Unjuk Kebolehan Kesenian “Raja Domba” Garut Bikin Perjalanan Wisata Pengenalan Opini Terpukau

oleh -583 views
oleh

GARUT – Ada yang tak biasa siang itu di destinasi wisata Instagrammable Kamojang Ecopark. Pagi itu rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan Famtrip ke destinasi yang berada di pegunungan itu. Famtrip dilakukan setelah sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Teknis Teknis Kemitraan Strategi Promosi Pariwisata di Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Garut.

Rombongan Kemenparekraf/Baparekraf disambut oleh kesenian Raja Domba. Raja Domba merupakan kesenian asli Garut. Adalah Desa Keresek, Kecamatan Cibatu yang mengembangkan kesenian tradisional ini. Kesenian yang juga biasa disebut Raja Dogar ini memang menarik. Ia menggabungkan seni pertunjukan yang digabungkan dengan unsur komedi. Gamelan, alat musik khas Sunda mengiringi kesenian yang mempertontonkan simulasi adu domba ini.

Secara harfiah, Raja bermakna kebesaran yang tak terukur, sedangkan Dogar alias domba Garut adalah hewan ternak yang biasa dipelihara oleh masyarakat Garut. Kesenian Raja Dogar atau Raja Domba bermakna seni ketangkasan adu domba.

Dalam praktiknya, kesenian Raja Domba menampilkan dua ekor domba raksasa. Satu domba berwana hitam, domba lainnya berwarna putih. Masing-masing domba diperankan dua orang yang menempati posisi di depan (bagian kepala) dan di belakang (ekor).

Domba berwarna hitam melambangkan keserakahan dan kemunafikan. Sedangkan domba berwarna putih menggambarkan kebajikan dan kebenaran. Pergelaran sendiri diawali dengan kemunculan para bobotoh berpakaian hitam dan berkumis tebal dengan menunjukkan tarian dan seni pencak silat. Tak lama kemudian barulah dua ekor Raja Domba unjuk kebolehan. Tak jarang aksi mereka diselipi komedi yang membuat wisatawan terhibur hingga tertawa terpingkal-pingkal. Salah satunya ketika Raja Domba berusaha menyeruduk bobotoh yang justru malah mengenai penonton. Otomatis mereka lari berhamburan sambil tertawa kegirangan melihat aksi spontan kesenian ini.

Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menjelaskan, Garut merupakan destinasi wisata yang menjadi prioritas pemerintah untuk dipulihkan. Tak dipungkiri, sama seperti daerah lainnya, sektor pariwisata di Garut juga terimbas pandemi Covid-19. “Maka, kami berupaya memulihkan sektor pariwisata di sini. Garut memiliki spot destinasi berbasis alam yang cukup lengkap dipadukan dengan seni budaya yang sangat kaya,” ungkap Taufik, Kamis (29/10/2020).

Salah satu kekayaan seni budaya Garut adalah Raja Domba yang banyak dipertunjukkan di pentas-pentas seni-budaya. Kehadirannya menambah khasanah tersendiri bagi tumbuh dan kembangnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Garut. “Pariwisata berbasis alam dan seni-budaya adalah kekuatan Kabupaten Garut. Tentu ini harus kita dorong agar kembali bergeliat di era adaptasi kebiasaan baru ini,” kata Taufik.

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah menambahkan, 80 persen kekuatan pariwisata Garut adalah berbasis alam. Namun, kekuatan pariwisata Garut lainnya adalah seni dan budaya. “Kekayaan seni-budaya ini harus terus dilestarikan agar sektor pariwisata Garut memiliki filosofi yang kuat. Berkembangnya seni-budaya Garut dalam konteks pariwisata pasti akan memberi nilai tambah bagi perkonomian masyarakat,” kata Ferdiansyah.

Ia meminta Kemenparekraf/Baparekraf terus mengawal strategi promosi pariwisata Kabupaten Garut. Kekuatan promosi secara visual di era digital ini diharapkan dapat membangkitkan kekuatan pariwisata Garut untuk dapat bergerak kembali.

Hanya saja, Ferdiansyah berpesan agar protokol kesehatan di masa pandemi menjadi keharusan yang wajib diterapkan secara disiplin. Sebab, katanya, protokol kesehatan menjadi pedoman bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata di era adaptasi kebiasaan baru ini. “Pada era ini salah satu hal yang menjadi dasar wisatawan menentukan tempat berliburnya adalah protokol kesehatan. Mari kita perkuat itu agar masyarakat Garut dapat bisa tetap produktif dan aman dari paparan Covid-19,” tutur dia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *