Spirit to Explore, Survive dan Live Jadi Tema Pola Perjalanan Wisata Heart of Borneo

oleh -428 views
oleh

PALANGKARAYA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pola Perjalanan Wisata Heart of Borneo. Kordinator Wisata Alam Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf/Baparekraf, Itok Parikesit menjelaskan pola perjalanan wisata Heart of Borneo merupakan pilihan wisata terintegrasi di Kalimantan. Nantinya, wisatawan akan memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk menentukan destinasi yang akan dikunjungi sesuai dengan minat mereka.

“Pola perjalanan ini akan disusun secara terintegrasi sebagai panduan bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata ke Kalimantan,” kata Itok. Dengan segala potensi yang dimilikinya, pola perjalanan Heart of Borneo ini akan membuat seluruh destinasi wisata Kalimantan tercover dalam satu produk wisata. “Pola perjalanan Heart of Borneo ini juga tak hanya menjadi pedoman wisatawan, tetapi juga panduan untuk pelaku usaha wisata untuk mempromosikan destinasi wisata di Kalimantan berdasarkan paket-paket wisata yang mereka tawarkan,” ujarnya.

Dari Indonesia Ecotourism Network (INDECON), Rifky Sungkar menuturkan, ada tiga usulan tema pola perjalanan Heart of Borneo ini yakni Spirit to Explore untuk tema adventure, Spirit to Survive untuk tema konservasi dan hayati dan Spirit to Live untuk tema budaya dan masyarakat adat. “Kalimantan ini jantungnya Indonesia. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Makna nama jantung Kalimantan, menjadi sangat tepat untuk menggambarkan begitu pentingnya kawasan Heart of Borneo sebagai gudang plasma nutfah yang perlu dirawat agar terus berfungsi menunjang kesejahteraan manusia yang hidup di dalamnya,” tutur dia. Paket-paket wisata, Rifky melanjutkan, merupakan turunan dari spirit yang dipompa oleh jantung Borneo yang dialirkan melalui sungai, darat dan udara.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menuturkan, tujuan penyusunan pola perjalanan Heart of Borneo ini dimaksudkan untuk menyatukan seluruh unsur program yang ditawarkan pada pariwisata Kalimantan. “Kami satukan semua program pasar dalam pola perjalanan Heart of Borneo ini. Kalau ini tidak dijalankan, pola besar ini berjalan dengan baik, maka Kalimantan akan mempunyai keunikan tersendiri dalam hal pariwisata,” papar dia.

Rizki melanjutkan, dalam hal atraksi wisata pun Kalimantan akan memiliki banyak pilihan yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. “Atraksi itu kalau secara konsep terdiri dari dua yaitu, atraksi spasial yaitu tempat, dan atraksi aktivitas yang dilakukan di sebuah tempat. Selama ini kita hanya tertuju pada atraksi spasial saja. Ke depan,  aktivitas-aktivitasnya juga harus dioptimalkan,” ujarnya.

Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan menuturkan, melalui pola perjalanan Heart of Borneo ini mengeksplorasi seluruh potensi atraksi wisata Kalimantan yang akan digabungkan menjadi satu kesatuan utuh. Nantinya, tinggal wisatawan yang menentukan pilihan sesuai tujuan mereka berwisata. “Semua akan terangkum dalam pola perjalanan Heart of Borneo ini. Seluruh destinasi wisata dan atraksi di Kalimantan ini akan menjadi kekuatan lebih yang bisa menjadi ciri khas pengembangan kepariwisataan Kalimantan,” ungkapnya.

Ia berharap dengan disusunnya pola perjalanan Heart of Borneo akan semakin meningkatkan kualitas pariwisata Kalimantan. Ia optimistis jika pola perjalanan wisata ini disusun dengan baik, maka tak hanya berimbas positif terhadap pemerintah dan pelaku wisata saja, tetapi juga akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat sehingga akan semakin meningkatkan kualitas pariwisata Kalimantan, ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan tengah, Guntur Talajan berharap pola perjalanan wisata ini akan meningkatkan daya saing destinasi pariwisata unggulan, wisata budaya dan religi, meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dan kesenian, meningkatkan penguatan kelembagaan dan industri pariwisata yang kreatif dan inovatif, meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerja sama budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan, mengembangkan sumber daya manusia dan kelembagaan kebudayaan dan pariwisata yang profesional dan berwawasan global. “Kami optimistis selain meningkatkan kualitas pariwisata, program ini juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan,” harapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *