Ribuan Pengunjung Padati Pembukaan Festival Tapa Malenggang 2018

oleh -1,216 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Pembukaan Festival Tapa Malenggang 2018 berlangsung meriah. Event tahunan di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, digelar 29 November hingga 2 Desember. Ribuan pengunjung memadati lokasi acara di Bulian Sport Center.

Festival dibuka oleh Bupati Batanghari, Sahirsyah. Diawali dengan karnaval yang menampilkan kostum atau defile menarik dan marching band.

Dilanjutkan dengan penampilan grup kesenian Batanghari sebagai simbol penghormatan kepada tamu yang datang. Seperti perwakilan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Jambi, unsur TNI-Polri, SKPD Kabupaten Batanghari, dan perwakilan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Bupati Sahirsyah mengatakan, Festival Tapa Malenggang adalah momentum memperkuat adat dan budaya Kabupaten Batanghari. Event ini diharapkan bisa diwujudkan dengan nilai-nilai kearifan lokal, keagamaan, kebudayaan dan adat kesenian daerah dalam menunjang kebudayaan nasional.

“Festival ini juga sebagai sejarah perjuangan masyarakat bumi Serentak Bak Regam yang penuh semangat dan tanpa menyerah. Serta berpegang teguh kepada adat dan budaya. Mari kita jadikan pesta Tapa Malenggang ini sebagai salah satu momentum menjaga eksistensinya,” ujar Sahirsyah.

Di pusat kegiatan, Bulian Sport Center, juga disiapkan panggung hiburan dan Batanghari Expo 2018. Panggung diisi aneka kegiatan seperti tarian tradisional dan band performance.

Sementara Batanghari Expo 2018, menyajikan puluhan stand kuliner, kerajinan tangan dan pelayanan dinas-dinas yang ada di Kabupaten Batanghari. Di expo ini, sejumlah stand perwakilan kecamatan wilayah Batanghari saling memamerkan produk unggulannya.

“Ini juga menjadi momen produk UMKM Batanghari berpromosi. Kita punya beragam produk kerajinan tangan, kuliner dan jajanan,” cetus Sahirsyah.

Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Dispora) Batanghari Ardani Putra mengatakan hal senada. Event ini dapat meningkatkan potensi wisata dan budaya adat di Kabupaten Batanghari.

“Festival Tapa Malenggang sudah berlangsung ketiga kalinya. Alhamdulillah tahun ini lebih semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Semoga terus berlanjut demi menjaga kelestarian budaya kabupaten,” kata Ardani yang juga Ketua Pelaksana kegiatan ini.

Ardani menambahkan, kekayaan alam serta budaya yang dimiliki Batanghari dinilai bisa menjadi modal utama dalam mendongkrak target wisatawan.

“Batanghari memiliki destinasi alam yang kaya seperti di Danau Ugong kemudian ada pula hutan konservasi Reki di Pejubang yang di dalamnya terdapat tanaman langka. Destinasi inilah yang terus dibenahi selain keindahan Sungai Batanghari yang kita miliki,” tuturnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh menilai, dukungan yang diberikan Kemenpar bisa membawa impact yang baik buat pariwisata di suatu daerah.

“Dengan adanya dukungan kami bisa memberikan semangat kepada daerah agar termotivasi bisa memajukan pariwisatanya. Melalui pariwisata maka perekonomian di suatu daerah akan mengalami perubahan, kreativitas masyarakat pun juga bertumbuh dengan baik,” ujar Masruroh.

Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional I (Kepri) Kemenpar Kiagoos Irvan Faisal menambahkan, festival ini mengambil peranan penting terhadap potensi seni budaya yang dimiliki Batanghari. Kemenpar juga mendukung upaya Batanghari dalam mempromosikan wisata air atau alamnya.

“Festival ini diadakan karena potensi seni budaya Melayu Jambi di Batanghari sangat penting dan patut untuk dilestarikan. Dan dengan adanya atraksi, maka akan menarik wisatawan untuk datang,” ujar Irvan didampingi Kepala Sub Bidang Area IIB, Eksan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengapresiasi kegiatan Festival Tapa Malenggang 2018. Menurutnya, festival ini akan semakin menambah daya tarik wisata di Provinsi Jambi dan Kabupaten Batanghari. Wisatawan sendiri sudah sangat mengenal ragam budaya provinsi di Sumatera ini.

“Silakan ke Jambi. Alamnya indah. Ragam budaya dan seninya kuat. Batanghari merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sungai ini memiliki banyak catatan sejarah dan peradaban,” jelas Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *