Sanggar Wayang Ajen Dapat Kunjungan Komunitas Budaya Pariwisata Priangan Timur

oleh -1,760 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, BEKASI – Wayang Ajen rupanya sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Buktinya, Sanggar Wayang Ajen yang berdomisili di Kota Bekasi mendapat kunjungan para penggemarnya dari wilayah Priangan Timur, Selasa (26/2). Mereka berasal dari Ciamis, Tasikmalaya, dan Banjar. Kelompok tersebut adalah Komunitas Natar Budaya Wayang Golek Ajen (NBWGA) yang berjumlah ratusan orang.

NBWGA sendiri adalah wahana kreatif yang diprakarsai orang-orang yang peduli terhadap seni tradisi dan pariwisata (Kompepar) sebagai ruang kreatif di Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis.

Ki Dalang Wayang Ajen, Wawan Gunawan, menjelaskan, NBWGA beranggota ratusan orang yang berdomisili di Ciamis, Kota Tasik, Kabupaten Tasik dan Kota Banjar.

“Mereka berdiri dengan tujuan menggairahkan semangat dan animo masyarakat untuk mencintai, melestarikan, serta mengembangkan dan memanfaatkan seni budaya. Khususnya sebagai nilai tontonan dan tuntunan. Selain itu juga sebagai bagian dari atraksi pariwisata seperti yang selama ini dilakukan Wayang Ajen,” kata Wawan, Rabu (27/2).

Dijelaskannya, NBWGA lebih menitik beratkan posisi pada pembelajaran dan pengapresiasian kreativitas. Terutama pada setiap event seni budaya yang terus konsisten dalam upaya merawat dan menjaga tradisi dengan semangat kekinian.

“Artinya peralihan teknologi menjadi perhatian penting dalam keberlangsungan seni tradisi di era milenial ini,” paparnya.

NBWGA beranggotakan berbagai element masyarakat. Baik itu lintas generasi maupun profesi. Visi yang diemban adalah membangun kesadaran pada seni budaya tradisi dan modern.

Dijelaskan Wawan, pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni wayang Ajen diamati lebih dari itu. Dan NBWGA ingin turut serta dalam upaya-upaya pewarisan kearifan lokal. Termasuk pengembangan seni budaya tradisi yang dikombinasikan dengan kekinian.

Dalam kunjungannya, NBWGA mendapat pencerahan tentang proses kreatif terciptanya Wayang Ajen, langsung dari Ki Dalang Wawan Ajen.

“Wayang Ajen bisa tercipta melalui proses yang panjang. Proses kreatif yang didasari dari pengendapan bawah sadar tentang nilai-nilai tradisi sebagai kearifan lokal yang disinergikan dengan teknologi kekinian,” jelas Wawan, yang juga Kabid Pemasaran Area II Kementerian Pariwisata itu.

Wawan menambahkan, NBWGA bertekad untuk lebih memahami sekaligus mencoba untuk bersinergi dengan sanggar WGA. Tujuannya, untuk memotivasi masyarakat terutama generasi muda. Mereka akan diajak melestarikan dan mengembangkan seni tradisi yang adiluhung itu.

Dengan demikian, NBWGA diharapkan akan memiliki makna sejarah, turut menjaga, merawat, melestarikan, mengembangan dan memanfaatkan seni. Sehingga, dapat meningkatkan nilai budaya, nilai ekonomi, nilai kesejahteraan, nilai media, komitmen pemerintah daerah dan realitas nilai dalam kehidupan.

“Sehingga, NBWGA punya peranan di masyarakat. Sehingga kedepannya bisa meninggalkan jejak historis bagi perkembangan seni tradisional sunda khususnya seni wayang golek,” papar Wawan.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani memberikan apresiasinya terhadap Wayang Ajen.

“Wayang Ajen sangat konsisten dalam mengangkat seni dan budaya. Selalu ada makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Tapi, ia selalu menggunakan caranya sendiri. Dan terbukti Wayang Ajen kerap mewakili Indonesia ke berbagai negara,” papar Rizki, didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung.

Dukungan buat Wayang Ajen juga disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

“Budaya itu semakin dilestarikan semakin menghasilkan. Wayang Ajen adalah cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya. Namun, ditampilkan dengan gaya milenial. Dan yang membuat Wayang Ajen bisa diterima semua kalangan,” paparnya.
***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *