The Kaldera – Toba Nomadic Escape, Destinasi Kelas Dunia di Danau Toba

oleh -1,041 views
oleh

TOBASA – Status Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas semakin dipertegas dengan hadirnya destinasi kelas dunia. Namanya The Kaldera yang mengusung tagline Toba Nomadic Escape. Destinasi keren ini rencananya akan dilaunching pada 4 April mendatang.

Menurut Ketua Tim Percepatan Nomadic Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin, The Kaldera merupakan amenitas wisata kembara (nomadic tourism) yang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Lokasinya ada di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.

Saat dilaunching, The Kaldera akan menyediakan amenitas berupa 15 Tenda Bell, 2 Cabin, 2 Tenda Bubble, 1 Ecopod, dan area parkir untuk Camper Van, dan ini masih bisa dikembangkan terus.

“Destinasi ini sangat lengkap. Fasilitas lain yang ada di The Kaldera adalah Kaldera Ampitheater, dengan kapasitas 300 orang, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, Kaldera Hill, juga 2 Toilet yang dilengkapi dengan shower air pana” papar Waizly Darwin, Jumat (29/3).

Dijelaskannya, lokasi The Kaldera tidak terlalu jauh. Posisinya hanya 20 Menit dari Parapat, atau sekitar 1 Jam dari Balige. The Kaldera juga berjarak 1,5 Jam dari Bandara Silangit, dan hanya 10 Menit dari Bandara Sibisa.

Segmen utama wisatawan adalah para nomad, milenial dan family. Selain wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara yang menjadi target adalah dari Malaysia, Singapura dan Eropa.

“The Kaldera memiliki view yang mempesona. Dari lokasi, kita bisa melihat indahnya Desa Wisata Sigapiton yang berlokasi di lembah di bawah The Kaldera, diapit bukit di kanan dan kiri dengan pemandangan Danau Toba dan Pulau Samosir di kejauhan. Diperkirakan The Kaldera dapat menampung 50 wisatawan yang menginap di fasilitas glampingnya,” papar Waizly.

Pembangunan Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita, telah dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sejak Februari 2019. Atau setelah proses penyerahan sertifikat hak pengelolaan (HPL) Tahap I seluas 279 Ha dari total 386,72 Ha di Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. HPL diserahkan pada Desember 2018 yang lalu.

Menurut Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo, sejak saat itu pembangunan fisik berkelanjutan mulai dilaksanakan dengan fokus pada lahan perintisan seluas lebih kurang 1,5 Ha. Di Kawasan ini, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba dibawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pariwisata, mengawali pembangunan Toba Caldera Resort, dengan visi yang mirip dengan Kawasan Pariwisata Nusadua di Bali. Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Sibisa Airport dan Desa Wisata sekitarnya untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dijadwalkan akan membuka destinasi digital ini pada 4 April 2019.

“Saat ini, kami bersama tim lapangan sedang melakukan finishing yang ditargetkan selesai akhir bulan Maret. Kemudian dilanjutkan dengan test commissioning, penyiapan logistic untuk event launching, finalisasi lansekap, lighting ambience, serta artwork,” tutur Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo, Jumat (29/3).

Dijelaskannya, Site Plan Nomadic Tourism ini didesain memiliki area-area camping ground yang nantinya bisa dinikmati oleh wisatawan. Di lahan ini sudah memiliki fasilitas Helipad yang bisa digunakan sebagai akses khusus tamu VIP.

Pada acara launching 4 April nanti, panitia sudah menyiapkan berbagai atraksi. Ada Toba Coffee Show yang menampilkan Lisa & Leo Organic Coffee, salah satu Q Processor tingkat dunia. Dalam 10 tahun belakangan Lisa & Leo Organic Coffee telah ekspor kopi berkualitas dari Simalungun ke coffee shop beken di Amerika, Eropa dan Australia, termasuk Blue Bottle Coffee.

Ada pula Toba Gastronomy Show yang menghadirkan fine dining ala hotel bintang lima dengan view spektakuler lembah Sigapiton dan Danau Toba.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi acungan jempol atas hadirnya The Kaldera – Toba Nomadic Escape.

“Destinasi ini akan menjawab kebutuhan kita akan destinasi berkualitas di Danau Toba. Konsep nomadic sangat tepat di terapkan di Danau Toba. Dan kita harus memaksimalkan potensi yang ada di sana,” paparnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *