Hadapi Dinamika Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Harus Solid

oleh -1,127 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, PADANG – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta para mahasiswa mempersiapkan diri sebaik mungkin guna menghadapi Revolusi Industri 4.0. Saat ini dunia mengalami dinamika perubahan yang sangat cepat, sehingga mahasiswa dituntut melahirkan ide dan gagasan yang solutif, tak hanya terjebak dalam romantisme masa lampau. Karenanya, peran mahasiswa tak hanya terbatas pada sekat ruang-ruang kelas dan pembelajaran saja.

“Tantangan terbesar di depan mata kita adalah terjadinya Revolusi Industri 4.0 yang ditandai kemajuan digital technology, artificial intelligence, internet of thing, big data dan robotisasi. Jika tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat, akan berdampak negatif bagi dunia industri dan ketenagakerjaan kita,” ujar Bamsoet saat memberikan kuliah umum “Tantangan dan Peluang Mahasiswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”, dihadapan sekitar 4.000 mahasiswa dan civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, Kamis (20/08/18).

Bamsoet merupakan Ketua DPR RI pertama yang datang memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), sejak berdiri pada 1 September 1954. Selain memberikan kuliah umum, politisi Partai Golkar ini juga membuka secara resmi Pekan Legislatif Mahasiswa UNP. 

Turut hadir antara lain Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D (Rektor UNP), Prof. Z Mawardi Efendi (Ketua Senat UNP), Tanzilal Wanda Riski (Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNP), Satria Oktavianus (Ketua Majelis Perwakilan UNP), dan Hendra Irwan Rahim (Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat). Sedangkan Ketua DPR RI didampingi John Kenedy Aziz (Anggota Komisi VIII DPR RI/F-Golkar), Ahmad Sahroni (Anggota Komisi III DPR RI/F-Nasdem) dan Darul Siska (Staff Khusus Ketua DPR RI/Caleg DPR RI Partai Golkar Dapil Sumater Barat I).

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini, memandang disamping menghadirkan tantangan, Revolusi Industri 4.0 juga memberikan banyak peluang. Karena itu, dahsyatnya kekuatan teknologi informasi yang terdapat dalam smartphone, jangan sampai disalahgunakan ke arah negatif seperti pornografi, pornoaksi, narkoba maupun tindakan negatif lainnya.

“Di era saya, susah sekali mau berwirausaha. Syukur alhamdulillah, saat ini banyak anak-anak muda kita yang sudah merintis berbagai start-up dengan ide inovatif seperti Gojek, Bukalapak, Ruang Guru dan lainnya. Kehadiran teknologi digital mampu melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang tangguh. Ini menguatkan keyakinan saya bahwa sesungguhnya masa depan ekonomi Indonesia ada di tangan anak-anak muda,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN ini memaparkan, sebuah negara bisa dikatakan semakin maju apabila memiliki sekurang-kurangnya 2 persen kelompok wirausaha. Indonesia hingga saat ini sudah berhasil menciptakan kelompok wirausaha sebanyak 1,5 persen. Bangsa Indonesia harus bekerja lebih keras lagi untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan pembinaan yang berkelanjutan, kewirausahaan di kalangan mahasiswa akan tumbuh dan berkembang pesat. 

“Sejalan dengan itu, perguruan tinggi juga harus berani melakukan terobosan. Program studi baru perlu dirintis agar sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan pada era Revolusi Industri 4.0. Perguruan tinggi harus mulai bicara mengenai Artificial Intelligence, Internet of Things, Big Data dan Robotisasi. Cyber University atau sistem perkuliahan online juga perlu dikembangkan agar dapat membantu anak-anak muda dari berbagai daerah terpencil yang selama ini sulit menjangkau jenjang perguruan tinggi,” papar Bamsoet.

Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) ini juga mengajak semua pihak mendukung gerakan Making Indonesia 4.0 yang memuat empat langkah pemerintah menghadapi revolusi industri 4.0. Pertama, mendorong kemampuan tenaga kerja dalam mengintegrasikan komputer internet dengan lini produksi di industri manufaktur. Kedua, mendorong UKM memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. 

Ketiga, mendorong industri nasional memanfaatkan teknologi digital, seperti; bigdata, cyber security, dan cloud computer. Keempat, mengembangkan platform perdagangan online atau start-up untuk menumbuhkan wirausaha berbasis teknologi informasi. 

“Saya optimis Making Indonesia 4.0 akan mengantarkan Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia. Pencapaian tersebut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030, dimana pertumbuhan ekonomi kita mencapai 7 persen, kontribusi ekspor netto sebesar 10 persen, pengeluaran untuk research dan pengembangan mencapai 2 persen, serta manfaat yang optimal dari perkembangan bonus demografi,” tegas Bamsoet.

Menutup kuliah umum, mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengingatkan bahwa arus globalisasi dan pasar bebas sudah merambah luas, maka peningkatan sumber daya manusia tak boleh dikendorkan. Karena tak hanya barang yang masuk ke Indonesia, tetapi juga tenaga kerja asing. Maka diperlukan upaya keras meningkatkan kualitas agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri.

“Indonesia mendambakan lahirnya kembali putra-putri terbaik yang berasal dari Bumi Minangkabau, seperti yang pernah ditorehkan oleh Mohammad Hatta, Agus Salim, Mohammad Yamin, Tan Malaka, Mohammad Natsir, Rohana Kudus dan Rasuna Said. Jadilah anak-anak muda yang memiliki wawasan kebangsaan yang kokoh, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif dan inovatif serta mempunyai daya juang dan etos kerja yang tinggi,” pungkas Bamsoet. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *