Wow, Negara-negara ASEAN Ambil Bagian dalam Festival Sindoro Sumbing 2019

oleh -1,823 views
oleh

TEMANGGUNG – Kemegahan bakal tersaji di Festival Sindoro Sumbing 2019. Karena, budaya lokal dan mancanegara ditampilkan utuh. Yang lebih keren lagi, 9 negara ASEAN bakal bergabung. Selain itu, ada Kabupaten Temanggung dan Wonosobo.

Festival Sindoro Sumbing akan digelar 9 Juni hingga 27 Juli 2019. Total, ada 12 acara yang siap digelar. Terdiri dari parade budaya, kuliner, dan workshop. Rinciannya, 7 acara digelar di Temanggung, dan 5 di Wonosobo.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Temanggung Woro Andijani mengungkapkan, event ini alan sangat spesial.

“Festival Sindoro Sumbing tahun ini digelar spesial. Kontennya pun penuh dengan warna warni budaya. Festival ini tentu menjadi destinasi terbaik untuk menikmati libur Lebaran. Jadi, silahkan berkunjung ke Festival Sindoro Sumbing dan nikmati experience luar biasanya,” ungkap Woro, Senin (27/5).

Festival Sindoro Sumbing diawali dari Temanggung. Ada 3 venue yang telah disiapkan. Pesta budaya ini diawali Panggung Jaranan, Minggu (9/6) di Alun-Alun Temanggung. Panggung tersebut akan diisi oleh 18 kelompok Jaran Kepang se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Semuanya dikonsep ramah lingkungan.

Festival juga menggelar Ngopi di Papringan, Minggu (16/6). Lokasinya di Pasar Papringan, Ngadiprono, Temanggung. Selain menjadi galeri beragam kopi lokal, digelar juga workshop hingga pembuatannya secara tradisional.

“Jaran Kepang dan Kopi menjadi aset yang luar biasa. Keduanya daya tarik pariwisata. Kopi bahkan mampu menggerakan perekonomian,” kata Woro.

Ada juga Sarasehan Budaya yang digelar Selasa (25/6). Lokasinya di Lamuk Gunung, Legoksari, Tlogomulyo, Temanggung. Sarasehan ini mengangkat bahasan ‘Jaran Kepang’. Selain menjadi identitas daerah, Jaran Kepang juga memberikan value ekonomi yang besar.

Pembahasan Jaran Kepang tidak sampai disitu. Ada Workshop Kostum Jaran Kepang, 26-27 Juni 2019, di tempat yang sama.

Workshop akan diikuti 50 pengrajin kostum Jaran Kepang. Mereka berdomisili di wilayah Temanggung.

“Festival Sindoro Sumbing jadi event besar. Ada banyak seniman lokal dan mancanegara yang bergabung di sini. Kehadiran mereka di sini tentu membawa banyak inspirasi besar,” terang Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.

Sedangkan pentas budaya mancanegara bisa dinikmati dalam JiFolk. Pra-Event JiFolk digelar Sabtu (6/7) di Segowok Art Center, Ngadiprono, Ngadimulyo. Kegiatan ini menampilkan Jaran Kepang Ngadimulyo. Bergabung juga Congwayndut asal Surakarta. Congwayndut merupakan kesenian kolaboratif wayang, musik keroncong, dan seni tari.

Sepekan berikutnya, JiFolk digelar 12-14 Juli 2019. Lokasinya berada di Alun-Alun Temanggung. Event ini akan menampilkan seni daerah dari 6 wilayah. Ada Tari Barong (Blora), Lengger (Banyumas), Kethek Ogleng (Wonogiri), Sasando (Flores), Kecak (Bali), dan Rampak Kendang (Jawa Barat). Ditampilkan juga ASEAN Contemporary Dance.

ASEAN Contemporary Dance diisi oleh 9 negara. Ada Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, hingga Vietnam.

“Kehadiran peserta dari mancanegara menegaskan kualitas festival ini. Untuk itu, Festival Sindoro Sumbing jangan sampai terlewatkan. Sebab, kontennya memang sangat bagus,” tegas Adella.

Festival akan semakin semarak dengan Sendratari Sindoro Sumbing, 19-20 Juli 2019, di Kledung, Temanggung. Rangkaian diawali Ruwat Rigen (Temanggung) dan Wiwit Tanem (Wonosobo). Hari berikutnya digelar arak-arakan seni budaya dari 2 wilayah. Puncaknya digulirkan seni Sendratari Sindoro Sumbing dengan judul Mapageh Sang Watu Kulumpang.

“Festival Sindoro Sumbing menjadi parade budaya luar biasa. Kami optimistis event ini akan menarik arus wisatawan dalam jumlah yang besar. Apalagi, Festival Sindoro Sumbing melibatkan 2 wilayah,” tegas Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.

Sementara 5 event yang digelar di Wonosobo tidak kalah serunya. Ada Java Balloon Attraction di Lapangan Pagerejo pada Sabtu (15/6). Sun event lainnya terdiri dari Bedhol Kedaton (23 Juli), Birat Sengkala dan Parade Tapa Bisu (23 Juli), dan Pisowanan Agung dan Kenduri 1.000 Tenong (24 Juli). Ada juga Ruwat Cukur Rambut Gembel & Pentas Kolosal Topeng Lengger (27 Juli) di Alun-Alun Wonosobo.

“Komposisi kontennya menarik karena memiliki slot mancanegara. Penyelenggaraan Festival Sindoro Sumbing sangat pas, yaitu setelah Lebaran. Event ini akan menjadi spot terbaik menikmati libur lebaran. Dengan begitu, pergerakan wisatawan akan positif di sana. Ujungnya tentu bagus bagi perekonomian di wilayah Temanggung dan Wonosobo,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *