Siap Comeback 100%, Destinasi Toba Pamer Kekayaan Seni Budaya Otentiknya Melalui Rebound

oleh -430 views
oleh

TOBA – Pariwisata Toba siap comeback 100%. Penggeraknya program Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba, Kamis (3/12). Lokasinya ada di Pantai Pasir Putih Lumban BulBul, Balige, Toba, Sumatera Utara (Sumut). Selain penerapan CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, dan Environment Sustainability), destinasi ini juga memamerkan atraksi seni budayanya yang otentik.

Program Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba digulirkan masif di Toba. Jumlah peserta sekitar 100 orang. Rinciannya, terdapat 100 orang praktisi pariwisata . Slot praktisi diisi oleh pelaku usaha pariwisata, pelaku ekonomi kreatif, pemandu wisata, asosiasi usaha/profesi pariwisata, dan pengelola destinasi. Bergabung pula Polsek dan Babinsa.

“Destinasi Toba sudah siap dikunjungi oleh wisatawan New Normal. Semuanya sudah mendukung dan CHSE juga diterapkan di sini. Kami ini optimistis bisa pulih cepat karena didukung program Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Atraksi yang ditawarkan tetap terbaik, baik alam dan budayanya,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toba Jhon Pieter Silalahi.

Memamerkan kekayaan seni budayanya, ada 3 tarian yang disajikan dalam program Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Ada Tor Tor Manomu Nomu, Tor Tor Tangiang, dan Tor Tor Somba Somba. Menjadi pembuka event, Tor Tor Manomu Nomu ditampilkan gemulai oleh 6 penari putri dari Sanggar Lumban Bul Bul.

“Rebound menjadi program lanjutan yang sangat penting. Sebab, ini jadi rangkaian pemulihan industri pariwisata secara menyeluruh. Sama seperti wilayah lainnya, kawasan Toba juga sangat layak dikunjungi. Budayanya menarik dan otentik. Ada juga jaminan keamanan dan kesehatan dari Toba melalui CHSE,” terang Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.

Menjadis salah satu daya tarik, Tor Tor Manomu Nomu memiliki historis luar biasa. Secara umum, Tor Tor Manomu Nomu menjadi gambaran kegembiraan. Kegembiraan yang ditularkan masyarakat di sana kepada para tamu atau wisatawan yang berkunjung. Semakin sakral, Tor Tor Manomu Nomu menjadi gambaran masyarakat Batak di Toba pada masa silam. Alur ceritanya terpusat pada manortor, memasak, menumbuk, dan daun ubi kayu (singkong).

Membangun empat elemen dalam gerakan Tor Tor Manomu Nomu, manortor menjadi ciri khas adat di sana. Untuk gerakan memasak, menjadi simbol persaudaraan dan keterbukaan masyarakat. Sebab, tamu diajak memasak dan makan bersama. Menunya seperti, Nani Ura, Naphi Nadar, dan Arsik. Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian menjelaskan, Rebound menjadi program percepatan ekonomi pariwisata.

“Destinasi Toba sangat potensial untuk terus dikembangkan. Melalui Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba, pariwisata di sana akan semakin akselerasi. Arahnya juga semakin jelas. Program tersebut memberi akses lebih bagi Toba untuk bangkit. Apalagi, Toba memiliki beragam atraksi luar biasa. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung,” jelas Oni.

Keunikan Tor Tor Manomu Nomu semakin lengkap dengan kekayaan busana yang dikenakan penarinya. Penari mengenakan busana dengan kombinasi Ulos Sadum. Ulos ini dahulu dikhususkan bagi milenial masyarakat Batak jaman dahulu. Semakin unik, penari pun mengenakan 2 helai daun Beringin sebagai mahkotanya. Daun Beringin disakralkan menjadi simbol kekuatan untuk melunturkan energi negatif.

“Potensi besar di Toba harus didorong dan disinergikan. Alam dan budayanya sangat menginsprasi. Posisi program Rebound menjadi pendorong bagi semua. Pariwisata harus didorong agar ekonomi kreatif juga ikut bergerak,” tegas Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko.

Selain Tor Tor Manomu Nomu, Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba juga menyajikan Tor Tor Tangiang. Tor Tor Tangiang menjadi wujud hubungan vertikal karena gerakannya berisi doa-doa. Selain meminta berkat Tuhan YME, tarian ini bisa digunakan untuk menolak bala. Gerakannya sejalan dengan lirik lagu pengiringnya yang berjudul Pusuk Buhit.

“Semuanya menjadi sangat menarik di Toba. Masyarakat bisa menikmati kekayaan budayanya melalui Tor Tor. Variannya sangat beragam dengan filosofi yang menginsprasi. Dikombinasi dengan Rebound, ini akan menjadi formulasi kompetitif untuk membangkitkan pariwisata Toba,” tutup Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *