Semangat Sukses, Potong Tumpeng Jadi Ritual Pembuka Konser Musik Atambua 2019

oleh -1,212 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, ATAMBUA – Musik Perbatasan Atambua (KMPA) 2019 resmi digulirkan Kamis (7/3). Opening ceremony KMPA 2019 pun sangat sakral. Ada ritual pemotongan tumpeng sebagai simbol kebaikan. Berharap rangkaian event ini sukses secara penyelenggaraan dan jumlah besar kunjungan wisatawannya.

KMPA 2019 digelar di Lapangan Umum Simpang Lima, Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur. Pada hari pertama konser, menampilkan aksi Penyanyi Gerson Oliveira dari Timor Leste (Tiles). Sebelum acara dilakukan pemotongan tumpeng. Tumpeng yang disajikan sangat khas. Gunungan nasi kuning dengan penutup daun pisang menjadi unik dengan hamparan warna-warni lauknya.

Ada beragam lauk yang disajikan dalam tumpeng tersebut. Mulai dari beragam varian jenis sayuran hingga ayam yang dimasak utuh. Berikutnya, dilakukan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng ini dilakukan oleh semua panitia termasuk peserta bazaar. Digelar 2 hari, untuk Bazaar KMPA 2019 terdiri dari 25 peserta: 15 UKM dan dan 10 brand lainnya. Ada beragam varian produk yang disajikan dalam bazaar tersebut.

“Acara ini sangat unik dan luar biasa. Yang jelas saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata. Sebab, saya dipercaya menjadi salah satu bintang tamu untuk mendatangkan wisatawan dari Timor Leste,” ungkap Penyanyi Gerson Oliveira, Kamis (7/3).

Resmi dibuka, ungkapan syukur pun disampaikan oleh Kadispar Kabupaten Belu Remi Asa. KMPA 2019 ini memiliki fungsi strategis sebagai pengembangan pariwisata di sekitar Atambua. “Kami juga sangat senang dan bangga dengan digulirkannya acara ini. Dukungan yang diberikan Kemenpar ini luar biasa. Fungsi event KMPA 2019 ini sangat penting. Sebab, Belu memiliki potensi pariwisata yang besar,” jelas Remi.

Menjadi destinasi utama wisatawan Tiles, Belu memiliki banyak destinasi terbaik. Kekuatan alam dan budayanya luar biasa. Untuk potensi alam bisa dilihat dari sebaran destinasinya. Wilayah ini memiliki Pantai Pasir Putih Atapupu, Pantai Bertuli, Pantai Mota’ain, dan Teluk Gurita. Ada juga Air Terjun Mauhalek, Lembah Fulan Fehan, Benteng Ranu Hitu, juga Bukit Kakeu Mantenu.

“Kalau bisa event seperti ini digelar sebulan sekali. Sebab, memberi impact positif bagi Belu secara umum. Selain menaikan kunjungan wisatawan, event ini juga bsia menjadi media pelestari budaya dan kultur warisan leluhur. Secara perinsip, kami berkomitmen untuk terus memajukan pariwisata. Kami juga fokus kepada pencapaian target karena Belu ini paket lengkap,” tegas Remi.

Selain kekuatan alam, Atambua juga memiliki potensi budaya. Warna terbaik bisa dilihat dari Tari Ja’i, Tari Likurai, hingga Alat Musik Sasando. Tari Ja’i sering ditampilkan dalam acara adat. Dibawakan secara massal, Tari Ja’i menjadi ungkapan kegembiraan dan rasa syukur. Tari Likurai. Biasanya tarian ini dibawakan oleh masing-masing 10 penari putra dan putri.

Tari Likurai ini didominasi hentakan kaki dan liukan tubuh. Untuk putra, tariannya mengadopsi gerakan perang dengan 2 kaki juga menghentak. Tari Likurai ini pernah ditampilkan dalam opening ceremony Asian Games 2018. Untuk Sasando, alat musik ini khas dengan bagian utama Sasando ini berupa tabung panjang dari bambu. Pada bagian tengahnya diberi fret melingkar, lalu direntangkan dawai-dawai.

“Yang jelas, ini menjadi sinergi terbaik. Sebab, semua berkumpul di sini untuk memajukan pariwisata. Apa yang dilakukan ini bukan untuk Kemenpar, tapi bagi seluruh anak bangsa. Event ini menjadi bukti kalau pariwisata di perbatasan Indonesia tumbuh dan berkembang. Hasilnya, memberi pengaruh positif bagi ekonomi, masyarakat. Ini semua karya anak bangsa,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Digulirkannya KMP 2019, sambutan hangat pun diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar berharap, kolaborasi ini semakin melambungkan pariwisata di perbatasan khususnya Atambua. “Untuk mendapatkan hasil optimal, maka semua elemen harus terlibat. Dengan sinergi speerti ini, kami yakin pariwisata di Atambua akan terus maju. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat naik. Destinasi harus memenuhi syarat semuanya. Atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya harus terus ditingkatkan,” tutup Menpar. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *