Era Society 5.0, Kementan Bangun Kepercayaan Publik Lewat Humas

oleh -242 views
oleh

BOGOR – Tantangan yang dihadapi sektor pertanian tidak ringan, utamanya selama pandemi Covid-19. Sebab, pertanian harus terus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Untuk membangun kepercayaan publik terhadap kinerja sektor pertanian, Kementerian Pertanian akan menderaskan informasi melalui humas.

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam Workshop Kehumasan Tahun 2022, di Horison Ultima Bhuvana Ciawi, Bogor, 19 sampai 21 Mei 2021. Kegiatan yang mengangkat tema ‘Optimizing Communication for Competing in Era Society 5.0’, peserta terdiri dari Fungsional Pranata Humas, Pengelola Kehumasan, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pengelola Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) lingkup BPPSDMP.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan fungsi kehumasan sangatlah penting.

“Humas adalah perantara sebuah institusi ke masyarakat. untuk institusi pemerintahan, humas harus menyampaikan berbagai kegiatan yang kita lakukan. Dan ini menjadi bentuk transparansi,” tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan tugas utama hubungan masyarakat (Humas) adalah menyebarluaskan informasi.

“Dalam lingkup luasnya, fungsi humas juga menyebarkan informasi menyebarkan data, capaian, menyebarluaskan apa yang kita lakukan, produk, apa yang dilakukan. Jadi sekali lagi tugas utama humas itu adalah menyebar luaskan informasi,” katanya.

Selain itu, Dedi menegaskan jika humas juga harus membangun kepercayaan publik kepada instansi pemerintah.

“Membangun kepercayaan publik kepada kinerja instansi pemerintah. Meyakinkan kepada publik bahwa kita bisa kerja, mampu mencapai tupoksi, mampu mencapai penyediaan pangan bagi 270 juta penduduk Indonesia, mampu meningkatkan kesejahteraan petani, menggenjot ekspor,” katanya.

Dedi menambahkan, meskipun instansi pemerintahan mampu untuk melakukan itu semua, akan tetapi informasi itu tidak sampai ke publik, akan percuma semua yang dikerjakan.

“Berarti Humas itu eviden bagi kita, eviden bagi badan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian. Humas juga sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat. Dengan kata lain humas ini harus menjadi mulut, mata dan telinga pemerintah. Diluar itu juga sebaliknya humas itu juga harus menjadi mulut, mata dan telinga bagi masyarakat untuk disampaikan kepada pemerintah,” katanya.

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu menjelaskan, keberhasilan pembangunan itu ditentukan oleh kemesraan antara pemerintah dan masyarakat.

“Kalau pemerintah dan masyarakat terjalin hubungan yang mesra maka dipastikan pembangunan akan berjalan lancar dan hasilnya signifikan. Begitu pula sebaliknya jika hubungan pemerintah dan masyarakat tidak mesra betapapun hebatnya kinerja pemerintah sulit untuk membangun di sektor apapun,” katanya.

Ditambahkannya, peran dan fungsi humas itu didalam pembangunan pertanian sangat luar biasa. Orang-orang yang berada didalam kehumasan itu adalah orang-orang yang sangat strategis, penting dalam pembangunan pertanian.

“Teruslah melek akan teknologi, pelajari dan terus kembangkan teknologi agar menguasai teknologi untuk hasil yang lebih cepat dan maksimal,” katanya.

Dan jangan lupa yang namanya humas itu bukan hanya bertugas untuk menyebarkan informasi saja, tetapi humas juga harus membangun kepercayaan publik kepada instansi Pemerintah.

“Berarti Humas Badan SDM harus membangun kepercayaan publik kepada badan SDM, humas kementan harus membangun kepercayaan publik kepada Kementan. Jangan sampai gara-gara informasi atau data yang kita sebarkan justru membuat publik tidak percaya, nyinyir dan menganggap remeh instansi pemerintah,” ujarnya.

Dedi juga meminta Humas BPPSDMP harus menjadi mediator antara badan SDM dan para penyuluh, mediator antara badan SDM dan para petani, dengan Poktan, Gapoktan, P4S dan termasuk petani millenial. Selain itu, juga sebagai mediator antara badan SDM dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa.***