Bakar Jaudah, Dari Tradisi Masyarakat Jadi Agenda Utama Festival Jangkat

oleh -1,088 views
oleh

JAMBI – Bakar Jaudah jadi salah satu agenda utama dalam Festival Jangkat di Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (24/6). Jaudah yang lebih dikenal dengan masakan dodol, nyatanya sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Jangkat.

Tradisi bakar jaudah sendiri sudah turun menurun dan berlangsung sangat lama. Dalam Festival Jangkat yang baru berlangsung untuk pertama kalinya, ada 2500 jaudah yang dibakar untuk disajikan kepada masyarakat sekitar.

Seperti dijelaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, M. Arif Budiman, bakar jaudah sudah jadi santapan masyarakat Jangkat sebelum melakukan aktifitas sehari-hari. Seperti berkebun dan menjalani aktifitas lain sebagainya.

“Jika saat ini, bakar jaudah sendiri dibuat biasanya saat ada perayaan hari besar keagamaan atau acara pesta masyarakat sebagai kudapan khas masyarakat Jangkat,” ungkap Arif.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan proses pembuatan jaudah yang sebetulnya tidak terlalu berbeda dengan pembuatan dodol pada umumnya. Akan tetapi, ada satu resep khusus yang membuat jaudah tahan lama.

“Proses pembuatan selama seharian, menggunakan tepung ketan dan gula. Dodol jaudah tidak seperti dodol pada umumnya, jaudah tidak menggunakan santan membuat jaudah tahan lama tanpa bahan pengawet. Tahan hingga satu tahun,” jelas Arif.

“Kenapa di bakar? Karena dengan di bakar, jaudah khas Jangkat rasanya akan lebih legit, lebih empuk. Itulah yang membuat jaudah Jangkat berbeda dengan dodol-dodol khas dari daerah lainnya,” lanjut pria berkacamata tersebut.

Tidak hanya awet selama satu tahun, pembuatan jaudah asal Jangkat pun dibuat dengan cara yang berbeda. Jaudah ala Jangkat dicetak menggunakan bambu dan dipotong kecil kecil, sebelum disajikan untuk disantap.

Lebih lanjut, Arif menyatakan jika Festival Jangkat yang baru kali pertama di gelar, berpeluang besar menjadi ajang tahunan di Jangkat. Bukan tidak mungkin, Festival Jangkat juga akan jadi event nasional di Jambi.

“Seperti kita tahu, jika di Jambi ada festival-festival yang sifatnya nasional seperti Festival Candi Muaro Jambi dan seperti Festival Kerinci. Jadi bisa saja Festival Jangkat pun menyusul menjadi event nasional,” tutur Arif.

Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris mengatakan, pariwisata dan budaya dua unsur yang tidak bisa dilepaskan. Bahkan, Indonesia itu lebih terkenal dengan keunggulan wisata budayanya. Hal tersebut, imbuh Al Haris, menurut data yang didapat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat disukai oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. “Komposisinya adalah 45 persen wisata budaya, 35 persen wisata alam dan 20 persen wisata buatan yang ada di Indonesia, ” Kata Al Haris.

Al Haris menambahkan, festival-festival yang sukses dan yang menjadi perhatian masyarakat maupun wisatawan akan dijadikan calender of event yang konsisten dan resmi di Provinsi Jambi. “Dan festival yang baik adalah festival yang memiliki tanggal yang tepat, tanggal yang tidak berubah, tanggal yang selalu konsisten dari tahun ke tahun, karena dengan begitu wisatawan maupun masyarakat akan punya persiapan untuk hadir dan mempromosikan festival festival kita, “pungkasnya.

<span;>Pada gelaran ini, Festival Jangkat juga didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang diwakili Direktur Perfileman, Musik, dan Media Baru, Ahmad Mahendra. Selain itu, kegiatan Festival Jangkat ini juga termasuk dari bagian rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabumi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *