliner lokal dan kuliner mancanegara,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *