Revitalisasi Pariwisata Bali Terus Dilanjutkan, Kemenparekraf Adakan Rapat Koordinasi

oleh -445 views
oleh

BALI – Peningkatan kualitas destinasi wisata Bali terus-menerus dilakukan oleh Kemenparekraf untuk mempersiapkan pariwisata Bali menyambut era kenormalan baru. Melanjutkan program Bali Rebound yang telah dilakukan sejak Juli 2020, kali ini Kemenparekraf mengadakan Rapat Koordinasi Revitalisasi Destinasi Wisata Bali di The Anvaya Resort, Selasa 27 Oktober 2020.

Rapat koordinasi ini dihadiri juga oleh Disparda Kabupaten/Kota se-Bali, Managing Director ITDC, Perwakilan GIPI Bali, serta pengelola destinasi wisata dari Kabupaten/Kota se-Bali.

Dalam laporannya Direktur Pengembangan Destinasi Regional II, Kemenparekraf Wawan Gunawan mengatakan dukungan Kemenparekraf yang sudah dilakukan di Bali mulai Bulan Maret-Oktober 2020, mulai Rapat Koordinasi, Pelaksanaan Bali Rebound Destinasi Pariwisata di Kawasan Nusa Dua dan Destinasi Penyangga (Uluwatu, Pantai Pandawa dan Kuta), dan dukungan Revitalisasi Toilet di Pantai Kuta. Selain di Bali kami lakukan juga di DSP, DPP, DPP Baru (Kalimantan, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua.

“Kali ini Kemenparekraf khususnya Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur juga memberikan Dukungan berupa Reaktivasi Akomodasi bagi Isolasi Mandiei Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 500 kamar di 4 hotel di Bali yaitu Mercure, Ibis Kuta, Ibis Denpasar dan Paragon. Selain itu Kemenparekraf akan melakukan lanjutan dukungan Revitalisai Destinasi di 8 Kabupaten dan 1 Kota se-Bali sebanyak 25 Destinasi.” Ujar Wawan

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hari Santosa Sungkari, dalam arahannya menjelaskan revitalisasi destinasi wisata ini difokuskan kepada peningkatan kualitas amenitas di daya tarik wisata, salah satunya adalah peningkatan kualitas toilet sebagai tolak ukur standar kebersihan di destinasi tersebut.

“Tren wisatawan ke depan akan sangat memperhitungkan kebersihan, sehingga industri harus mampu beradaptasi,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Bapak I Putu Astawa, yang juga menekankan bagaimana pentingnya kolaborasi dan sinergi antar pihak baik pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, hingga media dalam pembangunan kepariwisataan ke depan.

Dengan menghadirkan Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Prof. Dr. I Gede Pitana, M.Sc serta Ketua Bidang Water and Sanitation Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Ibu Nani S. Firmansyah sebagai jajaran panel narasumbernya, Kemenparekraf mengangkat topik pariwisata berkualitas (quality tourism) serta peran penting sanitasi untuk perkembangan pariwisata ke depannya di era new normal ini.

“Untuk meningkatkan kualitas pariwisata, mutlak diperlukan peningkatan kualitas destinasi dengan segala aspeknya. Untuk Bali, pelestarian kebudayaan merupakan prasyarat menuju destinasi berkualitas. Tapi bukan berarti kuantitas menjadi tidak penting, karena produk pariwisata kita yang sangat bervariasi, maka diperlukan wisatawan yang bervariasi juga,” jelas I Gede Pitana.

Sejalan dengan itu, peningkatan kualitas sanitasi dan kebersihan toilet di daya tarik wisata, juga sangat perlu diperhatikan, “Tata kelola toilet yang bersih dan berkualitas di era kenormalan baru ini sangat penting. Sarana toilet yang tersedia haruslah bersih, aman, nyaman, dan higienis, dan ini baru bisa tercapai dengan SDM yang berkualitas, baik dari sisi manajemen maupun penggunanya,” papar Nani S. Firmansyah dalam sesi Inovasi dan Strategi Pengelolaan Sanitasi di Daya Tarik Wisata.

“Destinasi harus selalu dinamis terhadap adaptasi dan perubahan. Storytelling yang kuat dan peningkatan kualitas Kebersihan di destinasi akan menciptakan Bali yang bersih dan nyaman bagi wisatawan ke depan,” ujar Hari Sungkari menutup Rapat Koordinasi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *