Sastra Melayu Jadi Menu Wajib di Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat

oleh -847 views
oleh

TANJUNGPINANG – Pulau Penyengat sangat kaya dengan sastra Melayu. Salah satu karya yang fenomenal adalah Gurindam XII. Warisan Imperium Melayu tersebut bahkan bisa dipelajarinya langsung. Caranya, ambil Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat kategori Gurindam Experience (GurEx).

GurEx menjadi paket yang bisa dipilih wisatawan. Khususnya para penikmat penikmat sastra Melayu. Apalagi, GurEx sudah melewati ujji trail 26 Juli lalu.

Ketua HPI Tanjungpinang Raja Farul mengatakan, Gurindam XII menjadi karya yang fenomenal.

“Melayu banyak memiliki karya sastra yang luar biasa. Semuanya menginspirasi, termasuk Gurindam XII. Karya ini demikian fenomenal dan sangat populer hingga sekarang. Ada banyak petuah hidup yang diajarkan Gurindam XII. Kini, Gurindam XII bisa dinikmati oleh wisatawan secara langsung di Pulau Penyengat,” kata Farul, Rabu (7/8).

Gurindam XII diciptakan Raja Ali Haji pada 1264 Hijriah atau 1847 Masehi. Karya populer ini terdiri dari 12 pasal dengan 60 bait. Setiap pasal dalam Gurindam XII memiliki 5 ciri utama. Ada ciri rangkap, perkataan, suku kata, rima, dan setiap bait memiliki makna. Secara khusus, rangkap bermakna setiap baris berisi syarat atau makna yang saling melengkapi adan berkesinambungan.

Untuk perkataan, setiap baris Gurindam XII antar pasal tidak tetap. Hanya saja, baris kedua menjawab persoalan di baris pertama. Suku kata bisa dikatakan tidak mengikat jumlahnya. Gurindam XII punya rima yang khas. Rimanya tidak terikat, baik sajak atau akhir liriknya. Menjadi penyampai petuah, setiap baitnya memiliki makna tersendiri.

“Gurindam XII akan menjadi experience menarik bagi wisatawan bila berkunjung ke Pulau Penyengat. Mereka akan diajari banyak hal terkait Gurindam XII. Untuk itu, pastikan Pulau Penyengat ini sebagai destinasi utama berlibur. Apalagi, Agustus ini Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat bisa dinikmati,” terang Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kepariwisataan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Menjadi daya tarik, wisatawan memang bisa mempelajari Gurindam XII secara utuh. Sebagai pembuka, wisatawan akan dikenalkan dengan history-nya. Berikutnya, mereka diajak mengeksplorasinya dengan ikut membaca dan mengkaji maknanya bersama. Suasana dijamin semakin meriah, sebab eksplorasi dari Gurindam XII diiringi dengan alunan musik Melayu secara live.

“Kemasan yang diberikan untuk paket wisata GurEx sangat unik dan menarik. Sebab, pembacaan dari Gurindam XII dilakukan seperti pada umumnya. Kami yakin, wisatawan akan puas apabila mengambil paket ini. Sebab, pembelajaran yang diperolehnya sangat positif,” jelas Giri Adnyani lagi.

Sebagai gambaran, berikut disampaikan cuplikan Gurindam XII. Acuannya adalah pasal 1 yang terdiri dari 6 bait. Bunyinya, ‘Barang siapa tiada memegang agama, Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama’. Secara tersirat, pembuka pasal 1 mengajarkan konsep Ketuhanan hingga memunculkan rasa damai. Bait berikutnya, ‘Barang siapa mengenal yang 4, Maka ia itulah orang yang ma’rifat’.

Bait kedua pasal 1 mengenalkan manusia pada 4 ajaran Islam. Ada ajaran syari’at, ma’rifat, tarikat dan hakikat. Kehidupan seseorang akan tenang bila sudah mengerti 4 hal tersebut. Lalu, bait penutup dari pasal ini adalah ‘Barang siapa mengenal akhirat, Tahulan ia dunia mudarat’. Bait ini mengingatkan, bila kehidupan dunia sesaat dan kekekalan ada di akhirat. Untuk itu, perbanyaklah amalan selama di dunia.

“Bisa mempelajari karya sastra besar dengan nuansa kental Kerajaan Riau-Lingga tentu menyenangkan. Apalagi, mentornya sangat bagus dan menyenangkan. Memiliki keunggulan di banyak lini, GurEx akan menjadi paket unggulan dari Pulau Penyengat. Petuah yang diberikan memang sangat luar biasa,” papar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Bukan hanya vertikal, Gurindam XII mengatur tata hukum kehidupan bermasyarakat. Salah satu acuan ada dalam pasal 12 Gurindam XII. Terdiri dari 7 bait, pasal penutup itu mengupas konsep kenegaraan. Pada bait pertama berbunyi, ‘Raja mufakat dengan menteri, Seperti kebun berpagarkan duri’. Artinya, seorang raja dan menteri saling bekerjasama.

Bait berikutnya dari pasal ini adalah, ‘Betul hati kepada raja, Tanda jadi sebarang kerja’. Maknanya, raja yang adil kepada rakyatnya berarti telah mendapatkan petunjuk dari Tuhan. Pasal tersebut lalu ditutup dengan bait ‘Akhirat itu terlalu nyata, Kepada hati yang tidak buta’. Makna tersiratnya, orang yang hati dan pikirannya terbuka selalu menyakini kebenaran kehidupan akhirat.

“Dengan paket GurEx, Pulau Penyengat akan semakin kental dengan nuansa Melayu. Hal ini tentunya sangat menyenangkan. Jadi ada value besar yang didapat wisatawan dari lawatannya ke Penyengat. Dan, value itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, ada peningkatan kualitas dari hidup secara keseluruhan,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.(****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *