Siapkan Program Untuk Millenial, Kemenpar Gandeng Upnormal

oleh -843 views
oleh

JAKARTA – Apresiasi tinggi terhadap generasi millenials kembali diperlihatkan Kementerian Pariwisata. Kamis (25/4), Menteri Pariwisata Arief Yahya menerima Founder Upnormal, Sarita Sutedja. Pertemuan berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta. Pertemuan dilakukan untuk membahas kerjasama.

Menurut Ketua Tim Percepatan Millenials Kementerian Pariwisata Gabriella Patricia, Sarita Sutedja, adalah salah satu contoh sukses generasi millenials.

“Generasi Millenials itu adalah pasar yang menjanjikan buat pariwisata. Pasar yang sangat seksi untuk dikembangkan. Langkah yang dilakukan Sarita Sutedja bisa menjadi contoh. Ia sukses mengembangkan Upnormal yang berkonsep kekinian. Yang sangat akranb dengan anak-anak millenials. Namun, bisa juga diterima berbagai kalangan,” papar Gabriella.

Dijelaskannya, pertemuan antara Menpar dengan Founder Upnormal itu bertujuan untuk membahas kerjasama.

“Tim Percepatan Millennials Tourism sedang menyiapkan sebuah program, yaitu Millennial Tourism Corner. Konsepnya berupa Road & Talkshow di beberapa kota,” papar wanita yang akrab disapa Gaby itu.

Menurutnya, Upnormal dipilih karena menjadi salah satu tempat favorit berkumpulnya kaum Junior serta Senior Millennials di Indonesia. Dengan alasan itu, Gaby menilai Upnormal menjadi lokasi yang tepat untuk menggelar Road & Talkshow.

Gaby menegaskan, Upnormal sebagai mitra Co Branding, akan diplot sebagai tempat pelaksanaan, dan Tim Percepatan Millenials Tourism sebagai pelaksana acara.

“Apalagi tujuan dari event ini adalah mendorong generasi millennial untuk dapat mengoptimalkan peluang dan kesempatan dalam industri pariwisata. Dan Upnormal bisa menjadi contoh konkret untuk itu,” jelasnya.

Rencananya, program pertama akan di laksanakan 12 Mei 2019. Lokasinya di Upnormal Coffee and Roaster, di daerah Wahid Hasyim. Konsep yang diusung adalah ngabuburit, dari pukul 15.00 WIB.

“Sebagai pilot project, event ini akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita kembangkan ke daerah-daerah lain. Kita berharap bisa mendorong millennials untuk dapat terlibat langsung dalam pergerakan ekosistem industri pariwisata. Juga, agar mereka bisa mengoptimalkan dan memanfaatkan segala peluang dan kesempatan yang tersedia,” jelasnya.

Putri Pariwisata 2018-2019 itu menambahkan, event ini akan menghadirkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya. Dengan target audience Pelajar, Mahasiswa, dan undangan (komunitas).

Menteri Pariwisata Arief Yahya, menilai wisatawan millenial memiliki potensi besar untuk digali. Kementerian Pariwisata juga menyadari hal itu.

Menurutnya, millenial tidak bisa dipisahkan dari digital. Karena, digital adalah gaya hidup generasi millenial.

“Digital dan millennial menjadi program strategis pertama Kemenpar, Digital dan millennial sangat erat kaitannya. Kenapa pariwisata bisa tumbuh besar, karena digital. Yang membuat kita berbeda dengan yang lain, adalah kita menggunakan digital. Karena lifestyle saat ini sudah berubah dan millennial adalah masa depan,” tutur Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Berdasarkan survei Everbrite-Harris Poll 2014, generasi millennial lebih memilih menghabiskan uang untuk mendapatkan experience. Buat mereka, hal itu lebih penting dibandingkan material goods. Peluang ini yang tak mau disia-siakan Kemenpar.
“Millennial itu sangat digital. Saya sering menyebut The more digital the more personal. Dalam dunia digital, apapun yang akan kita lakukan, sudah kita ketahui. Saya mengelompokan mereka menjadi beberapa bagian. Pertama millenial yang memiliki needs dan behavior. Khususnya karena mereka sangat tergantung pada teknologi dan sosial media,” tuturnya.

Menteri asal Banyuwangi itu menambahkan, di masa depan millenial akan menguasai pariwisata. Oleh karena itu, ia menilai millenials sebagai segmen yang penting.

“Millenial penting karena size dan influencing powernya. Atau karena unsur Big and Loud. Untuk itu, diperlukan pengembangan strategi marketing. Khususnya sebagai inisiatif untuk mengkapitalisasi potensi masa depan industri pariwisata. Who win the future, wins the game,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *