Saat Para Yachter Mengeksplorasi Buton Selatan yang Cantik Luar Dalam

oleh -2,119 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Kabupaten Buton Selatan mampu memberikan pengalaman yang luar biasa bagi peserta Sail to Indonesia 2018. Budaya masyarakat setempat, dieksplorasi para yachter mancanegara. Mereka pun antusias membaur bersama warga Desa Bahari juga Rongi.

Sail to Indonesia 2018 untuk zona Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, resmi ditutup Kamis (30/9). Penutupan dipusatkan di Pantai Ratu Ampat, Desa Bahari, Sampolawa, Buton Selatan. 9 Perwakilan yachter mancanegara ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka ini berasal dari Australia, Selandia Baru, Brazil, Denmark, Jerman, Swedia, dan Prancis.

“Kami berharap para yachter ini berkunjung kembali lain waktu. Kami sangat gembira karena respon mancanegara besar. Bagaimanapun, ini event pertama di Buton Selatan. Kedepannya, event-event seperti ini akan dilanjutkan,” ungkap Asisten III Kabupaten Buton Selatan La Asari.

Sama seperti pembukaan, penutupan Sail to Indonesia 2018 juga meriah. Parade seni budaya ditampilkan. Ada Tari Balumpa yang dibawakan oleh 5 putri dari Desa Bahari. Suasana semakin meriah dengan pertunjukan Tari Nelayan yang dibawakan 13 anak-anak. Tari ini lengkap dengan keranjang sebagai asesorisnya.

Tarian Nelayan mampu membuat para yachter bergoyang. Salah satunya adalah yachter asal Brazil Marcella. Ia terlihat luwes menirukan gerakan-gerakan Tarian Nelayan.

“Saya baru pertama kali datang ke sini dan tertarik dengan semuanya. Alamnya indah. Budaya di sini luar biasa. Orangnya juga sangat ramah. Negeri ini sangat cantik, saya suka Indonesia,” tuturnya.

Pesta ditutup dengan Tari Kolosal Nusantara. Yaitu menggabungkan dari berbagai jenis tarian di nusantara, seperti Poco-Poco. Dipenghujung tarian, perwakilan yachter ini diajak menari bersama dengan membawa bendera negara masing-masing. “Bisa berada di Buton Selatan jadi experience berharga. Semua unik, lalu kulinernya sangat enak,” tuturnya.

Di Buton Selatan, para yachter meluangkan waktu untuk mengenal dekat budaya masyarakat. Berada di kawasan Pantai Ratu Ampat, Desa Bahari, para yachter bahkan sempat mendapatkan kelas memasak, Rabu (29/8). Agenda ini diikuti oleh sekitar 14 yachter mancanegara. Ada beragam jenis kuliner yang mereka pelajari.

Tidak hanya itu, para yachter mancanegara juga belajar mengolah tandu-tandu. Kuliner ini menggunakan bahan baku singkong dengan isian kombinasi gula merah dan kelapa, lalu digoreng. Ada juga cucuru yang terbuat dari tepung beras dan gula merah yang doreng. Yachter pun belajar membuat kasoambi. Kuliner ini kombinasi parutan singkong, kelapa muda, dan gula merah.

“Kami semua takjub dengan Buton Selatan. Alam, keramahan, dan tradisi mereka luar biasa. Kami juga sangat menghargai beragam kuliner yang disajikan. Bisa datang ke Buton selatan menjadi kesempatan yang berharga. Berbagai keindahan di sini akan disampaikan kepada rekan lainnya,” ujar Max, yachter asal Denmark.

Kawasan Buton Selatan ini merupakan paket lengkap. Wilayah ini memiliki Desa Rongi, Sampolawa, dengan beragam kearifan lokalnya. Berada di Desa Rongi, para yachter menikmati artefak sejarah berupa tombak berkepala naga. Berjumlah tiga buah, tombak ini menjadi identitas berharga masyarakat Rongi. Di sana juga terdapat jagung yang sudah disimpan selama 60 tahun dalam kondisi bagus.

“Kami gembira mendengar para yachter ini sangat menikmati suasana di Buton Selatan. Semoga mereka ini kembali lagi dilain waktu. Sebab, masih ada banyak destinasi yang bisa mereka nikmati di sana,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi.

Tidak kalah menarik, para yachter juga ikut menikmati keharuman Kopi Rongi. Sebab, daerah Rongi ini merupakan penghasil kopi terbaik khas Buton.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo menerangkan, apresiasi diberikan kepada masyarakat Buton Selatan yang antusias dalam menyambut kedatangan para yachter.

“Ada banyak point yang bisa digarisbawahi. Antusiasme masyarakat di Buton Selatan luar biasa. Kami yakin ke depannya kawasan ini akan bagus sebagai persinggahan yacht. Potensinya besar. Saat ini, kami sedang memantau wilayah Baubau. Sebab, Baubau menjadi destinasi berikutnya setelah Buton Selatan,” terang Indroyono.

Mendengar kehangatan yang diberikan masyarakat Buton Selatan, acungan jempol diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

“Buton Selatan dan kawasan nusantara lainnya memang luar biasa. Kami yakin pariwisata di Buton Selatan akan terus tumbuh. Kalau arus wisatawan bagus, nantinya investasi juga akan masuk dengan sendirinya. Artinya, perekonomian di sana akan semakin baik,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *