Sukses, Festival Moon Cake 2019 di Tanjung Pinang Dipadati Wisatawan

oleh -869 views
oleh

TANJUNG PINANG – Festival Moon Cake 2019 berlangsung semarak, Sabtu (14/9) malam. Kegiatan dipusatkan di sepanjang Jalan Merdeka Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Selama acara berlangsung, jalan tersebut ditutup total. Pengunjung pun lebih leluasa berburu kue bulan.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar mengatakan, Festival Moon Cake menjadi tradisi turun temurun etnis Tionghoa di seluruh penjuru dunia. Tradisi ini dirayakan setiap tahun menyambut bulan purnama.

“Untuk di Kepulauan Riau, perayaan Moon Cake berlangsung di Tanjung Pinang. Acara dimulai pukul 19.30, dibuka dengan persembahan tari tapak sirih. Tahun ini, kita mengangkat tema ‘Menjaga Harmonisasi Dalam Keberagaman’,” ujarnya, Minggu (15/9).

Boeralimar menjelaskan, Festival Moon Cake sudah digelar dua kali di Tanjung Pinang. Menurutnya, ini sebagai salah satu upaya pemerintah daerah dalam melestarikan tradisi dan menjaga keharmonisan masyarakat Tionghoa.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini kita hadirkan pengrajin kue bulan di lokasi kegiatan. Ada juga pagelaran seni dan budaya. Seperti atraksi barongsai, atraksi dragon, tari persembahan, tari kreasi, live music, serta bazar kue bulan dan kuliner-kuliner lain,” bebernya.

Sepanjang acara berjalan, booth penjual kue bulan dipadati pengunjung yang memang datang untuk berburu kuliner tersebut. Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, perayaan Moon Cake adalah waktu dimana seluruh anggota keluarga berkumpul. Mereka akan menyantap kue bulan, sehingga terjalin kebersamaan di antara keluarga.

Di China sendiri, perayaan Moon Cake menjadi hajat terbesar kedua setelah Imlek. Moon Cake juga dikenal dengan sebutan Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid Autumn Festival). Sebab, biasanya digelar pada hari ke-15 bulan ke-8 pada penanggalan Tiongkok.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, Tanjung Pinang berada di Pulau Bintan. Masyarakat di daerah ini memang sangat majemuk. Ada banyak etnis yang mendiami kota tersebut, salah satunya Tianghoa. Meski tinggal di Tanah Melayu, mereka tetap melestarikan budaya nenek moyang. Contohnya perayaan Moon Cake.

“Saya berharap Festival Moon Cake bisa terus digelar setiap tahun di Tanjung Pinang. Dengan adanya kegiatan ini, generasi muda bisa tetap mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, banyak tradisi dan budaya Tionghoa yang sudah bisa diterima masyarakat Indonesia. Selain Moon Cake, ada Festival Bakar Tongkang di Riau, Festival Imlek, Festival Barongsai, dan lain-lain.

“Dengan kemasan yang menarik, semua perayaan atau festival budaya Tionghoa bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Di beberapa daerah, festival yang berlatar belakang budaya Tionghoa bahkan dipadati turis mancanegara. Karena itu, saya berharap Festival Moon Cake tahun depan bisa lebih baik dan semakin baik,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *