SUARAJATIM.CO.ID– Indonesia memiliki kemegahan nature dan culture. Hal ini membuat Indonesia kaya akan ekowisata. Dan ini tersebar dari Sabang hingga Merauke. Ada wisata bahari, taman nasional, hingga warisan dunia. Belum lagi dengan kehadiran 500 etnis plus kearifan lokal.
“Pesona Indonesia melalui ekowisatanya ini luar biasa. Nature dan culturenya luar biasa. Harus menjadi destinasi liburan bagi masyarakat internasional. Dengan paket super lengkap tersebut, experience yang ditawarkan berbeda,” ungkap Executive Director of the Indonesia Eecotourism Network (Indecon) Ary Suhandi, Kamis (9/8).
Selain itu, nusantara juga menawarkan kearifan lokal bersama beragam cerita menarik. Ary menambahkan, pengembangan ekowisata menjadi elemen penting untuk mengoptimalkan pesona alam dan budayanya.
“Dengan kekuatannya, ekowisata menjadi potensi besar. Alam dan budayanya sangat eksotis dan layak menyejahterakan masyarakat,” ujarnya lagi.
Prinsipnya ekowisata ini memiliki beberapa produk. Ada keunikan berupa keragaman flora dan faunanya. Ekowisata juga menawarkan petualangan di alam, selain interaksi dengan komunitas lokal. Wisatawan juga bisa melihat kehidupan keseharian dari masyarakat lokal beserta seni tradisional dan budayanya.
“Konsep yang ditawarkan oleh ekowista ini sangat lengkap. Semuanya sangat eksotis. Untuk konsep petualangannya ini sangat memanjakan adrenalin. Pokoknya yang terbaik akan disajikan dalam konsep ekowisata ini,” jelas Ary.
Ekowisata, terbagi dalam beberapa skala. Pada skala kecil, ekowisata dikembangkan oleh komunitas lokal. Mereka bisa menjadi operator langsung dengan latar tradisional. Produknya pun terdiri dari alam dan budaya. Bisa diaplikasikan langsung karena hanya membutuhkan teknologi yang sederhana. Infrastuktur yang dibuthkan dasar hingga moderate.
“Konsep ekowisata dengan skala kecil ini memberikan kedekatan dan pengalaman luar biasa. Intinya adalah pemberdayaan masyarakat lokal sehingga langsung memberikan manfaat secara langsung. Lalu, skala ini memberikan kontribusi besar bagi pelestarian alam dan budaya,” paparnya lagi.
Selain kecil, ekowisata juga bisa diterapkan dalam skala besar. Untuk skala ini diperlukan investasi dari swasta karena menerapkan teknologi high-end. Infrastruktur terbaik juga diberikan untuk menunjang kenyamanan wisatawan. Terkait dengan alam dan budaya, pesoanya diharapkan memberi experience yang berbeda. Ary mengatakan, manfaat ekonomi lokal yang dihasilkan lebih besar.
“Selain destinasi terbaik, ekowisata masih bisa dikembangkan dan menjadi investasi menjanjikan. Skala ini terbuka bagi para investor,” kata Ary lagi.
Dengan pesonanya, ekowisata bisa dinikmati dibeberapa wilayah Indonesia. Untuk region Sumatera, ada di Tangkahan dan Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Padang dan Bukit Tinggi juga menawarkan beragam atraksi. Ada juga keunikan Mentawai.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh, menilai ekowisata terbaik dimiliki Indonesia.
“Ekowisata yang ditawarkan Indonesia sangat beragam. Semuanya ada. Selain memberi kemanfaatan ekonomi yang besar, ekowisata juga menjanjikan kelestarian alam juga budayanya. Hal ini tentu sangat seimbang,” jelas Masruroh.
Untuk kawasan Jawa, ekowisata dinikmati di wilayah Yogyakarta. Ada Nglageran, Candirejo, hingga Candi Borobudur. Di sisi lain ada Seloliman Trawas hingga Konservasi Mangrove Clungup yang berada di wilayah Jawa Timur. Untuk wilayah Kalimantan ada Tanjung Puting dan Sungai Sekonyer. Wilayah Nusa Tenggara ada Pulau Flores hingga Komodo.
“Ada banyak pilihan. Bukan hanya sekedar menikmati eksotisnya nature dan culture, tapi semua bisa berinvestasi di sana,” tutur Masruroh, yang biasa disapa Iyung.
Pengembangan konsep ekowisata dan branding ekowisata pun mendapat apresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar menerangkan, ekowisata yang ditawarkan adalah terbaik.
“Indonesia ini banyak memiliki ekowisata terbaik. Destinasi ini harus dikunjungi karena sangat unik dan menarik. Lalu, aksesibilitas dan amenitasnya juga bagus,” tutupnya. (*)
