Berikan Pelatihan Smart Farming, Kementan Salurkan KUR untuk Petani Milenial

oleh -1,381 views
oleh

KALSEL – Kementerian Pertanian melatih sejumlah petani milenial agar mengimplementasikan smart farming dalam menjalankan usaha taninya. Moment ini sekaligus dimanfaatkan untuk mendorong petani milenial mendapat akses modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian.

Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus menggenjot penyerapan KUR Pertanian sebagai satu alternatif pembiayaan yang tepat.

Mentan mengatakan serapan KUR Pertanian sangat membanggakan, seraya menguraikan kinerja KUR pada 2020 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp55,30 triliun (110,62%) dari target Rp50 triliun.

“Jumlah debitur pada 2021 mencapai 2,6 juta debitur dengan realisasi kredit Rp85,61 triliun atau meningkat ke 122,31% dari target Rp70 triliun. Sedangkan target KUR Pertanian tahun 2022 meningkat menjadi Rp90 triliun,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat menutup pelatihan menyampaikan

Kementerian Pertanian telah merumuskan pendekatan strategi dalam melaksanakan program/kegiatan untuk menjamin ketersediaan pangan dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam kondisi pandemi, yang dirumuskan dalam lima Cara Bertindak (CB), salah satunya modernisasi pertanian.

“Modernisasi pertanian dilakukan dengan pengembangan Pertanian Presisi/ Smart Farming, serta Pengembangan dan Pemanfaatan Screen House untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam (cabai, bawang dan komoditas bernilai ekonomi tinggi)”, ungkap Dedi.

Menurutnya smart farming merupakan metode pertanian yang meningkatkan efisiensi dengan memadukan bio science dan bio technology.

“Kebijakan pengenalan implementasi smart farming memiliki efek positif terhadap regenerasi petani, yang terbukti dengan penerapan smart farming di lapangan banyak dilakukan oleh petani milenial. Untuk itu Saya berharap, peserta betul betul serius dan bekerja keras di bidang pertanian,” harap Dedi Nursyamsi.

Mengenai akses KUR, Dedi menegaskan kepada peserta yang merupakan penerima manfaat dukungan Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI), KUR dapat menjadi fasilitas permodalan dalam mengakses teknologi Smart Farming, yang seringkali menjadi kendala di lapangan, sehingga modernisasi pertanian dan regenerasi dapat tercapai secara simultan dan massive.

“Untuk mempermudah proses akses KUR, peserta telah dihubungkan dengan pihak perbankan yaitu BPD Bank Kalbar dan BRI, ini akan semakin memudahkan petani untuk mendapatkan KUR tentunya”, terang Dedi.

Seruan serupa juga dikemukakan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP (Puslatan) Leli Nuryati, bahwa petani milenial tidak cukup hanya mengikuti pelatihan di kelas, melainkan harus terjun langsung untuk praktek di lapangan.

“Pertanian modern harus diterapkan dari hulu hingga hilir, maka diperlukan peran petani milenial untuk mewujudkan pertanian modern,” kata Leli Nuryati.

Sedangkan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang (BBPP) Yulia Asni Kurniawati mengatakan, pelatihan smart farming bagi petani milenial penting sebagai salah satu upaya mencetak pelaku utama dan pelaku usaha yang unggul, adaptif, menguasai, serta menerapkan teknologi dalam usahatani.

KUR Pertanian diserahkan simbolis oleh Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati di Tapin, Kalsel hari ini (5/4/2022) di sela Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial Angkatan III Program READSI 2022 yang berlangsung sejak 30 Maret lalu.

“Pertanian modern dengan teknologi smart farming merupakan sistem yang memiliki keterkaitan erat antara subsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan,” kata Yulia AK.

“Smart farming didefinisikan sebagai sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas,” katanya.

Sebagaimana diketahui, teknologi smart farming antara lain smart green house, fertigasi berbasis internet of things (IoT), unmanned aerial vehicle (UAV), the normalized difference vegetation index (NDVI) dan image processing.