Tips Perjalanan Wisata ke Banyuwangi Aman COVID-19, Jangan Lupa Protokol Kesehatan

oleh -497 views
oleh

BANYUWANGI – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar famtrip bertema “Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik/Nusantara”. Bekerjasama dengan Garuda Indonesia, event tersebut diselenggarakan pada 27-30 November 2020.

Sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi adalah tujuan eksplorasi kegiatan yang menggaungkan hastag #TerbangAman, #DiIndonesiaAja, #BecauseYouMatter dan #WonderfulIndonesia itu. Beberapa destinasi wisata yang dikunjungi di antaranya Air Terjun Jagir, savana di Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen Bansring Under Water, Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan. Kegiatan ini diinisiasi bukan sekadar mengedepankan perjalanan wisata.

Koordinator Pemasaran Area 2 Regional 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Nailis Sa’adah menjelaskan, pesan yang ingin disampaikan pada program ini adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. “Pesan yang ingin kami sampaikan adalah walaupun kita berwisata tapi tidak lupa disiplin protokol kesehatan,” kata Nailis, Senin (30/11/2020).

Salah satu hal yang ingin ditekankan pada kegiatan famtrip ini menurut Nailis adalah edukasi protokol kesehatan. “Meski melakukan aktivitas rekreasi, wisata di mana pun berada, protokol kesehatan tetap yang utama. Masyarakat yang ingin melakukan perjalanan wisata tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” pesan Nailis.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1, Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu menambahkan, program famtrip Kemenparekraf/Baparekraf sebagai bentuk dukungan kepada destinasi wisata agar dapat segera bangkit usai terdampak COVID-19. Melalui kegiatan ini nantinya Kemenparekraf/Baparekraf akan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kebutuhan mereka akan keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi telah diperhatikan dengan baik oleh pelaku wisata di destinasi yang mereka kelola. Ia berharap informasi ini dapat menjadi pedoman wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata setelah pandemi COVID-19 usai.

“Kami berharap informasi destinasi yang telah memenuhi standar protokol kesehatan menjadi pedoman informasi bagi wisatawan dalam menentukan destinasi yang akan mereka tuju usai pandemi berakhir,” tutur dia.

“Famtrip Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik/Nusantara” melihat secara detail penerapan protokol kesehatan tak hanya di destinasi dan akomodasi wisata, namun juga saat pertama kali hendak melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Protokol kesehatan berjalan cukup ketat. Jarak antrean tertera di setiap sudut, tak terkecuali counter check-in Garuda Indonesia. Pun halnya ketika hendak memasuki pesawat, petugas mengarahkan dengan tertib penumpang dengan jarak aman minimal 1,5 meter. Seluruh kru Garuda Indonesia juga menggunakan face shield dan sarung tangan sebagai standar protokol yang mereka terapkan.

Perwakilan Garuda Indonesia pada kegiatan ini, Gita Indriyani Savitri menerangkan, bisnis yang terdiri dari dua kursi berbanjar, namun yang dipakai hanya satu seat saja. Begitu juga untuk kelas ekonomi, meski dalam satu baris terdiri dari tiga kursi, namun Garuda Indonesia mengosongkan kursi tengah. Di sisi lain, Garuda Indonesia juga menggunakan teknologi HEPA (High Efficiency Particulate Air) Filter untuk sirkulasi di dalam kabin pesawat. “HEPA (High Efficiency Particulate Air) Filter merupakan sistem penyaringan udara di kabin pesawat di mana teknologi ini dapat menyaring partikel terkecil di udara seperti virus, bakteri dan kontaminan lainnya hingga 99,97 persen. Kami juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan pada pesawat kami,” kata Gita.

Selain dilengkapi dengan teknologi HEPA Filter, Gita menyebut sistem sirkulasi udara di kabin pesawat mengalir vertikal dari atas ke bawah. Hal ini tentu saja menjadikan potensi penyebaran virus atau bakteri di kabin pesawat dapat semakin terminimalisir dengan baik karena udara tidak menyebar, namun langsung diserap melalui perputaran udara secara vertikal. “Dengan perputaran udara yang bergerak dari atas ke bawah atau vertikal tersebut menjadikan sirkulasi udara lebih sehat, sehingga penumpang tidak perlu khawatir akan potensi penularan COVID-19 di kabin pesawat,” tuturnya.

Selain itu, sebagai bentuk upaya perusahaan dalam mencegah penyebaran COVID-19, Gita menyebut Garuda Indonesia menerapkan protokol Kesehatan yang diimplementasikan secara menyeluruh pada layanan penerbangan seperti penyediaan hand sanitizer pada seluruh touch points layanan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) standard oleh seluruh awak kabin, serta penerapan prosedur jaga jarak antara penumpang serta berbagai penerapan protokol kesehatan lainnya sesuai dengan ketentuan otoritas terkait.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *