SIPA 2019 Hadirkan Maskot Elizabeth Sudira

oleh -1,313 views
oleh

Solo – Solo International Performing Arts (SIPA) 2019 segera digelar. Berpusat di Benteng Vastenburg Solo, kegiatan akan berlangsung tanggal 5-7 September mendatang. Ada maskot yang disiapkan panitia. Yaitu pembawa acara sekaligus penyanyi Elizabeth Sudira.

Pelantun lagu Rindu Solo ini dipilih karena dianggap mampu mewakili anak muda Solo yang aktif berkesenian. Terlebih, lagu pertamanya tersebut booming di masyarakat. Rencananya, Eliz akan membawakan lagu ketiganya berjudul Sukaria, pada kegiatan SIPA 2019 nanti.

“Sesuai dengan tema SIPA 2019, saya ingin membawakan lagu Sukaria untuk mengajak masyarakat bersatu lewat bahasa kesenian. Karya ini juga menjadi jembatan SIPA dengan generasi muda,” kata Eliz, sapaan akrab Elizabeth Sudira.

Diakui Eliz, menjadi maskot SIPA menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Ia sempat tak menyangka bisa terpilih, mengingat SIPA cukup ketat dalam mengurasi para maskot.

“Tujuh tahun saya menjadi MC SIPA. Sempat down ketika Bu Ira (Direktur SIPA) bilang bahwa tahun ini saya tidak lagi dipakai sebagai MC. Saya koreksi diri, kenapa? Ternyata malah dipercaya menjadi maskot SIPA,” ungkapnya.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan, SIPA sudah memasuki tahun ke-11. Untuk perhelatan kali ini, SIPA mengusung tema ‘Arts As a Sosial Action’. Tema tersebut dipilih karena seni pertunjukan yang disajikan di panggung SIPA tak hanya untuk dinikmati. Tetapi juga menyampaikan isu-isu krusial dalam kehidupan sosial.

“Seni bukan hanya sebagai ekspresi diri. Tetapi dihadirkan sebagai perwujudan gerakan isu sosial yang sedang berkembang. Mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, gender, politik, dan lain-lain,” ujarnya, Rabu (4/9).

Menurutnya, SIPA adalah event yang sangat bagus. Sangat kaya akan inovasi. Khususnya yang menyangkut seni pertunjukan atau performing art. Ada seni budaya tradisional, ada juga kebudayaan modern.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menambahkan, SIPA adalah gambaran untuk menjalankan seni pertunjukan yang bisa diterima semua kalangan. Salah satu keunggulan SIPA, yakni mampu menghadirkan dan mengkolaborasikan seni pertunjukan dari berbagai negara dalam satu panggung.

“Seni ini bahasa universal. Semua bisa menikmatinya. Agar tidak membosankan, penyelenggara SIPA membuat seni pertunjukan ini dengan memasukkan berbagai genre. Terbukti, SIPA selalu bisa diterima. Mereka eksis sampai sekarang. Penontonnya juga selalu ramai,” jelasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Indonesia sangat kaya akan seni dan budaya. Setiap daerah memiliki ciri masing-masing. Dan di SIPA, seni dan budaya daerah mendapatkan ruang untuk mengaktualisasi diri. Para pelaku seni bisa berekspresi dan berinovasi. Ini menjadikan budaya daerah bukan hanya lestari, tetapi juga berkembang.

“Saya sangat mengapresiasi gelaran SIPA. Event ini bukan hanya mampu menghadirkan sesuatu yang menghibur bagi masyarakat, tetapi juga turut melestarikan seni budaya,” tandasnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *