Tari Gong dan Bazar Murah Meriahkan PLBN Wini, Wisatawan Terkesima

oleh -2,105 views
oleh

Tari Gong dan Bazar Murah Meriahkan PLBN Wini, Wisatawan Terkesima

WINI, TIMOR TENGAH UTARA — Kemegahan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur terasa lebih meriah sepanjang pekan ini. Hal ini menyusul digelarnya Festival Wonderful Indonesia yang menghadirkan beragam acara.

Inilah festival yang digarap Kementerian Pariwisata dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dalam program wisata perbatasan (crossborder tourism).

Festival Wonderful Indonesia di PLBN Wini sendiri berlangsung dalam dua periode. Pertama pada 3-4 Desember lalu dan kedua pada 10 hingga 11 Desember 2018.

Jika di periode pertama lomba karaoke menjadi daya tarik utama kegiatan, di periode kedua giliran lomba tari yang jadi suguhan utama. Mulai dari lomba Tari Gong, lomba Tari Tebe, juga penampilan band lokal yang memeriahkan acara.

Damianus, Sektretaris Desa Fatumtasa, yang mendampingi kelompok seni dari desanya untuk berkompetisi, mengatakan, Tari Gong adalah tarian khas yang biasa disuguhkan untuk menyambut tamu-tamu penting atau pembesar.

Tarian biasanya dibawakan oleh dua orang laki-laki dengan mengenakan kain Buna dan Giring-Giring yang diikat di pergelangan kaki. Giring-giring dihentakkan ke lantai sehingga akan menghasilkan suara gemerincing yang meriah.

“Suara lainnya berasal dari gong yang dipukul bergantian dalam tempo yang lumayan cepat sehingga menghasilkan melodi yang harmoni,” ujar Damianus.

Dari bebunyian itu juga kenapa tari ini disebut Tari Gong.

Menurut Damianus, gong yang digunakan adalah gong yang telah dimainkan secara turun temurun. Karena itu penyimpanan gong juga dilakukan secara khusus, dengna disimpan di rumah adat.

Selain tari-tarian, acara yang paling menarik pengunjung dan wisatawan adalah deretan bazar yang menawarkan berbagai barang menarik. Juga doorprize yang membuat acara semakin meriah.

Tak ayal acara yang berlangsung sejak siang hingga sore hari menarik minat kunjungan wisatawan. Terutama wisatawan asal Timor Leste yang sengaja menyeberang ke acara ini ataupun yang kebetulan melintasi perbatasan.

Maklum, hari Senin memang dikenal sebagai hari pasar, dimana banyak masyarakat Timor Leste yang memanfaatkan pasar harian di dekat Pantai Wini untuk berbelanja. Karena itu pula acara ini dibuat pada hari Senin.

John, salah seorang warga Timor Leste mengaku senang melihat banyaknya kegiatan yang digelar pemerintah Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan. Sehingga akan mengundang atau menarik lebih banyak masyarakat Timor Leste ke Indonesia dan berbelanja di Indonesia.

“Saya rasa ini acara yang bagus. Ada bazar, ada hiburan musik juga, jadi meriah,” ujar John yang menyempatkan diri singgah di Festival Wonderful Indonesia sebelum melanjutkan perjalanannya ke Oucusse, Timor Leste.

Namun ia berharap barang-barang yang dijajakan lebih variatif ke depannya. Baik barang kebutuhan rumah tangga, ataupun barang-barang khas atau unik dari Indonesia.

“Kalau musik memang sangat suka masyarakat Timor Leste, dan yang memiliki unsur tradisional kami juga suka,” ujar John.

Hal senada dikatakan wisatawan lainnta, Kris. Menurutnya acara Festival Wonderful Indonesia juga akan dapat mempererat hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste.

“Saya kira acara seperti ini perlu untuk diperbanyak ke depannya,” kata dia.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, perbatasan selalu menghasilkan ledakan wisman dari negara tetangga. Karena itu ia secara simultan menghadirkan berbagai acara di perbatasan.

“Tujuannya untuk mendukung salah satu program prioritas pemerintah sektor pariwisata, yaitu capaian 17 juta wisman,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani didampingi Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh. Ricky Fauziyani.

Lebih lanjut Giri mengatakan, alasan PLBN dipilih sebagai lokasi acara Festival Wonderful Indonesia karena selaras dengan Nawacita Presiden Joko Widodo yaitu membangun dari daerah terluar. 

Selain itu, Kemenpar juga melihat layanan imigrasi dan bea cukai yang baik terhadap wisatawan dari Timor Leste masuk ke Indonesia.

“Keberadaan PLBN Wini dan layanannya yang baik sangat penting dalam mengembangkan wisata perbatasan,” ujar Giri Adnyani.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kini infrastruktur di perbatasan sudah sangat ciamik. Mulai dari pintu, jalanan, hingga amenitasnya. Oleh karena itu Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 18 persen wisman ke Indonesia.

“Presiden Joko Widodo menekankan pembangunan di perbatasan, karena memang perbatasan adalah wajah Indonesia. Kami bakal terus tingkatkan budaya dan atraksi di perbatasan, agar wisatawan nyaman datang ke Indonesia,” kata Arief.

Arief juga menambahkan, pariwisata perbatasan atau border tourism jumlahnya sangat besar di dunia. Ia mencontohkan negara-negara di Eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan border tourism.

Seperti Prancis, yang setiap tahunnya mencapai 80 juta atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisatawan. Begitu juga dengan negara-negara kecil di Eropa yang memiliki jumlah wisatawan mencapai 10 juta karena ditopang oleh wisatawan perbatasan (border tourism) yang baik.

“Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini,” ujar Arief.

Khusus di NTT, Arief melihat dengan adanya PLBN yang begitu baik maka faktor aksesibilitas sudah tidak ada kendala. Namun yang perlu didorong adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *