Siapkan KEK, Badan Otoritas Borobudur Genjot Pengembangan 3A

oleh -1,674 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Badan Otoritas Borobudur (BOB) makin gencar meningkatkan 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas). Secara bertahap, program utama BOB meliputi penetapan masterplan, perencanaan jalur akses cepat dari bandara, dan penyelesaian status lahan di zona otoritasnya.

Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita mengatakan, dalam 3 tahun, BOB akan mulai proses Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Lahan seluas 309 hektare pun dipersiapkan.

“Saat ini BOB sedang melakukan pembebasan lahan dan ditargetkan bersamaan beroperasinya bandara di Yogyakarta. Setelah itu akan siap untuk menarik investasi. Ke depan, daerah ini diprioritaskan menjadi KEK dalam tiga tahun ke depan,” ujar Indah, Minggu (16/12).

Soal aksesibilitas, Bandara Baru Yogyakarta (New Yogyakarta International Airports/NYIA) akan beroperasi April 2019. Pengoperasian awal mendahulukan layanan penerbangan internasional dibandingkan domestik.

“Nantinya akan melayani penerbangan internasional seperti umroh dan lainnya seperti Korea, China, Jepang, dan hingga Eropa dengan pesawat berbadan lebar. Akses dari dan ke Bandara, bisa menggunakan kereta api (KA) dan bus untuk angkutan penumpangnya,” katanya.

Dijelaskannya, pembangunan akses Kereta api Yogyakarta-Semarang melalui KSPN Borobudur telah memasuki tahapan penyusuan trase. Jalur KA Semarang-Jogja bakal memiliki rute Semarang, Kedungjati, Tuntang, Ambarawa, Bedono,Zumba Secang, Magelang, Muntilan, dan Jogjakarta trase lama yang berhenti di Ambarawa dan sisanya baru.

“Akses jalur KA menuju NYIA menurut KAI dan Kemenhub menggunakan trase full grade dengan pertimbangan efesiensi biaya. Sedangkan menurut AP I dan Gubernur Provinsi DIY tetap menggunakan trase elevated dengan pertimbangan ketepatan operasi bandara, pengaruh dengan pembangunan underpass JJLS dan meminimalkan risiko sosial,” paparnya.

Progres pembangunan Tol Semarang-Solo, khususnya segmen Salatiga-Kartasura, sudah selesai dan telah dilakukan uji layak fungsi. Dari keseluruhan ruas, titik paling krusial dan paling terakhir dikerjakan adalah Jembatan Kali Kenteng.

“Tanggal 20 Desember 2018, Tol Semarang-Solo sudah siap digunakan,” tambahnya.

Bicara amenitasnya, BOB terus mengusahakan pengelolaan zona otoritatif seluas 309 hektare di Purworejo. Pengembangan zona otorita diperkirakan memerlukan Rp1,5 triliun untuk membangun objek wisata. Tahap I akan dikembangkan dengan konsep glamorous camp.

Saat ini pekerjaan blockplan kawasan BOB telah selesai. Dengan hasil berupa penyesuaian platform bangunan dengan kontur, perbaikan zonasi, dan jalur sirkulasi. Rancangan siteplan telah disesuaikan dengan kondisi lahan, berupa cluster kecil bangunan dan tahap pembangunan yang incremental.

“Luas per lot amenitas diperkirakan 5-6 Ha. Zona logistik dan services ditentukan pada sisi utara petak 99P, dan terdapat lokasi distribusi logistik pada setiap lot/cluster akomodasi,” jelasnya.

Pada 13-15 Desember 2018 kemarin, telah dilaksanakan survei lapangan oleh pengelola glamping Baliwoso serta rencana pengembangan dan skema kerja sama. Hasil pembahasannya antara lain, tahap 1 akan dikembangkan 11 tenda menginap kapasitas 66 orang, 1 tenda makan kapasitas 100 orang dan 1 tenda meeting kapasitas 100 orang. Luas lahan sekitar 3 Ha, dipilih berdasarkan hasil survey dan dicocokan dengan blockplan BOB.

“Desa Sedayu dan Benowo menjadi pendukung kegiatan glamping karena ada atraksi budaya. Di antaranya pembuatan nira, gula aren, minyak cengkeh, nyanyian, dan cerita rakyat,” lanjut dia.

Atraksinya? Banyak sekali event yang digelar di kawasan ini. Borobudur Cultural Fest (BCF) 13 – 21 Desember 2018. Kemudian 15 Desember siang digelar festival Bergadha (kreasi prajurit keraton) dan puncaknya pada sore hari digelar Pagelaran Seni Kolosal bertajuk ‘Hamemayu Haruming Borobudur’ bertempat di di Taman Lumbini pelataran Candi borobudur.

Pada 9 Desember lalu, ratusan motor dari berbagai komunitas memenuhi lapangan Jumantono, Kabupaten Karanganyar dalam rangka mengenalkan destinasi wisata. Namanya eventnya Fun Trail Jelajah Pesona 4J (Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso).

Lomba lari Semarang 10K juga baru digelar 16 Desember 2018. Sekitar 100 komunitas lari terlibat dalam Semarang 10K. Di antaranya Semarang Runners, Nona Runners, Indorunners Sidoarjo, FreeRunners Semarang, dan lain-lain.

Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Hitam S. Thalib menjelaskan, keberadaan BOB ini ke depannya akan memperluas kue pariwisata untuk dinikmati wisatawan. Badan ini sepenuhnya bertanggung jawab mengembangkan kawasan wisata, meliputi Solo-DI Yogyakarta-Magelang-Purworejo-Semarang-Kepulauan Karimunjawa.

“Untuk menjadi destinasi kelas dunia, kita tidak bisa berjalan sendiri. Sekarang semuanya harus bekerja sama dan tidak rebutan kue lagi,” kata Hiramsyah.

Perkembangan ini juga diiringi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Sampai dengan 27 November 2018, capaian Sertifikasi SDM sebanyak 6,894 orang (125%) dari target 5.532. Sementara pelatihan dasar SDM kepariwisataan sebanyak 2.650 orang (86%) dari target 3.075.

Sedangkan capaian sertifikasi pendidikan sebanyak 3.779 (128,45%) dari target 2.942. Sedangkan pelatihan dan sertifikasi wisata goa dijadwalkan pelaksanaannya pada tahun 2019.

“Pelatihan gerakan sadar wisata tercapai 1.050 orang dari target 1.800 orang atau 58%. Pelatihan berbasis kompetensi sebanyak 250 orang dari target 50 orang atau tercapai 500%,” tambah Hiramsyah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji progres kemajuan BOB. Dia meminta promosi dan kolaborasi dengan Deputi Pemasaran Kemenpar dan GenPI serta GenWI digenjot lebih kuat.

“Kita akan menggelar Rakor BOB Januari 2019. Kita akan diskusikan businessplan BOB termasuk strategi dan skenario aspek legalnya,” ujar Menpar Arief Yahya.

Dalam rakor tersebut, akan dibagi program kerja dalam tahapan quick wins dan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan output yang terukur (wisman, wisnus, PAD, devisa, PDB) .

“Dengan beresnya aksesibilitas di tahun 2019 (cruise terminal, jalan tol, NYIA dll), Borobudur berpeluang besar untuk lakukan lompatan kinerja di tahun 2019 dan kedepannya,” kata Menpar Arief Yahya.

Dalam waktu dekat, Menpar Arief Yahya akan meninjau langsung kawasan otoritatif BOB, NYIA dan kawasan sekitarnya. Selain itu, Menpar juga akan mengunjungi Kawasan Kota Tua Semarang.

“Untuk 2019, BOB siapkan program khusus promosi untuk kawasan otoritatif dan koordinatif. Lakukan 50% promosi di pra event. Segera promosikan juga NYIA. Optimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kunjungan wisman dan wisnus,” pungkas Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *