Menunggu Manuver PSSI dalam Kasus Arema-Persebaya

oleh -1,511 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Mari lihat sikap PSSI dalam mengeksekusi pelanggaran di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Seperti apa konsistensi palu ketegasan yang diberikan untuk pertandingan Sabtu (6/10). Vonis sanksi yang dijanjikan 3 hari berikutnya tidak kunjung diketok. Padahal, bukti diklaim sudah terkumpul penuh.

“Publik sedang menunggu sikap PSSI. Pelanggaran yang terjadi di laga Arema vs Persebaya itu sangat berat. Namun, masalahnya sikap bulat PSSI belum masih abu-abu. Masalah ini masih saja digantung,” ungkap Pengamat Sepakbola Nasional Akmal Marhali, kemarin.

Laga Arema vs Persebaya meninggalkan case menarik. Ada banyak pelanggaran yang dilakukan. Aksi paling riil adanya berbagai intimidasi dan aksi rasis. Sejak kick off, suara rasis dan nada kotor terdengar disepanjang laga. Ucapan ini dilontarkan suporter tuan rumah Aremania. Kondisi ini tentu jadi ironi, apalagi ikrar damai sudah dikumandangkan jauh hari sebelum kick off Liga 1.

Pelangaran semakin menganga lebar. Oknum Aremania menerobos ke dalam lapangan pada jeda laga. Aksi ini dinilai bentuk intimidasi dan teror bagi pemain Persebaya. Di hadapan punggawa Bajul Ijo, oknum Aremanian ini terlihat merobek-robek kertas. Berikutnya, adu mulut pun terjadi dengan pilar Persebaya yang sedang melakukan pemanasan. Aksi ini sempat direda oleh Panpel Arema.

Aksi tidak terpuji pun berlanjut pasca laga. Ada oknum Aremania lain yang masuk ke dalam lapangan. Dia lalu terlihat merobek-robek bendera Persebaya. Aksi ini memantik suporter lain masuk ke lapangan. Berikutnya, hujan botol dari tribun VVIP diterima pemain Persebaya. Akmal menambahkan, insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan menjadi pertaruhan lain reputasi PSSI saat ini.

“Kami ingin melihat sikap tegas seperti apa yang diberikan oleh PSSI. Kemarin mereka sudah memberi sanksi keras kepada Persib. Namun, masalahnya kepastian bentuk sanksi bagi Arema ini belum jelas. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya besar. Ada apa dengan PSSI?” lanjut Akmal.

PSSI sebelumnya sudah mengirimkan tim dan banyak fakta sudah didapat. Mereka juga sebelumnya sudah menjanjikan akan memastikan vonis bagi Arema pada Selasa (9/11). Menggunakan sanksi Persib sebagai komparasi, PSSI pun masih menggantung jawabannya. Mereka menyerahkan sepenuhnya vonis ini kepaada Komisi Disiplin (Komdis).

“Publik jelas akan menggunakan sanksi Persib sebagai parameternya. Pro dan kontra akan muncul. Dan, ini menjadi risiko yang harus diterima PSSI ditengah inkonsistensinya selama ini. Sebab, problem dari rangkap jabatan Ketum PSSI juga masih berlarut. Belum ada titik temunya, meski anggota PSSI hingga publik sudah minta Ketum PSSI mundur. Pertimbangannya banyak, termasuk prestasi,” ujarnya.

Suara ‘Edy Out’ memang terus digemakan. Sebab, Edy Rahmayadi sekarang ini memilih opsi rangkap jabatan. Selain Ketum PSSI, Edy Rahmayadi juga menjabat Gubernur Sumatera Utara dan Ketua Dewan Pembina PSMS Medan. Akmal pun mengingatkan, PSSI jangan terus menumpuk permasalahan. Sebab, efeknya semakin membuat sepakbola Indonesia tidak kondusif.

“Permasalahan yang membelit PSSI harus diselesaikan satu per satu. Jangan ditunda-tunda lagi. Kalau urusan sanksi Arema sudah kelar, berikutnya menyangkut status ketum. Yang jelas, PSSI ini sudah bosan dengan segala bentuk kepura-puraan PSSI,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *